'Kamu bagaikan bekas luka , membekas dan pernah sangat menyakitkan.'
Dentingan piano terdengar halus di telinga Aleirra . saat itu umurnya baru 6 tahun , papa nya mengajak Aleirra ke pertunjukkan pianis ternama . disaat itulah pertama kali Aleirra menyukai piano .
"Ale, jangan kemana mana . papa mau beli ice cream buat Ale"
"iya , papa jangan lama lama ya"
Aleirra menunggu , namun papa nya belum juga kembali . pada akhirnya Aleirra mencari keluar dan menemukan papa nya ditengah keramaian dengan tubuh yang di lumuri darah , dengan nafas yang tak lagi bertahan di tubuh kokoh papa .papa telah tiada.
" papa bangun , Ale gak mau ice cream , Ale maunya papa bangun " . Ale menguncangkan tangan papa yang maih menggenggam ice cream vanilla kesukaannya.
Seseorang telah menabrak papa , bunda begitu terpukul . dan semenjak saat itu Ale tidak pernah menyentuh ice cream vanilla yang dulu pernah menjadi favoritnya , yang dulu pernah mengambil papa darinya .
Sebuah suara membangunkan Aleirra dari mimpi buruknya . suara yang begitu familiar untuk Aleirra . suara Aksa .
"Ale bangun , nanti kita telat , jangan salahin gue ya"
" loh , kok ada Aksa di kamar Ale ? lewat mana ? "
" lewat mana lagi kalau bukan jendela , udah cepetan bangun trus siap siap ."
" iya, iya . Aksa keluar dulu , Ale mau mandi ."
" cepetan , 10 menit gak keluar , gue tinggal "
" iya , bawel . gimana Ale mandi kalau ada Aksa di kamar Ale "
" Yaudah , gue tunggu di luar ." Aksa mengusap puncak kepala Ale sambil tersenyum
lalu pergi .
Aleirra meloncat kegirangan begitu Aksa meninggalkan kamarnya .setiap kali melihat Aksa, perasaan Ale membaik. ia langsung bergegas mandi dan siap siap untuk berangkat ke sekolah bersama Aksa . benar saja , dalam waktu 10 menit Aleirra keluar dari kamar nya. Disana sudah ada bunda yang sedang menyiapkan sarapan .
" bun , Ale berangkat ! "
" sama siapa? "
" sama Aksa ."
" emang Aksa udah dateng?" Ale mengangguk sambil tersenyum .
" lewat jendela lagi?"
" emm..., iya gak yaaa"
" kebiasaan deh si Aksa . kalau bukan Aksa udah bunda teriakin maling . rumah kita
punya pintu tapi dia malah dari jendela .ada ada aja itu anak " ucap bunda sambil
tersenyum .
" yaampun Ale telat banget , assallamu alaykum bunda!"
" Wa Alaykum Sallam . hati hati"
Diluar , Aksa sudah bertengger di atas motor ninja hitamnya . masih menunggu Ale untuk berangkat bersama .
" yuk , berangkat "
" ada juga gue yang ngajak berangkat . jamuran gue nungguin lo "
" mana jamurnya ? gak ada ?"
" serah lu , lah "
Aksa pun menaiki motornya dan memakaikan Ale helm . dari dulu Aksa memang selalu memperlakukan Ale seperti adiknya sendiri . yang justru semakin membuat Ale merasa sakit hati. Demi selalu bisa dekat dengan Aksa , Ale rela menahan perih dari luka yang tak sengaja Aksa torehkan kepadanya . perihnya mencintai sendirian .
YOU ARE READING
HERIR
Teen FictionAleirra tak butuh alasan untuk mencintai Aksa , tapi Aksa seolah tak melihatnya . sampai Aleirra dihadapkan oleh dua pilihan , tetap mencintai cinta pertamanya atau mencintai sosok baru dalam hidupnya .