Chapter 23
RevealedMobil berhenti di depan sebuah coffee shop yang lumayan ramai. Pengemudi itu kini menoleh ke samping pada wanita yang menggendong bocah tiga tahun itu. Wendy bertanya-tanya mengapa Taehyung tiba-tiba berhenti di sana sampai pria itu angkat bicara.
"Pesan sesuatu dan tunggu di sana sampai aku kembali!"
Wendy tertegun. Pemuda itu benar-benar tidak ingin membawa Wendy dan Hansae menemui JK. Perempuan itu jelas khawatir tapi ia tidak bisa mengambil risiko lain. Ia akhirnya turun dan menyaksikan Taehyung melajukan mobil lantas menghilang dari pandangan.
Bangunan sekolah itu benar-benar seperti sampah. Beberapa bagian juga sudah roboh. Dengan langkah mantap Taehyung menggerakkan kakinya. Ia berhenti seketika ketika didengarnya langkah kaki yang membersamai miliknya.
Taehyung menoleh, di belakangnya ada seorang pria yang mengenakan masker mengarahkan pistol padanya. Ia tidak gentar sedikit pun seiring ia kembalikan arah pandangnya ke depan.
"Jalan!" kata pria di belakang memberi instruksi.
Dengan instruksi pria itu, Taehyung mulai memasuki bangunan sekolah, koridor demi koridor.
"Apa kau tahu siapa JK itu?" tanya Taehyung belum menghentikan langkah kakinya. Tidak terdengar jawaban.
"Kenapa kau bekerja untuknya?" tanyanya lagi. "Apa yang dia janjikan padamu?"
Mereka berhenti di sebuah persimpangan koridor. Suasana begitu hening hingga hanya terdengar suara pria itu mengemasi pistolnya. Taehyung kini menoleh pada pria di belakangnya.
"Apa dia yang membebaskanmu dari tahanan?" Taehyung melayangkan tatapan tajam. Meski pria itu mengenakan masker tetapi sorot matanya adalah kunci. Sejak awal Taehyung sudah menyadari bahwa pria itu tak lain adalah adik tirinya.
Nakamoto Yuta.
Awalnya Taehyung juga tidak menyangka jika Yuta adalah orang yang akan mengarahkan pistol padanya. Taehyung ingin tertawa, pria bernama JK ini tidak main-main. Dia ingin mengambil semua orang dari Taehyung.
Yuta berbalik setelah menginstruksikan Taehyung mengambil koridor sebelah kiri. Pria itu berjalan keluar.
"Jika kau tidak tahu siapa JK, akan kukatakan!" ucap Taehyung sebelum meneruskan langkahnya.
Ruangan itu gelap, hanya ditemani lampu redup yang siap mati kapan saja. Debu juga hinggap di sana sini menjadi simbol berapa lama sekolah itu ditinggalkan. Hatinya kelu melihat Sana diikat di sebuah kursi dengan penampilan yang berantakan. Ia hanya berharap tidak terjadi hal buruk sebelum ia datang.
Pintu tertutup dan Taehyung menyadari ada satu lagi pria yang menemani JK. Ia juga menodongkan pistol pada Taehyung.
Hal yang membuat Taehyung sakit adalah netra Sana yang memandangnya dengan berkaca-kaca.
"Kim Taehyung!" seru JK, pria yang berdiri di samping Sana. "Kau sembunyikan di mana bocah itu?"
"Kau tidak akan mendapatkannya!" JK tertawa.
"Lalu dengan apa kau menebus calon istrimu, hmm? Apa itu dengan nyawamu?" tanya JK. "Romantis sekali."
"Lepaskan dia! Kita bicara baik-baik soal Hansae!" Taehyung mengambil langkah ingin membebaskan Sana tapi ia terhenti saat JK mengarahkan sebilah pisau di leher Sana.
"Hmm, bicaralah di situ!" kata JK.
"Kalau kau mau Hansae, pertama kau harus jadi ayah yang baik untuknya," jelas Taehyung memulai negosiasi. "Tapi apa itu bisa kau lakukan? Namamu bahkan tidak tercatat di akta kelahiran Hansae."
YOU ARE READING
Marionette Better Half
Fanfiction[Completed] Hanya Taehyung dan dewi kabinnya, Minatozaki Sana.