03

19 3 0
                                    

Jam istirahat pun berbunyi nyaring,suaranya membuat para siswa bisa bernafas lega setelah berjuang di dalam kelas yang menguras tenaga dan pikiran.

Tapi sebaliknya dengan Nayla,baginya bunyi bel istirahat bisa jadi menjadi awal dari penderitaannya di sekolah. Saat gurunya keluar dari kelas,teman-teman kelasnya mulai mengeluarkan celotehan pedasnya untuk Nayla.

Maka itu setiap hari Nayla selalu membawa bekal ke Sekolah agar dia tidak perlu menginjakkan kaki ke Kantin. Daripada menginjakkan kakinya ke Kantin,ia lebih memilih untuk pergi ke taman belakang sekolah kadang-kadang ditemani oleh satu-satunya sahabat yang ia punya tak lain adalah Syifa.

Nayla menghabiskan sisa jam istirahatnya dengan membaca buku dengan ditemani Syifa. Tapi jangan bayangkan suasana yang tenang,karena jika ia kesini bersama Syifa,maka suasananya akan ramai dengan suara Syifa. Syifa terus bercerita tentang keluarganya ataupun semua kegiatannya kepada Nayla.

Nayla sendiri tidak merasa terganggu dengan adanya Syifa. Malah ia bersyukur masih ada yang mau duduk disampingnya,masih ada orang yang mau membagikan cerita padanya,masih ada orang yang mau mendukungnya padahal keluarganya sendiri pun tak sudi melakukan itu.

"Terus ya Nay...masa tadi pagi Randa ngebangunin aku pake pluitan di dekat telinga aku. Dan aku kaget kan ya, langsung bangun aku sambil teriak kenceng-kenceng".

"Nah sudah itu mamaku datang ke kamar bawa sapu,dikiranya ada maling dikamar,dan yang paling nyebelin Randa malah ketawa ngakak karena udah ngerjain aku sama mama. Padahal masih jam 4 subuh tau Nay". cerita Syifa menggebu-gebu menceritakan adiknya Randa yang berhasil mengerjainya.

"Salah kamu lah fa,kalo kamu nggak mulai ngerjain si Randa,dia nggak bakalan ngerjain kamu balik dan juga kamu sih kebiasaan kalo tidur nggak kunci pintu jadinya dia bisa sembarangan masuk ke kamar kamu kan". Jawab Nayla tanpa menolehkan pandangannya dari buku yang ia baca.

"Ihhh Nayla nyebelin juga kok malah belain si nying-nying kan aku yang sahabat kamu". Protes Syifa

"Aku nggak belain dia fa,tapi aku itu nasehatin kamu biar jangan ngerjain orang terus,tuh kan di kerjain balik malah badmood". Ucapnya dengan sedikit kekehan dibelakang ucapannya.

Terkadang Nayla iri terhadap kehidupan sahabatnya ini yang dikelilingi orang yang dia sayang,sedangkan ia keluarganya saja menganggapnya pembawa sial.
Tapi dia beruntung memiliki Syifa sebagai pemberi warna dalam kehidupannya yang hanya ada warna hitam dan putih saja.

"Sudah mau bel masuk nih,yuk ke kelas fa".
"Ohh iya sampai lupa kalau udah mau bel,yuk nay".

Mereka berjalan berdua menuju kelas dan kembali Nayla merasa sakit hati dengan ucapan teman-temannya.

"Lihat si cupu sok polos itu,nggak kau diri banget,dia pikir dia sebanding gitu sama si Syifa". Semprot Thalita anak kelas XI IPA 4

"Iya lihat nggak tau diri banget dia".
Balas Cindy temannya Thalita.

"Jalan nunduk terus kek nyari uang receh,dan yang paling menjijikkan mukanya itu loh yang sok melas minta dikasihani". Kata Thalita lagi

"Kalo menurut gue itu bukan minta dikasihani tapi jadi pengen tampar tu muka sok dia itu". Ujar Davita

Mendengar celotehan dari Thalita and the genk, Syifa yang sahabatnya Nayla dihina jelas ia tidak terima. Mereka semua tidak tau apa-apa malah menghina Nayla.

"Ehhh... Thalita loe nggak perlu ngurusin hidup gue atau Nayla lagi,ngurus hidup loe sendiri aja yang becus sok mau ngurus hidup orang lagi".

"Syifa sayanggg,bukan gitu maksud gue,maksud gue itu baik ya ingatin loe biar nggak kemakan muka melas si cupu ini". Sambil menunjuk Nayla.

"Itu BUKAN URUSAN LOE THALITA". balasnya.

"Udah deh fa,jangan ditanggapi ,aku nggak apa-apa kok". cicit Nayla.

"Apanya yang nggak apa-apa Nay,fisik loe yang nggak tapi hati loe yang sakit".

"Ayo fa bentar lagi bel loh,jangan ditanggapi lagi ya,ayo....ayo fa".

"Ya udah deh ayo Nay".

"Dan gue peringati sekali lagi jangan ganggu gue dan Nayla". Peringat Syifa pada Thalita.

Setelah masuk kelas,sekarang jam pelajaran biologi yang diajarkan oleh ibu Sarah. Saat ibu Sarah masuk ia tidak sendiri melainkan ada anak laki-laki yang berdiri dibelakangnya.
Ini pasti anak baru yang lagi hangat di bicarakan oleh anak-anak satu sekolahan pikir Nayla.

"Anak-anak perkenalkan ini ada siswa baru pindahan dari Bandung,silahkan nak perkenalkan dirimu". Kata ibu Sarah kepada murid pindahan itu.

"Halo,perkenalkan nama gue Nicko Freedy Raditya pindahan dari SMA Mertada Bandung,gue harap kalian bisa berteman dengan baik dengan gue". Nicko memperkenalkan dirinya dengan diiringi pekikan kecil dari siswa perempuan.

"Lo kok bisa ganteng banget sih,gue mau loh jadi pacar lo kalo mau". celetuk Jeslin.

"Ehh upil angsa jangan kebanyak ngimpi lo,mana mau Nicko sama lo,mending juga sama gue yang cantik seksi lagi ya kan Nicko?". Ucap Laura diiringi kedipan manjanya kearah Nicko,dan Nicko pun membalas dengan senyuman tipis.

"Udah kalian ini ribut aja kerjaannya,Nicko sekarang kamu duduk disebelahnya Rando ya".

"Sekarang kita mulai pelajarannya ya". Lanjut ibu Sarah

Bel istirahat kedua pun berbunyi sangat nyaring ditelinga para siswa SMA Bhakti Guanna. Nicko pun diajak oleh Rando untuk ke Kantin bersama,sekaligus untuk mempertemukan Nicko dengan para sahabatnya.

"Nicko kenalin ni teman-teman somplak gue haha". Kata Rando waktu memperkenalkan sahabat-sahabatnya kepada Nicko,diiringi gelak tawanya.

"Gue Nicko,salam kenal".

"Gue Satria dan ini teman saya Gevon". Ucap Satria menirukan suara tokoh animasi upin dan ipin.

"Betul...betul...betul". Lanjut Gevon.

"Hahaha betul ternyata teman-teman lo emang somplak ya do haha". Tawa Nicko.

"Ya gitu deh,ini baru seperbagian dari kegilaan yang biasa mereka buat berdua".

"Ihh si abang jahat banget sama adek,kok adek dibilang gila sih bang,sakitnya tuh disini". Tunjuk Gevon di dada kirinya sambil menyanyikan lagu dangdut sakitnya tuh disini,yang bikin Nicko,Rando,dan Satria memasang muka ingin muntah.

"Anjirr jijik gue". Kata Nicko.

Dari arah pintu kantin terdengar suara ribut yang menarik perhatian Nicko.

BRUKKK
"Awas ya ,semua karena lo ya cupu,gue jadi di panggil ke ruang bk !!!".
Ucap Thalita sambil menjambak rambut Nayla

"Aku nggak tau apa-apa Tha,tadi pak Darto cuma nanya ke aku, lihat kamu apa enggak,dan tadi aku lihat kamu ke arah taman jadi aku kasih ta pak Darto". Jelas Nayla.

"Alah,gak usah ngeles lagi lo, lo pasti sengajakan ngadu ke pak Darto kalo gue merokok di tam...". Belum selesai berbicara ada suara yang memotong ucapan Thalita.

"Hmm,hai gue Nicko,maaf ya kalo gue ganggu tadi gue lihat pak Darto mau lewat sini ,jadi kaian mendingan bubar sebelum ketahuan".

"Serius lo,awas ya cupu,gue akan bikin perhitungan lagi sama lo". Kata Thalita,sembari pergi meninggalkan Nayla yang menahan tangisnya.

"Makasih ya udah bantu aku,tapi nanti jangan bantu aku lagi ya, takutnya kamu bakalan di jahatin sama mereka". Cicit Nayla sangat pelan sampai hampir tidak terdengar oleh Nicko. Nayla pun berjalan menjauh dari kantin.

"Cantik juga tu cewek,siapa ya namanya". Ucap Nicko dalam hati sambil tersenyum tipis.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Want To Be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang