Part 2 (Kendra Nathania)

25 6 0
                                    

Kenalin nama gw Kendra Nathania, sering dipanggil Kendra.

Gw berumur 9 tahun lebih tepatnya kelas 3 SD. Gw dari dulu sudah terkenal dengan kenakalan gw, hingga banyak orang yang membenci gw, apalagi banyak sering berkomentar klo gw sering berbicara kasar, bersikap tidak sopan dan lain lain, itu sih memang sikap gw lagipula gw juga ngga peduli apa yang mereka omongin 'hidup hidup gw, kenapa lo yang ribet?'.

"3-A" itulah kelas gw. Kelas yang penuh dengan anak anak nakal, gw berteman dengan mereka bisa dibilang 'Geng Pembully'. Yap, gw dari dulu adalah ketua geng itu, misi kita setiap tahun harus memiliki satu korban tumbal bully an, hingga banyak orang yang takut dengan gw 'takut dipilih jadi korban'.Tapi, ada satu anak perempuan yang tidak takut pada gw....

Triiiing....
Bel masuk berbunyi, gw menyusuri koridor sekolah menuju kelas. Setiba di kelas, semua orang menatap gw dengan tatapan takut akan kedatangan gw. Gw menaruh tas di atas meja dan duduk bersandar seraya memasukkan kedua tangan ke saku celana.

"Pagi! Ketua!" sapa Andhra.
"Yo"
"Eh btw si Arang (Ardi) mana nih?"
"Au dah... Kabur kali, dia kan pengecut"
"Apa kita ganti orang saja?"
"Blum waktunya"
"Iyaya... "

Tak lama kemudian, Ardi datang memasuki kelas dengan semua badannya bergetar ketakutan.

"Panjang umur tuh orang, haha" sahut Andhra seraya menghampiri Ardi.
"Oi! Mana uangnya?" seraya menyodorkan tangannya.
"I...i...ni u... uang...nya" balas Ardi seraya memberikan uangnya dengan tangan bergetar.

Andhra langsung mengambilnya dengan cepat.

"Anak pintar, haha" seraya menepuk - nepuk kepalanya sedikit keras.

Gw menghampiri mereka berdua seraya mengambil uang yang dipegang Andhra.

"Gw ambil seperempat nya, sisanya buat yang lain dan juga lo"
"Oke ketua!"

Tak lama kemudian, Bu Siti selaku guru Matematika memasuki kelas dengan membawa beberapa buku.

"Bersiap!...." perintah Nindya selaku ketua kelas.
"Selamat Pagi, bu!" sapa semua murid di kelas (kecuali gw).
"Selamat Pagi, anak anak" balas Bu Siti.

Bu Siti pun memulai pembelajaran Matematika.

Triiiing....
Bel istirahat berbunyi, gw bersama teman teman gw berjalan menuju kantin sekolah. Kami mendapati Ardi yang sedang memakan nasi kuning di bangku kayu dekat pohon. Gw pun memiliki rencana....

"Ekhem..." dehem gw seraya memberi kode ke Andhra.
"Oke! Aku mengerti Ketua..." balas Andhra dengan segera dia mengambil air dan diberikan ke gw.

Gw pun menghampiri Ardi, dan tanpa basa basi langsung menumpahkan air ke dalam nasi kuning tersebut.

"Oh, maaf... Gw kira ngga ada orang di sini"

Temen temen geng gw pun puas akan kelakuan gw, tidak hanya menonton saja bahkan sampai di video dan disebar di seluruh sosmed. Orang orang di Kantin? Mereka hanya bisa melihat, tidak bisa berbuat apa apa. Kalian penasaran kenapa mereka takut pada gw? Ngga mau sombong nih ya, Gw itu menang berturut turut turnamen silat, ngga cuman itu, orang tua gw juga seorang konglomerat, jadi ngga mungkin kan mereka mau dibilang anaknya berbuat salah?

Ardi pun berdiri seraya membersihkan bajunya dan membuang nasi kuning tersebut ke tong sampah. Ia hanya bisa diam tak bisa berbuat apa apa.

Beberapa jam kemudian
Bel pulang berbunyi, gw dan teman teman gw menghampiri Ardi. Kami pun melempar buku latihan MTK ke Ardi.

"Lu kerjain tuh semua pr nya... Jangan sampe ada yang salah" perintah gw.
"Aku ngga mau!" jawab Ardi dengan tegas.

Mendengar perkataan Ardi membuat gw marah.

Hate or Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang