2006, children

303 70 22
                                        

Dari Dodo,

_______________

Adalah tahun-tahun gemilang bagi kedua insan cilik seperti Dodo dan Nana.

Dimana mereka bebas bermain sepuasnya. Tanpa pikiran, dan juga beban.

Yang membuat Dodo bingung cuma satu. Kenapa Nana bisa jadi bagian keluarganya? Mereka tak sedarah. Tapi yang Dodo tahu, keluarganya adalah bagian dari hidup Nana.

Sejak kecil, dengan tuntunan ayahnya yang seorang perwira, Dodo diajarkan untuk menjadi laki-laki sejati.

Laki-laki dilahirkan untuk menjadi pelindung perempuan.

Kalimat itu akan selalu Dodo ingat sepanjang hidupnya. Menjaga ibunya, juga menjaga Nana.

Saat itu, Nana sudah punya adik kecil. Sayang, adiknya diurus di kampung halaman bersama sang nenek. Tinggallah gadis kecil kesayangan Dodo seorang diri, Nana.

Keluarga Dodo merawat Nana dengan sepenuh hati. Hingga Nana tumbuh jadi gadis kecil yang penuh kasih sayang. Perhatian Dodo pun tak pernah lepas dari seorangan Nana.

Menemani Nana tidur, contohnya.

Malam sudah larut. Tapi Dodo masih terjaga, sembari mengusap kepala Nana yang sedang terlelap. Suara-suara malam mulai terdengar. Tapi tidak juga menggetarkan nyali seorang lelaki kecil itu.

Jangkrik mulai bersahut. Ada juga suara cicitan burung milik tetangga sebelah yang belum tertidur. Juga adu mulut pasangan usia 30an di lantai bawah.

Lantas, Dodo menutup kedua telinga Nana, seperti yang diajarkan ibunya ketika mendengar orang dewasa tengah bertengkar. Berharap suara mengerikan itu tidak mengganggu tidur Nana.

Dodo menarik selimut lebih tinggi. Badannya merengkuh tubuh Nana. Bibir kecilnya mengalunkan nada-nada lagu pengantar tidur.

Nana sedikit terusik. Cepat-cepat Dodo kembali menyisir rambut gadis itu, guna membuatnya terlelap lagi.

Tidak ada yang boleh mengusik hidup Nana. Siapapun itu. Dodo berani maju untuk bertarung dengan orang manapun. Iya. Dodo sedari kecil sudah punya pikiran seperti itu.

Pertengkaran di lantai bawah rumah Nana diakhiri dengan bunyi keras sebuah pintu yang dibanting. Juga bunyi nyaring kaca yang pecah. Dodo semakin merapatkan telapak tangannya ke telinga Nana.

Beberapa menit kemudian, suasana kembali tenang. Tidak ada lagi suara orang dewasa.

Dodo lantas mengecup kening Nana. Seperti yang selalu dilakukan ibunya kala ia akan pergi tidur. Kemudian mengatakan apa yang selalu ibunya katakan.

"Semoga malammu damai. Nana."

Dodo bergegas membuka jendela kamar Nana. Menguncinya kembali ketika tubuhnya sudah berhasil keluar dari kamar Nana. Kaki-kaki kecilnya lihai menyebrangi dua rumah berlantai dua.

Sampailah Dodo di kamar tidurnya sendiri. Lantas cepat pergi tidur, setelah mengucap doa tidur. Juga doa untuk kebahagiaan keluarga Nana.

Sayang, doa Dodo bahkan belum dikabulkan sampai 12 tahun mendatang.

Tuhan, semoga Papa Mama Nana tidak berantem lagi. Semoga hidup Nana bahagia selalu. Sehatkan aku selalu, supaya bisa selalu menjaga bunda dan Nana. Amin.

_______________

untuk Nana.

 Home; Jeon DoyumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang