chapter 1

4 0 0
                                    



                'Kamu bagaikan bekas luka , membekas dan pernah sangat menyakitkan.'

Dentingan piano terdengar halus di telinga Aleirra . saat itu umurnya baru 6 tahun , papa nya mengajak Aleirra ke pertunjukkan pianis ternama . disaat itulah pertama kali Aleirra menyukai piano .

"Ale, jangan kemana mana . papa mau beli ice cream buat Ale"

"iya , papa jangan lama lama ya"

Aleirra menunggu , namun papa nya belum juga kembali . pada akhirnya Aleirra mencari keluar dan menemukan papa nya ditengah keramaian dengan tubuh yang di lumuri darah , dengan nafas yang tak lagi bertahan di tubuh kokoh papa .papa telah tiada.

" papa bangun , Ale gak mau ice cream , Ale maunya papa bangun " . Ale menguncangkan tangan papa yang maih menggenggam ice cream vanilla kesukaannya.

Seseorang telah menabrak papa , bunda begitu terpukul . dan semenjak saat itu Ale tidak pernah menyentuh ice cream vanilla yang dulu pernah menjadi favoritnya , yang dulu pernah mengambil papa darinya .

Sebuah suara membangunkan Aleirra dari mimpi buruknya . suara yang begitu familiar untuk Aleirra . suara Aksa .

"Ale bangun , nanti kita telat , jangan salahin gue ya"

" loh , kok ada Aksa di kamar Ale ? lewat mana ? "

" lewat mana lagi kalau bukan jendela , udah cepetan bangun trus siap siap ."

" iya, iya . Aksa keluar dulu , Ale mau mandi ."

" cepetan , 10 menit gak keluar , gue tinggal "

" iya , bawel . gimana Ale mandi kalau ada Aksa di kamar Ale "

" Yaudah , gue tunggu di luar ." Aksa mengusap puncak kepala Ale sambil tersenyum

lalu pergi .

Aleirra meloncat kegirangan begitu Aksa meninggalkan kamarnya .setiap kali melihat Aksa, perasaan Ale membaik. ia langsung bergegas mandi dan siap siap untuk berangkat ke sekolah bersama Aksa . benar saja , dalam waktu 10 menit Aleirra keluar dari kamar nya. Disana sudah ada bunda yang sedang menyiapkan sarapan .

" bun , Ale berangkat ! "

" sama siapa? "

" sama Aksa ."

" emang Aksa udah dateng?" Ale mengangguk sambil tersenyum .

" lewat jendela lagi?"

" emm..., iya gak yaaa"

" kebiasaan deh si Aksa . kalau bukan Aksa udah bunda teriakin maling . rumah kita

punya pintu tapi dia malah dari jendela .ada ada aja itu anak " ucap bunda sambil

tersenyum .

" yaampun Ale telat banget , assallamu alaykum bunda!"

" Wa Alaykum Sallam . hati hati"

Diluar , Aksa sudah bertengger di atas motor ninja hitamnya . masih menunggu Ale untuk berangkat bersama .

" yuk , berangkat "

" ada juga gue yang ngajak berangkat . jamuran gue nungguin lo "

" mana jamurnya ? gak ada ?"

" serah lu , lah "

Aksa pun menaiki motornya dan memakaikan Ale helm . dari dulu Aksa memang selalu memperlakukan Ale seperti adiknya sendiri . yang justru semakin membuat Ale merasa sakit hati. Demi selalu bisa dekat dengan Aksa , Ale rela menahan perih dari luka yang tak sengaja Aksa torehkan kepadanya . perihnya mencintai sendirian . 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HERIRWhere stories live. Discover now