Happy Reading..
🌼🌼🌼
Jika berada di dekatku baik-baik saja, berlarilah. Aku akan tetap di sini, mendengarmu berkeluh kesah.
Bus kota nampaknya terlalu cepat untuk sampai ke rumah yang mengharuskan Ratu dan Devan datang di waktu yang salah. Baru saja akan melangkahkan kaki melewati pagar depan, pandangan Ratu fokus pada salah satu objek yang menarik perhatiannya. Mobil pribadi yang sering digunakan oleh Andin telah terparkir rapi di depan garasi mobil yang masih terbuka lebar. Devan yang menyadari tingkah aneh Ratu, ia menoleh ingin menanyakan sesuatu yang membuat Ratu terdiam sementara pandangannya sedang berkeliaran.“Ada apa? Kok berhenti?”
Ratu menggelengkan kepala. “Enggak. Itu mama udah nyampe mungkin dari Solo.” Ratu menunjuk mobil yang ia maksud, Devan manggut-manggut.
“Ya udah tunggu apalagi? Masuk saja lah.” Ucapnya menyelonong masuk menarik tangannya Ratu tanpa meminta persetujuan dulu.
Duhh gimana jadinya? Semoga saja mood mama baik setelah melihat wajah Kak Dev yang dianggap ganteng ini. Pikir Ratu dalam pikirannya yang sedari tadi melayang.
Jantung Ratu berhenti seketika setelah Andin beradu pandangan dengan Devan yang termangu di tempatnya. “Loh Devan?” Tanya Andin yang terkejut setelah menutup pintu kamar. Devan terkekeh kecil.
“Apa kabar tante?”
“Ratu kok enggak kasih tahu kalau Devan datang?” Andin melemparkan pandangannya pada Ratu yang sedang mengambil duduk, ia memasang wajah polos.
“Mba Nadia mana? Mba enggak ngasih tahu ya kalau Kak Devan nginap di sini?”
“Wah iya? Baguslah Dev kamu datang. Akhir-akhir ini Ratu butuh seseorang yang bisa membuatnya tidak keras kepala lagi.”
Devan melirik Ratu, memberikan kode untuknya. “Tenang aja tante, Devan udah nasehatin dia kok.”
Walau masih merasa kesal dengan Devan yang sedikit memojokan dirinya, setidaknya kekhawatiranya sedikit hilang. Seperti yang ia minta, Andin baik-baik saja malam ini, wajah ganteng Devan berhasil menyelamatkan pikiran Ratu yang kacau. Setelah menghilangkan penatnya karena mengajak jalan-jalan Devan, Ratu segera bersiap beranjak dari tempat duduknya. Menunggu satu personil lagi yaitu Nadia yang tadinya sedang mengganti pakaian.
“Mimpi-in aku ya Cimol.” Bisik Devan setelah menyadari Ratu yang beranjak dari tempat duduknya.
“Ogah ah.” Ucapnya berlalu tanpa menengok ke arah Devan yang memperhatikan punggungnya yang kecil.
Devan masih menetap duduk berdua dengan Andin di temani Nadia yang datang baru saja. Mungkin pembicaraan mereka kali ini bertanya-tanya tentang Ratu dan persoalan lainnya. Ratu berhasil memberikan alasan yang luar biasa agar terhindar dari zona Tanya jawab ala Andin yang membosankan baginya.
Selamat Kak Dev, sebentar lagi kamu akan di interogasi oleh Mama yang punya seribu pertanyaan. Ratu terkekeh begitu memikirkan Devan yang entah sebentar lagi akan jadi bagaimana.
“Kamu udah lihat wajah Ratu yang sekarang bagaimana Devan?” Andin memberikan pertanyaan itu ketika beberapa pertanyaan yang ia ajukan seperti kabar Ibunya di kampung, Berapa hari ia akan menginap disini dan lainnya. Devan mendongak ketika pertanyaan itu terdengar olehnya.
Devan mengangguk pelan. “Sudah tante. Mba Nadia udah kasih tahu Devan juga kemarin.” Begitu pun Nadia, ia menganggukan kepalanya.
“Tapi tante, apa harus Ratu ikut bareng Mba Nadia untuk pengobatannya? Terus terang Ratu cerita ke Devan. Dia ingin sekali tinggal bersama neneknya di kampung. Maaf kalau Devan lancang bercerita seperti ini. Ratu hanya ingin bebas, dia sedikit tertekan dengan pengawasan tante yang selama ini membuat sifatnya semakin keras kepala.” Ujar Devan berterus terang pada Andin. “Apa ada solusi lain supaya Ratu tidak harus pergi jauh hanya untuk berobat?”
Andin terdiam, perkataan Devan sudah seperti Ibunya yang di kampung. Ada benarnya bahwa sifat Ratu karena perubahan dari penekanan Andin terhadap anaknya itu. Ia mendesuhkan napas dalam. Nadia menepuk bahunya pelan.
“Nanti saya pikir kembali Devan.” Andin berdiri tepat setelah mengatakan hal itu. Ia meninggalkan Devan dan Nadia yang masih duduk menatapnya.
“Maaf Mba, Devan mungkin sudah membuat Tante Andin tersinggung.”
“Tidak apa-apa Devan.”🌼🌼🌼
Begitu alarm yang di pasangnya berbunyi, Sejenak Ratu menenangkan hatinya kemudian bangun dari tempat tidur. Tanpa mencuci wajahnya terlebih dahulu, tanpa menggunakan masker penutup wajahnya ia menuruni anak tangga dengan cepat, bahkan hampir saja ia tersungkur jatuh ke bawah. Apa yang membuatku bersemangat pagi ini? Apa karena mimpi itu? Tanyanya setelah memposisikan tubuhnya berdiri lagi. Semalam ia bermimpi di tempat yang dulunya ia tinggali sewaktu kecil, rumah nenek yang luar biasa sederhana tak seperti rumah yang ia tinggali sekarang.
Ratu berjalan menuju meja makan, di sana ada Andin dan Nadia yang tengah menikmati sarapan pagi buatan Bi Wanda. Ratu mengamati kegiatan yang dilakukan oleh keluarganya itu. Tak ada sosok Devan yang ia temukan.
Kemana laki-laki yang terus-terusan menganggap dirinya ganteng? Kemana perginya? Apa dia sudah pulang tanpa memberitahuku? Tanya Ratu yang tak menemukan sosok Devan, sosok yang telah mengisi harinya beberapa waktu ini.
Ia mendekati meja makan, mengambil tempat duduk di samping Nadia Kakaknya. Tanpa mengucapkan selamat pagi sapaan sehari-hari.
“Kak Devan mana? Kok enggak ikut sarapan pagi ini?” Tanya Ratu sembarang begitu ia duduk. Nadia menolehnya, Andin sibuk menatap layar ponselnya sedang membaca berita hari ini mungkin?
“Dia udah berangkat tadi pagi-pagi sekali. Emang enggak bilang sama kamu?”
Ratu menggeleng kepalanya. “Loh iya? Enggak Mba. Terakhir Cuma ngirim pesan tulisannya Selamat malam doang.”
“Sengaja mungkin biar bikin kejutan buat kamu Ra.” Ucap Andin dari seberang sambil menyeruput kopi.
Nadia berseru seketika, ia baru saja mengingat surat yang di titipkan oleh Devan untuk Ratu. “Devan tadi nitip sesuatu buat kamu. Sebentar Mba ambilkan dulu.” Nadia langsung beranjak meninggalkan sarapannya, mengambil sebuah surat yang di tulis Devan untuk Ratu. Tanpa butuh waktu lama, Nadia telah kembali membawa sebuah bingkisan di tangan kanannya. Ia memberikannya pada Ratu.
“Isinya surat mungkin.” Ucap Nadia ketika menatap Ratu yang penuh perhatian pada bingkisan di depannya.
“Terima Kasih Mba, nanti Ratu baca.”🌼🌼🌼
To Be Continue..
maaf aku baru update setelah 1 bulan lamanya (?) mungkin ya.
walau cerita ini tidak menang dalam eventnya grasindo Insyaa Allah tetap akan dilanjutkan.
tetap beri dukungan dari kalian setelah selesai baca yaa.
tunggu next bab selanjutnya. semoga betah!!
peluk cium dari Author🤗😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful but Ugly
Teen Fiction#GrasindoStoryInc [ISTIRAHAT SEJENAK] Neyla Ratuliana atau yang biasa di sapa Ratu. gadis remaja yang popular di kalangan cowok di sekolahnya. menjadi cantik adalah anugerah baginya, yang di idam-idamkan oleh semua orang. tapi tidak dengannya. menja...