Happy reading!~
.
Tidak ada yang salah jika Chandra dijuluki sebagai mahasiswa abadi karena sudah sampai di tahun-tahun kritis ini, Chandra belum juga lulus.
Ini bukan berarti Wanda tidak pernah menasehati Chandra untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Wanda sering melakukannya tapi sekarang ia sudah menyerah. Lelaki itu ada saja alasannya untuk berkilah.
Seperti malam ini.
"Chan, skripsi kamu apa kabar?" tanya Wanda saat melihat Chandra tengah asyik bermain game di sofa.
Chandra yang mendengar pertanyaan keramat itu langsung melempar ponselnya ke atas meja dan buru-buru berbaring, "Chandranya udah tidur." jawabnya dengan posisi membelakangi Wanda dan langsung memeluk bantal sofa.
Ada-ada saja kan tingkahnya?
Wanda yang saat itu tengah membawa semangkuk mie rebus pesanan Chandra langsung berbalik arah, hendak kembali ke dapur, "Oh udah tidur ya. Yaudah deh kalau gitu, mienya dibuang aja."
Satu.. dua..
"Eee--eeeh, jangan dibuang dong sayang. Nanti mie-nya nangis."
Benar kan?
Secepat kilat Chandra sudah berdiri di belakang tubuh Wanda. Tangannya yang panjang berhasil menangkap mangkuk mie yang benar-benar hampir saja dibuang.
"Kamu tuh kebiasaan suka buang-buang makanan."
Meski sudah cukup lama berpacaran, bukan berarti jantung Wanda baik-baik saja setiap kali Chandra berada di dekatnya seperti ini.
Wanda dibuat diam mematung karenanya.
Tentu saja moment ini dimanfaatkan oleh Chandra untuk menghipnotis agar gadis itu lupa dan tidak lagi membahas soal perkuliahannya.
Chandra melingkarkan tangan di sekitar pinggang Wanda. Dengan manja ia meletakan dagunya di pundak sebelah kanan gadis itu, "Wan, kangen."
"Kangen aku omelin maksudnya?"
"Hehehe, kangen disayang-sayang sama kamu."
Chuu~
Chandra mengecup kilat pipi kanan Wanda dan langsung melepaskan peluknya. Ia mengambil mangkuk mie tadi dan kembali menuju ruang tengah, dimana ponsel kesayangannya yang tadi ia lempar berada.
"Aaarrrghh, sial turun peringkaaaattt!!" pekiknya saat kembali pada layar ponsel.
Wanda yang semula masih membeku karena kecupan singkat itu langsung tersadar berkat pekikan nyaring Chandra yang turun peringkat di dalam game.
Dengan jantung yang berdegup cepat, gadis itu berjalan menghampiri Chandra di ruang tengah, "Gak sudi aku sayang-sayangin orang yang kuliahnya gak selesai-selesai."
"Bodo amat deh Wan." ucap Chandra asal karena ia telah fokus kembali dengan gamenya di ponsel.
Otomatis Wanda membulatkan mata, "Hah? Kamu bilang apa barusan? Coba diulang?!"
Chandra tetap bergeming dan hanya fokus dengan ponselnya.
"Chandra Ryan." panggil Wanda sekali.
"Chan-Dra-Ry-An." panggil Wanda dua kali dan Chandra masih bergeming.
"CHANDRA RYAN WIDJAYAAAAA!!!" pekik Wanda dengan nada suara yang naik beberapa oktaf dari sebelumnya.
"Eee—eee iya iya, ada apa sayangku?" jawab Chandra tersadar, gelagapan dan salah tingkah setengah mati. Ia langsung mematikan layar ponselnya dan mendudukinya. Takut kalau Wanda akan menyita ponselnya lagi seperti waktu itu.
YOU ARE READING
Velvet Love
FanfictionSetiap kisah cinta, pasti selalu memiliki rumah tempat di mana hati akan selalu kembali kepadanya. Sama halnya dengan kisah cinta antara Wanda dan Chandra. Tak terhitung berapa kali mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah, namun yang namanya...