0 : 1

39 5 3
                                    

Matahari telah terbit dari ufuk timur, kicauan burung menyapa indahnya hari baru dengan semangat baru tuk memulai rutinitas sehari-hari. Kedua maniknya menatap datar pada isi dari berita harian, kembali tentang sebuah kasus pembunuhan membuat para masyarakat menjadi ketakutan dan bahkan para polisi maupun detektif kewalahan dengan semua misteri dalam kasus tersebut. Siapa manusia yang sekejam ini dalam membunuh manusia lainnya?

"Selamat pagi, berita tentang kasus pembunuhan kembali?"

Suaranya memecahkan keheningan dalam acara untuk sarapan bersama. Ibunya mengangguk dengan tatapan mata terselip ketakutan ketika berita kembali menayangkan tentang kasus pembunuhan, bahkan dirinyapun merasakan mual ketika salah satu polisi dan detektif menjelaskan jika kematiannya begitu sadis ; tubuhnya dibakar sampai mengosong, pahanya berlubang, tubuhnya terbelah menjadi dua bagian dan terakhir jantungnya tidak ada ditempat seharusnya– justru jantung milik korban ditempelkan pada dinding kamar dengan dilumiri oleh cairan akohol.

"Ayah tidak mengerti apa tujuan dari pelaku dalam motif pembunuhan ini. Kasus keberapa kalinya ini?"

Dia menatap serius pada wawancara berita, kedua matanya membola sempurna ketika melihat bila salah satu gurunya menjadi korban dalam misteri pembunuhan ini. "Ini membuat masyarakat panik akan ketakutan dan ayah juga ibu tau? Korbannya adalah salah satu guruku yang mengajar disekolah."

Sontak mereka berdua menatap cemas pada kedua putra mereka. Meskipun, mereka mampu untuk menjaga diri karena berhasil menguasai beberapa bela diri, namun tidak menjamin bila mereka tidak akan menjadi korban selanjutnya– terutama kini kasus itu telah masuk kedalam area lingkungan sekolah kedua putranya.

"Tsk, tenanglah kedua putra kalian ini menguasai bela diri. Taehyung maupun Mingyu akan saling menjaga satu sama lainnya."

Taehyung tersenyum sementara adik tak kalah tampannya memberikan tatapan meyakinkan. Mereka tak mau membuat kedua orangtuanya menjadi merasa khawatir karena salah satu guru mereka menjadi korban dalam kasus pembunuhan tersebut.

"Ayah percaya kalian berdua untuk saling menjaga satu sama lain. Bukan bertengkar selalu!"

Mingyu tersenyum, dengan tatapan polosnya menatap kearah sang kakak. "Bukan aku duluan memulai perkelahian tapi salahkan Taehyung- Hyung yang menggangguku!"

"Hey! Apa salahku? Aku bahkan sama sekali tidak menganggumu!" Protes Taehyung.

"Sudahlah kalian berdua selalu saja bertengkar, ayo sarapan atau nanti akan terlambat masuk sekolah! Benarkan yeobo?"

Chanyeol mengangguk menanggapi pertanyaan Baekhyun, meskipun seluruh anggota keluarga akan sibuk dengan pekerjaan mereka namun tak membuat suasana mendingin ataupun menjadi canggung. Mereka bahkan akan selalu menyempatkan waktu luang untuk berbagi cerita bersama, entah tentang pekerjaan ataupun keluh kesah dalam sekolah. Bukankah mereka keluarga hangat?









Dia melangkah cepat menuju kelasnya berada dilantai dua, kepalanya dia tundukkan tanpa berani menatap pada seluruh senior didalam sekolahnya berada. Matanya memandang pada lantai marmer yang dingin, kedua telinganya menangkap sebuah berita mengejutkan datang dari salah satu guru yang mengajar pembelajaran bahasa Inggris tewas mengenaskan akibat pembunuhan. Seringai terukir pada wajah manisnya yang tertutupi oleh kacamata kuno dengan pakaian khas anak culun— mereka semua terlalu bodoh untuk mengetahui siapa sebenarnya dia, siapapun yang telah membuat kehidupannya memburuk maka dirinya tidak akan pernah diam ; membalas seluruh perbuatan mereka dengan menyakitkan.

"Berhenti disana anak culun. Telinga milikmu masih berfungsi bukan untuk mendengarkan diriku?"

Langkahnya terhenti oleh suara yang falmiliar untuknya, kepalanya mulai mendongak– kedua retina matanya menangkap seorang wanita berparas cantik yang mempunyai banyak para penggemar disekolah ini. Kedua mata miliknya memandang wanita tersebut akan penuh ketakutan, namun mereka tidak mengetahui bahwa ada terselip tatapan mengerikan seolah dirinya baru saja mendapatkan mangsa untuk dia mainkan dan siksa.

"Iya sunbaenim?"

Bae Suzy, dia tersenyum ketika melihat name-tag wanita tersebut, membuat wanita tersebut menatap dirinya sinis dan angkuh– seolah berpikir bahwa ia menyukai dirinya.

"Kau menyukai pesonaku? Terpikat dengan diriku? Maafkan saja ya Jeon, kau sama sekali bukanlah manusia yang dapat membuatku tunduk pada dirimu."

Oh benarkah Mrs. Bae? Dia tertawa licik dan menakutkan didalam hatinya ketika mendengar kalimat merendahkan untuk harga dirinya. Ia tersenyum tipis, Mari kita buktikan apakah dia akan tunduk ketakutan dan memohon ampunan atau tidak? Pikirnya menyenangkan.

"Bukan saya tertarik kepada anda. Tapi saya tersenyum sebagai bentuk dari formalitas belaka. Mengapa anda berpikir bahwa saya tertarik kepada diri anda?"

Dia tersenyum puas ketika melihat, bagaimana wanita angkuh dihadapan dirinya memerah wajahnya akibat rasa malu ataupun rasa amarah yang perlahan siap meledak. Memuaskan hawa nafsu membunuhnya ketika dia melihat amarah wanita tersebut.

"Sialan kau! Apakah aku harus membuat dirimu malu dihadapan publik umum?"

"Dan bisakah anda sebagai seorang senior mencontohkan hal yang baik untuk para junior?"

Suara berat dengan nada menusuk itu memasuki kedua telinganya, membuat seluruh siswa ataupun siswi disana terkejut dan menunduk– sama sekali tidak berani untuk menatap pada salah satu pangeran sekolah mereka yang telah mengeluarkan aura dominan dan menakutkan pada atmosfir. Dia hanya terdiam mendengarkan, pikirannya berkecamuk ; siapa yang tadi berusaha untuk membuat wanita picik ini terdiam malu?

"Taehyung? Tidak maksudku, junior ini telah membuatku malu dihadapan para umum dan—,"

"Bukankah dirimu yang memulainya dan menyalahkan dia? Dimana otak milikmu?"

Dia masih terdiam tanpa mau ikut campur kedalam masalah antar model cantik mempesona dan pangeran sekolah yang dingin. Otaknya perlahan mulai menjalankan sebuah rencana untuk memberi hukuman bagi wanita angkuh dihadapannya. Seringai tipis tanpa mereka sadari terukir pada wajah manisnya.

"Maafkan saya, tapi saya harus segera memasuki kelas–,"

"Akan aku antar."

Pernyataan dengan nada dingin, tajam dan menusuk tanpa mau terbantahkan dia tangkap dari intonasi. Mengumpat pada pemuda tersebut karena mampu membuat dirinya merasakan kekesalan dari dalam drama antar para seniornya.

"Tidak usah untuk mengantar saya, karena jara–,"

"Tidak ada bantahan apapun."

Dalam hati menyumpahi seniornya ini karena membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Meskipun seniornya ini tampan dan mempesona, namun ia tak akan lebih dari bajingan bukan? Ia tersenyum sinis ketika mendapati perlakuan baik namun penuh akan kepalsuan. Atau justru dirinyalah yang berpikiran buruk?















•••

TBC

Tadinya mau ambil Bae Irene cuma kepikiran Bae Suzy, why not?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind the Mask ; TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang