Telat

73 9 0
                                    


Wanita itu bergegas dari rumah,berjalan menuju SMA taruma jaya tempat dia menuntut ilmu. Dia berlari tergesa-gesa karena jam menunjukan pukul 7 kurang 5 menit, tidak peduli dengan lingkungan dia terus berlari, hingga akhirnya sampai.

"Selalu saja telat,sampe saya bosen liat kamu telat mulu setiap hari" ucap sang penjaga sekolah sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Yah telat lagi ya pak"mengatur nafasnya yang terengah-engah. diam sejenak. lalu melanjutkan perkataannya "berapa jam lagi pak, saya bisa masuk kelas?"

Penjaga sekolah itu menepukkan kelima jarinya ke Kapala. "Maaf, hampir aja saya lupa bukain gerbangnya" dia membukakan gerbangnya agar seorang Sherly bisa masuk ke dalam kelas.

Wanita itu langsung masuk dan berlari menuju kelas, hampir saja dia lupa bilang terima kasih. Sherly menoleh ke arah pak reno sang penjaga sekolah. "Terima kasih pak!" Dia teriak karena keberadaannya yang sudah lumayan jauh dari pak reno.

Sampai di depan pintu kelas, Sherly menunduk malu karena telat, walaupun dia memang sering sekali telat. Semua pandangan mengarah padanya. "maaf bu, saya telat lagi" ucap Sherly gemetar karena sekarang dia sedang berhadapan dengan guru killer di sekolahnya.

Bu Fiela kali ini mengubah posisinya yang sebelumnya duduk menjadi berdiri tegak, menatap lurus memandang Sherly yang masih di depan pintu kelas. "Keliling lapangan 10 puteran. Sekarang!" Bentak bu Fiela, hingga seiisi kelas terdiam karenanya.

Sherly ternganga karena membayangkan dia bisa pingsan kalo harus muterin lapangan 10 kali. Menatap kedua mata gurunya. "baik Bu!" Membalikkan badan kemudian lari ke arah lapangan.
                                  

10 puteran sudah dilakukannya. Sherly kembali ke kelas, duduk di bangku paling belakang. Beberapa pasang mata memandangnya, lalu kembali melanjutkan pembelajaran.

Mifta, teman yang duduk disampingnya itu menjambak kasar rambut Sherly. Disusul dengan Kirana yang menarik kasar tangan Sherly agar berdiri. "Mau kalian apa,sih?" Kini Sherly angkat bicara.

"Gue mau lo keluar dari sekolah ini!" Bentak Mifta kasar kepada Sherly. "Heh, lo nyadar gak sih,lo itu sampah disini! Udah jelek gak berguna juga." Kali ini Kirana yang bicara sambil mendorong keras pundak Sherly.

Tidak seorangpun berani melawan Mifta dan Kirana. Mereka yang ada di kelas hanya menontoni pembullyan itu, dan sesekali mereka menertawakan Sherly juga menyetujui perkataan dua ratu bully itu. 

Sherly yang merasa sakit hati hanya dapat terdiam dan menangis. Menahan rasa sakit. dia akhirnya pergi ke toilet, Kemudian bercermin. "Muka gue emang jelek, gue pantes dibully kayak gini" menatap wajahnya. "Gue harus berubah. Gue harus cantik".

Sherly ingin sekali memiliki wajah yang cantik agar tidak perlu ada yang buang tenaga untuk membullynya. Berkali-kali dia pindah sekolah tetap saja selalu ada yang membullynya, namun kali ini keinginannya bulat tidak mau pindah dari SMA taruma jaya.

Kurang lebih alasan mengapa Sherly tidak ingin pindah dari sekolah itu, ya karena Azka. Cowok yang di idamkan sejak dia masih berumur 9 tahun. Mereka dulu tinggal satu kompleks waktu Azka masih tinggal bersama kakeknya, sejak kakeknya meninggal dia pindah rumah bersama orangtuanya.

Sewaktu Sherly baru pindah ke SMA taruma jaya, dia sangat senang karena melihat keberadaan Azka disana, ya walaupun mereka beda kelas, karena Azka 1 tahun lebih tua darinya.dia berfikir akan menyenangkan sekolah disini. Namun ekspetasinya kali ini salah besar, dia selalu saja dibully oleh teman-temannya karena wajahnya yang jelek.


~~~

Tidak terdapat jadwal publish/up.
Up kalo saya lagi gak sibuk aja:D

MY DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang