7 -- [Bahaya Banget Dia!]

1.9K 45 14
                                    

Proses hukum berjalan.

Besok gue sama Koh Marcus akan mengadakan sesi wawancara dari PBSI mengenai masalah ini.

Gue baru aja selesai latihan.

"Nih."

Koh Marcus memberikan kotak yang sempet dia sita waktu itu. "Ada bukti kuat di sini mengenai kamu."

"Maksudnya?"

"Tonton kasetnya. Ayah kamu terpaksa ninggalin Ibu kamu. Demi kamu dan Ibu kamu."

Gue memutuskan untuk balik ke kamar.

Sesampainya di kamar, gue langsung menonton kaset itu menggunakan laptop.

Ternyata di dalam kaset itu ada masa masa pacaran dari Lee Yongdae dan Ibu gue.

Mereka terlihat bahagia.

Terus mereka menikah. Sepertinya pernikahan tertutup.

'Marcus! Jangan loncat loncatan!'

Gue ketawa saat melihat Koh Marcus saat masih kecil. Lucu banget. "Bu, aku kangen."

Akhir dari videonya saat Lee Yongdae bahagia mengetahui Ibu hamil gue.

Tapi, Ibu gue minta Lee Yongdae untuk pulang ke Korea karena ortu Lee Yongdae tidak menerima pernikahan mereka.

Habis.

Videonya habis.

Ternyata gue udah salah paham sama Lee Yongdae. Sebenarnya dia seneng dengan kehadiran gue.

"Ayah.."

Gue meraih ponsel gue dan mencoba menghubungi Ayah. Ya, gue akan memanggilnya Ayah mulai sekarang dan sampai selamanya.

Nomornya ga aktif.

Astaga.

---

Pagi ini pelatnas geger karena Lee Yongdae membuat sesi wawancara mengenai gue.

Mereka semua menonton pake ponsel masing masing begitupun gue.

"When was the marriage held?" --wartawan

(Kapan pernikahan di adakan?)

"Nineteen years ago, I have to part with my wife because of a problem." --Ayah gue.

(19 tahun yang lalu, saya berpisah dengan istri saya karena masalah)

Ekspresi Ayah gue khawatir banget pas wawancara. Dia mikirin gue banget pasti.

"Is he really your daughter? and what is your response about women who insult your daughter?" --Wartawan

(Apa dia putrimu? Dan apa respon kamu mengenai wanita yang menghina putrimu?)

"Yes, She's my daughter! I don't like anyone insulting my wife and daughter!" --Ayah gue

(Ya, Perempuan itu putriku! Saya tidak suka ada yang menghina istri dan putriku!)

Terharu gue.

Sampai nangis guenya.

"Women who insult your daughter are still underage. Do you want to imprison him?" --wartawan

(Wanita yang menghina putrimu masih di bawah umur. Apakah anda akan tetap memenjarakannya?)

"I will give a lesson that is difficult to forget, namely being in prison!" --Ayah gue

(Saya akan memberikan sebuah pelajaran yang sangat sulit di lupakan untuknya yaitu mendekam di penjara!)

Jahat banget kayak Koh Marcus. Gapapa, aku like kok.

"Are you proud of your daughter?" --wartawan

(Apakah kamu bangga kepada putrimu?)

"I am proud of my daughter!" --Ayah gue

(Saya bangga kepada putri saya!)

Duh.

Airmata gue terus menetes membasahi pipi gue.

"HUWEE AYAHHH!"

Mewek dah gue.

"Yaallah, nih orang langsung mewek aja!" ucap Kak Apri terus meluk gue. "Ayah lo sayang noh sama lo."

"AKU PUNYA IDE GAES!"

Itu Kak Fajar yang teriak.

"LIBURAN KE KOREA GAES! KUY, GA?!" ajak Kak Fajar semangat.

"KUY!"

Kita semua setuju.

---

Malam ini, gue sama Kak Ginting lanjut jalan jalan ke Mall sekalian membeli snack untuk besok.

Ya, besok gue sama yang lain liburan ke Korea.

Fitria juga ikut.

Sehabis belanja belanja snack, gue sama Kak Ginting nongkrong dulu sebentar di starbucks.

"Pesen apaan?" tanya Kak Ginting kepada gue.

"Samain aja."

Kak Ginting pergi untuk memesan sementara gue langsung mainin ponsel Kak Ginting.

Untung ga di kunci.

Iseng iseng buka video.

JRENGG!

Ga nyangka anjing!

Kak Ginting nyimpen video mesum.

Bahaya kalau deket dia.

Dari jauh gue lihat Kak Ginting yang udah selesai memesan. Buru buru gue lock ponsel dia kemudian gue letakkin ke tempat asal.

"Nih."

Kak Ginting meletakkan pesanan gue di atas meja. "Maaf lama, ngantri dulu itu."

"Eh, i--iya. Gapapa kok."

Anjir!

Kok gue ketara takut banget?!

"Aku langsung pulang duluan, ya? Baru inget kalau di suruh pulang kerumah sama Koh Marcus."

"Saya anterin."

"Gausah! Aku bisa naik taksi! Ya, naik taksi mumpung promo!"

Tolol.

Setelah itu gue buru buru ngambil barang belanjaan gue + minuman gue.

"Pamit, Kak. Makasih udah ngajak jalan jalan." pamit gue.

Gue buru buru pergi menghindar dari Kak Ginting. Sejauh mungkin gue lari tinggalin dia.

"Bahaya banget dia!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mesum - GintingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang