Chapter 1

1.3K 113 6
                                    

Selamat membaca!~

.

[Chandra] Wan, pulang. Aku udah di depan.

Wanda menghela nafas setelah membaca pesan singkat yang masuk ke dalam ponselnya. Sheilla yang tanpa sengaja ikut membaca isi pesan itu mengajukan tanya, "Udah baikan?"

Wanda menggelengkan kepala, "Belum."

Dengan malas gadis itu memasukan barang-barang miliknya ke dalam tas, "Ngapain sih ini mantan masih ngatur-ngatur hidup gue."

"Lo-nya juga sih Wan, masih mau aja diatur sama mantan." ujar Irish ikut berkomentar.

"Siapa yang mau sih, kak?" tanya Wanda mengelak.

"Kak Wanda lah. Itu buktinya, langsung beres-beres. Pasti kak Chandra udah nyuruh pulang kan?" kali ini Cherry, yang beda usia satu tahun lebih muda dengannya ikut berkomentar.

Wanda pun tertegun.

Benar juga ya?

Kenapa ia langsung membereskan barang-barangnya setelah membaca pesan yang dikirim oleh Chandra?

Lagi-lagi Wanda menghela nafas frustasi. Frustasi akan dirinya sendiri. Ia menyandarkan tubuh ke sandaran kursi dan mengacak rambutnya dengan asal, "Ahhh, bucin banget sih lo, Wanda!"

Irish, Sheilla dan Cherry terkekeh melihatnya.

Mereka bertiga tau kalau temannya yang satu ini amat sangat bucin terhadap pria yang bernama Chandra itu, padahal ia terbilang cukup sering mengeluhkan hubungannya. Entah apa yang membuat Wanda sampai sebegitu cintanya pada Chandra.

Masih dengan sedikit emosi yang meletup, Wanda melanjutkan, "Ini siapa juga yang kasih tau Chandra kalau gue ada di sini?"

"E---hehehehe, gue." jawab Sheilla pasrah menyerahkan diri.

Wanda mendengus sebal, tapi ada senangnya juga karena setelah seminggu berlalu akhirnya Chandra mencari dirinya.

"Otak sama hati lo gak kompak deh Wan, hahahaha~" ledek Irish tertawa.

Cherry yang bak duplikasi dari seorang Irish ikut tertawa menggoda Wanda, "Otaknya bilang benci, tapi hati selalu cinta. Hahahaha~"

Dua kakak-beradik itu asyik tertawa, sampai Joyce yang baru saja datang menghampiri dan mengabarkan sebuah informasi untuk Wanda, "Kak, pacar lo tuh. Ada di luar."

"Maksud lo mantan gue?"

"Haa? Putus lagi? Perasaan belum lama balikan."

Sontak tawa Irish dan Cherry semakin tergelak.

Memang seperti itulah adanya kisah cinta Wanda dan Chandra. Kata 'putus' seperti tidak ada harga dirinya lagi. Bete sedikit, minta putus. Kesal sedikit, putus.

Belum pernah ada kisah cinta yang semain-main ini.

Sheilla, sebagai yang paling pengertian dan bijaksana di antara para gadis ini memberikan botol air mineralnya pada Joyce yang terlihat kehausan, "Kak Chandra ada di luar?"

Joyce mengangguk sambil meneguk air mineral yang botolnya terlihat berembun itu, "Iya. Lagi nungguin, di dalam mobil."

Sebenarnya Wanda gengsi, tapi sepertinya benar apa kata Irish kalau otak dan hatinya benar-benar tidak kompak.

Wanda gengsi untuk menemui Chandra yang tiba-tiba datang menjemput tanpa diminta, tapi di sisi lain hatinya juga berkata rindu mengingat sudah satu minggu mereka berdua perang dingin.

"Udah sana, gak usah kebanyakan gengsi, samperin aja. Cowok ganteng kayak Chandra jangan dianggurin lama-lama. Nanti kecantol yang lain nangis guling-guling lo." ujar Irish memberi saran namun sedikit ditambahi bumbu 'julid' di akhir kalimatnya.

Velvet LoveWhere stories live. Discover now