Chapter 02

1.8K 158 52
                                    

Ali Rexin William. Pria yang kini berusia 18 tahun dan memasuki kelas 3 SMA adalah pria dengan wajah tampan yang banyak digemari oleh para kaum hawa. Rahang yang tegas, bibir yang merah alami dan menggoda juga dada yang bidang tegap sangat pas untuk tempat bersandar. Terlahir dari keluarga William yang notabennya adalah keluarga yang mempunyai perusahaan barang branded dan pertambangan emas dan berlian menjadi nilai plus untuk Ali. Keluarga William adalah keluarga billionare yang mungkin kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan. Bahkan keluarga ini adalah keluarga terkaya no 1 hingga tak heran banyak kaum hawa yang menginginkan menjadi istri Ali agar dapat menjadi menantu keluarga ternama.

Siapa sangka, jika sifat dingin yang Ali tujukan diluar sana justru akan berbanding terbalik bila sudah dihadapkan dengan keluarga dan gadis yang ia cintai yang selama ini tinggal bersamanya. Gadis yang 3 tahun lebih muda darinya ini ternyata sudah mampu memikat hati Ali saat gadis tersebut masih bayi dan Ali yang baru berusia 3 tahun saat itu.

Adalah Prilly Amara. Gadis polos yang berhasil meluluhkan dinding pertahanan Ali. Prilly adalah anak dari mendiang supir keluarga William. Ayah Prilly bekerja pada keluarga William saat dirinya masih muda. Bahkan, saat ayah Prilly menikah keluarga William-lah yang mengurusi semua biayanya. Karena diantara semua pekerja Mansion William, ayah Prilly-lah yang paling lama mengabdi pada keluarga William hingga tak heran jika ayah Prilly sudah dianggap seperti anggota keluaganya sendiri termasuk Prilly.

Nenek Ali yaitu Rose mempunyai 7 orang anak dan daddy Ali adalah anak pertama. Diantara ketujuh anak Rose, tidak ada satupun perempuan yang Rose lahirkan. Semua anak Rose Berjenis kelamin lelaki sehingga semua menantu keluarga Stewart --Keluarga Rose-- sangat dijaga ketat karena hanya mereka lah perempuan diantara ketujuh anaknya. Gen yang sangat kuat pada lelaki tersebut ternyata turun pada anak-anaknya sehingga lelaki tampan dalam keluarganya bertambah. Namun, kerap seringkali Rose merasa sedih karena ia begitu menginginkan seorang cucu perempuan hingga pada akhirnya semua terlihat antusias saat bunda Prilly melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat menggemaskan. Sehingga tak heran, jika saat ini Prilly sangat disayangi oleh semua anggota keluarga Stewart, keluarga William dan semua keluarga anak Rose.

Kemana bunda Prilly? Mengapa ia tak ada? Nanti akan dijelaskan.

"Cape?" Tanya Ali saat melihat keringat pada dahi Prilly.

Prilly menggeleng antusias sembari menatap Ali berbinar.

"Enggak. Prilly pengen main lagi," Prilly tahu bujukannya pasti akan sia-sia karena pasti Ali akan melarangnya.

"enggak. Kita pulang."

Prilly sudah tebak itu. Dengan bibir yang mengerucut ia pergi meninggalkan Ali menuju mobil milik pria itu. Ali terkekeh ketika menyadari bahwa gadisnya ini sedang dalam mode ngambek.

"Marah, hm?" Ali bertanya lembut saat sudah berada dihadapan Prilly yang menunggunya disamping mobil.

Prilly membuang muka.

Ali menggeleng geli dan membukakan pintu untuk Prilly masuk dengan meletakan tangannya pada kepala Prilly saat gadisnya itu menunduk memasuki mobil. Setelah memastikan gadisnya telah masuk, Ali memutari mobil dan duduk dikursi penumpang. Ali melihat pergelangan tangannya yang terdapat jam tangan yang diperkirakan harganya seharga dengan 3 pasang sepatu branded. 17.21. Ternyata sudah mau malam.

"Sebelum pulang, kita makan dulu ya. Mau makan apa?" Ali melajukan mobilnya sembari melontrakan pertanyaan pada Prilly. Namun, sang empu yang ditanya hanya bergeming tak menjawab.

Ali menoleh dan terkekeh menyadari bahwa kesayangannya ini sedang marah padanya.

"em jadi mau marah aja nih? Yakin?" Ucap Ali sambil sesekali melirik Prilly jahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang