"abim."
"ya, anggi?"
sama intonasi, namun berbeda cara dan nama yang diucapkan.
"enggak."
"eh?"
anggi tersenyum, melihat sang sobat yang sedang duduk disampingnya itu.
"mau ngomong apa, nggi?"
anggi menggeleng, "gak jadi."
"kebiasaan, kamu. kalau gitu, pulang?" tanya sang adam sembari mengulurkan tangan.
sang hawa mengangguk, menerima uluran tangan lembut itu, "tentu."
"nggi."
"ya, bim?"
"enggak."
"ih kamu, kok ngikutin."
"kamu tuh. gak pernah cerita sama aku. sudah kenal tiga tahun masih saja sembunyi-sembunyi," jawab abimanyu yang netrannya fokus melihat kedepan tetapi kaki sibuk menggayuh pedal sepeda.
"halah kamu, dua tahun saja bangga. dulu, aku juga punya teman, sudah kenal tujuh tahun. tapi malah menghi-"
"kenapa nggi? temanmu kemana?"
"ah gak jadi, lupakan."
dia pergi begitu saja bim. pergi, lalu menghilang.
"nggi."
"kenapa lagi, bim?"
"kamu tahu lagu 'kan?"
"enggak."
"aku serius."
"gak mungkin 'kan aku gak tahu apa itu lagu. aneh saja deh kamu."
abimanyu mengedikkan bahu, "kalau kamu tahu lagu ini. mungkin liriknya seiras dengan apa yang ada dipikiranmu."
"apa?" tanya anggi, yang juga menggayuh pedal sepeda dibelakang abimanyu.
"embun di pagi buta, menebarkan bau asa. detik demi detikku hitung, inikkah saat ku pergi."
"a-aku, tahu lagu itu."
"kurasa, teman lamamu pergi. mungkin kembali, tapi tak ingin dikenali."
"maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
cakrawala
Romanceft.┊lee jeno. ❛hanya sebatas aksara, yang melihat cakrawala. dibalut perasaan duka, untuk sang alam semesta.❜ 0402 Ⓒjupitaekim, 2O19