*:・゚✧*:・゚✧
W A R N I N G
16+ (tolong readers bisa bedain mana yang bener atau ngga dan hati2 jangan sampe salpak umur)
cerita ini cuman fanfiction alias fiksi. gak ada hubungnnya sama dunia nyata dan tolong jangan baper berkelanjutan, soobin kita anak baek nun.
enjoy
*:・゚✧*:・゚✧
09.00
Kaki gue terlangkah pada lorong sekolah yang sepi. Sangat sepi. Dan tentu sepi. Semuanya sedang berada di kelas masing-masing sedangkan gue baru datang ke sekolah.
Lagipula, gue cuman terlambat 2 jam 15 menit 30 detik. Daripada gue bolos, kan?
Lama kelamaan langkah kaki gue memelan, telinga gue rasanya iritasi. Nggak, bukan iritasi secara fisik, tapi iritasi dalam artian... ehm.
Di gudang yang berada kurang lebih 6 langkah dari tempat gue berdiri sekarang, terdengar sebuah suara. Seperti suara seseorang sedang menangis. Gue gatau itu hal mistis atau bukan, tapi sedengar gue, itu suara tangisan laki laki.
Gue mencoba mendekat meskipun hati ketar-ketir ketakutan. Tepat 6 langkah darisana, gue memberanikan diri untuk mengetok pintu gudang asal suara tersebut.
Tok tok tok
Nggak ada balasan apapun. Pintu tetap tertutup rapat.
Tok-
Baru aja gue hendak mengetok lebih lanjut, pintu itu terbuka sedikit. Gue mencoba mengintip ke dalam.
Bruk!
"Aw! lepas!"
Seseorang menarik lengan gue 一padahal tadi gue hanya mencoba mengintip sedikit saja. Orang ini menarik gue masuk ke dalam dan dengan segera menutup pintunya.
"Sstt.." bisiknya.
Ternyata sosok menangis tadi adalah seorang murid yang memakai seragam serupa dengan gue 一tetapi setelan lelaki. Entah siapa, gue gapernah liat dia sebelumnya.
"Lo yang daritadi nangis?" tanya gue.
Lelaki ini menunduk. Gue bisa ngeliat tampangnya begitu muram. Terlihat jelas bahwa ia menyimpan sebuah duka didalam hatinya.
"Cerita ke gue," titah gue. Gue mencoba menghibur dia, layaknya seseorang menghibur gue.
"Cewe gue hamil....
.... dengan cowo lain."
Betapa terkejutnya gue karnanya. Pantas saja dia depresi, gue pun gabisa bayangin seandainya cowok gue hamilin cewe lain.
Ya, gue punya pacar, Yeonjun namanya.
"Terus lu depresi?" entah, gue gak berbakat dalam bidang konselor. Pertanyaan gue selalu nggak masuk akal.
"Menurut lo?" tanya balik lelaki ini.
"Okey, gue gatau harus bilang apa, yang pasti sabar aja. Didunia ini masih banyak populasi perempuan." jawab gue. "Btw, nama lu siapa?" tanya gue lagi.
"Choi Soobin."
Hati gue berdebar tiba tiba. Rasanya telinga gue nggak asing dengan nama ini.
"Salam kenal, gue hyori." jawab gue.
Sesaat setelah gue berbicara, kami hening.
"Semua cewe sama aja..."
Gue kaget. Tiba tiba Soobin memecahkan keheningan karna gumamannya.
"Hm?"
"Semua cewe cantik itu murahan. Iya kan?" ujarnya lagi sambil menatap gue dengan senyumnya yang... menyeramkan.
"Eng-enggak juga."
"Halah, basi."
Mukanya semakin mendekat ke arah gue. Gue bisa serangan jantung kalau begini. Hingga ada titik dimana benar benar dekat, mata kami bertemu, dan puncak hidung kami nyaris bersatu.
"Dan lo... cantik." ujarnya pelan sambil menunjukkan kembali smirknya.
Sedetik kemudian, ia mencium bibir gue dengan ganas dan penuh dengan nafsu. Hingga gue hampir kehabisan nafas karna Soobin yang seperti orang psikopat itu.
✧ ° ✧
to be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Husband | soobin
FanficMenikah dengan si psikopat itu bukan pilihan, tapi takdir. Dan gue benci takdir itu. 16+ 「baku-nonbaku」