Start

219 22 2
                                    

T̤̈ḧ̤ë̤ S̤̈ë̤c̤̈r̤̈ë̤ẗ̤


'rahasia' itu ada untuk disimpan rapat kan? Selalu ada alasan mengapa rahasia itu disembunyikan. Sama seperti mereka. Bertingkah seolah tidak ada apa-apa namun kenyataan malah sebaliknya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kehidupan seorang namja berwajah manis mirip tupai itu terlihat biasa, normal. Sama seperti kebanyakan anak seusia nya. Menjalani kegiatan sekolah, bermain bersama teman-temannya, mendalami hobi nya, dan hal umum lainnya yang juga dilakukan oleh remaja sepertinya.

Seperti hari ini, ia baru saja turun dari sebuah bis di halte dekat sekolah nya. Ia berjalan santai menuju sekolahnya yang hanya ditempuh kurang dari lima menit berjalan kaki dari sana. Dengan seragam yang rapi serta tatanan rambut yang juga terlihat rapi ia berjalan dengan percaya diri. Senyum ramah nya selalu ia perlihatkan pada orang-orang disekitarnya, tipe orang yang ceria dan ramah.

Hampir semua siswa di sekolahnya mengenal sosok jisung. Baik adik kelas maupun senior nya di sana. Bukan karena ia populer, namun karena ke-ramahan nya pada semua orang. Sikapnya yang mampu menerima hal baru dalam hidupnya membuat ia memiliki banyak kesan baik yang melekat padanya.

Jisung juga berada di keluarga yang sangat berkecukupan. Ia bisa saja di antar jemput oleh supir pribadi keluarganya jika mau. Tapi ia tidak mau seperti itu. Ya, keinginan nya itu mutlak. Sesuatu yang ia inginkan harus ia dapatkan. Keras kepala? Benar. Itu salah satu nilai minus pada sosok han jisung- si murid ramah. Meski banyak sekali hal baik dalam dirinya, tetap saja ia memiliki kekurangan juga. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jisung salah satunya.

--------------------- °° ---------------------
--------------------- °° ---------------------

Di lain tempat terlihat seorang namja tampan yang tengah mengendarai mobil sport merahnya dengan kecepatan sedang. Ia tidak perlu terburu-buru. Masih banyak waktu yang tersisa sampai bel masuk sekolah berbunyi. Ya, namja itu masih berstatus pelajar. Seragam yang ia kenakan bisa dibilang cukup rapi. Namun tetap saja ia tidak se rapi seharusnya seorang murid sekolah kelihatan nya. Ia hanya memakai kemeja putih dan tidak memakai blazzer khas sekolahannya. Yang ia pakai jaket abu-abu dengan kupluk berwarna putih bersih. Tatanan rambutnya yang ia biarkan sedikit berantakan menambah kesan 'tampan' pada dirinya. Earphone putih yang selalu terpasang di telinga nya masih memutar lagu yang akhir-akhir ini selalu ia putar. Sorot mata tajam miliknya masih fokus ke jalanan di depan sana.

Hingga pada lampu merah di persimpangan jalan ia berhenti. Mengalihkan pandangannya pada ponsel pintar nya dan mengetik sesuatu. Lalu sedikit tersenyum simpul dan kembali menyimpannya. Sedikit menghela nafas sejenak lalu kembali melajukan mobil sport merah itu ketika lampu lalu lintas kembali berwarna hijau.

---------------------- °° -----------------------
---------------------- °° -----------------------

Kedua kaki nya tidak bisa diam sedari tadi. Mengetuk-ngetukan kedua kakinya sebal karena seseorang yang ia tunggu masih belum juga datang. Ia sudah menunggu di depan rumahnya lebih dari 15 menit lalu. Tidak biasanya orang yang ditunggu nya telat menjemput.

Sudah berkali-kali ia melihat ke arah jam tangan nya. Terhitung sudah 20 menit ia menunggu. Pandangan nya langsung teralihkan saat melihat sebuah mobil memasuki halaman rumahnya. Ia masih menggerutu pelan ketika dilihatnya seseorang di dalam mobil menurunkan kaca jendela mobilnya.

Ia tersenyum teduh namun dengan raut wajah yang menyiratkan rasa bersalah karena telah membuat orang itu menunggunya.

Tanpa berkata apapun namja yang sedari tadi sibuk menggerutu langsung masuk ke sebelah kursi kemudi dengan sedikit membanting pintu mobilnya hingga tertutup rapat.

Si pengemudi sedikit meringis menatap namja disampingnya. Baru saja ia akan memulai pembicaraan padanya untuk sekedar meminta maaf, namja di sampingnya langsung menyuruhnya untuk segera melajukan mobil itu dengan nada kesal yang begitu kentara.

Mau tidak mau si pengemudi itu menuruti kemauan nya, jika tidak bisa habis kena amukannya. Ia sudah bertekad sesampainya di tempat tujuan mereka nanti, ia akan langsung melancarkan aksi meminta maaf nya pada namja itu.

---------------------- °° -----------------------

Bola basket itu masih ia mainkan dengan malas tanpa semangat sedikitpun. Sungguh ia sedang dalam mood yang buruk saat ini, mengingat suatu hal yang terjadi beberapa saat lalu.

Ia merasa kesal saat melihat kekasihnya lebih memilih berangkat dengan orang lain daripada dengan dirinya. Sebenarnya siapa kekasihnya yang asli.

Lapangan basket indoor itu sudah menjadi tempat berkumpul dirinya bersama temannya yang lain. Dan saat ini ia sedang menunggu teman-temannya-juga kekasihnya di tempat itu yang belum juga sampai hingga sekarang.

Pandangan kesalnya beralih ketika mendengar suara pintu lapangan indoor itu terbuka. Dilihatnya sang kekasih- dan orang menyebalkan baginya- baru saja memasuki lapangan indoor itu dengan masih mengobrol satu sama lain tanpa menghiraukannya. Ayolah, ini masih pagi dan ia sudah di acuhkan oleh kekasihnya sendiri karena kehadiran orang menyebalkan- menurut nya- Itu.

Dengan malas ia memutar-mutar bola basket itu di ujung jarinya berusaha tidak menghiraukan dua orang yang baru masuk itu. Ia masih mencoba mereda kan rasa kesal nya.

Tapi pelukan tiba-tiba yang di rasa kan oleh nya membuat ia menjatuhkan bola basket yang tengah ia mainkan.

Menoleh ke sisi kiri nya dan menemukan sang kekasih yang kini tengah memeluk nya seraya tersenyum manis pada nya.
Jika sudah begini, rasa kesal nya lenyap begitu saja. Melihat kekasih nya bertingkah begitu manis membuat nya luluh.

----------------------- °° ------------------------

Seorang namja terlihat sibuk dengan beberapa kertas di meja nya. Ia dengan serius membaca nya sampai tidak sadar ketika seseorang memasuki ruangan itu. Namja itu terlalu fokus pada kegiatan nya tadi.

Seseorang yang baru masuk itu sedikit tersenyum dan menepuk pundak namja tadi dengan pelan, berusaha mengalihkan atensi nya. Dan itu berhasil. Namja tadi menoleh pada seseorang itu dan sedikit terkesiap. Membuat orang yang menepuk nya tadi terkekeh lucu.

" simpan dulu kertas-kertas itu, hyung. Kita harus kesana sekarang "

Namja yang dipanggil 'hyung' itu mengangguk kecil seraya tersenyum. Ia beranjak dari duduk nya dan berjalan keluar ruangan itu bersama orang tadi.


















next? Or no?
- aqueella

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang