Ada tiga hal yang selalu berhasil membuat Aleirra berdebar .
Ujian , perlombaan piano dan... Aksa .
Aksara athalla putra . satu-satunya pusat perhatian Aleirra . mereka sudah bersahabat 10 tahun lamanya . Aleirra seakan memiliki indra keenam jika menyangkut Aksa , semua hal yang Aksa lakukan , kesukaannya , siapa saja perempuan yang menyukainya atau bahkan siapa perempuan yang disukai Aksa. Salah satunya adalah tasya . dan sekarang seperti biasa Aleirra akan menunggu Aksa selesai latihan basket agar mereka pulang bersama .
"Ale , lo pulang duluan aja gue masih lama . "
" gapapa Aksa , aku tunggu aja sekalian baca buku " ucapnya sambil tersenyum . Aksa hanya mengangguk dan melanjutkan latihannya.
Setelah 15 menit menunggu , akhirnya Aleirra dan Aksa menuju parkiran yang sudah sangat sepi. Hanya tersisa motor Aksa dan dua motor lainnya yang pasti milik anak eskul basket seperti Aksa . Aleirra sudah memegang helm ketika Naya tiba tiba datang menghampiri mereka .
"Sa , duh gue boleh minta tolong gak ? si Tasya kakinya terkilir waktu lagi latihan cheers lo bisa anterin dia pulang gak? " Aksa memandang Aleirra sesaat lalu mengangguk .
" Al , lo pulang naik grab aja ya, gue pesenin . gue harus nganterin Tasya . lo gapapa kan? "
" eh, i...iya gapapa kok . nanti aku pulang sendiri aja " ucapnya sambil memaksakan senyuman .
" yaudah , gue masuk nyamperin tasya dulu , hati hati ya" ucapnya lalu berlari masuk ke dalam .
Sambil tersenyum Aleirra berkata pada dirinya sendiri, " gapapa Ale , kan Aksa mau bantu orang lain masa gak boleh .sisi baiknya Ale jadi bisa jalan jalan sore sekalian olahraga ."
000
"Assallamu Alaikum , bunda . Ale pulang .""Wa Alaikum Sallam . loh kamu pulang sendiri ? gak sama Aksa ?"
" Aksa lagi bantu temen yang kakinya terkilir Bun, kasihan ."
"ohh, yaudah ganti baju dulu gih sana ."
"iya , bun . hari ini gak ada jadwal les, kan?"
"engga ada , sayang ."
" yaudah , Ale keatas dulu ya , Bu"
Sesampainya dikamar , Aleirra merebahkan tubuhnya di kasur .tangannya sibuk memainkan game piano tiles di ponselnya . Aleirra rindu bermain piano . waktu seakan berhenti saat ia bermain piano , karena hanya piano yang bisa merubah mood buruk Aleirra menjadi lebih baik .
Aleirra mencintai piano seperti ia mencintai Aksa.
YOU ARE READING
HERIR
Teen FictionAleirra tak butuh alasan untuk mencintai Aksa , tapi Aksa seolah tak melihatnya . sampai Aleirra dihadapkan oleh dua pilihan , tetap mencintai cinta pertamanya atau mencintai sosok baru dalam hidupnya .