chasing dreams

3.8K 247 8
                                    

Gue Mark,

"Mark? Kamu lagi apa?!" Gue menoleh kearah Ibu gue yang sedang menatap gue kaget, gue menghembuskan asapnya,

"Ngerokok." jawab gue santai. Ibu gue berjalan mendekati gue,

*PLAK*

"Bisa tidak kamu menjadi anak yang membahagiakan Ibu? Sekali saja?! Kenapa kamu selalu saja mengecewakan Ibu?!" Ibu gue merebut batang rokok yang sedang gue isap lantas melemparnya ke luar jendela. Air matanya sudah menetes membasahi pipinya.

"Toh bukannya aku juga akan mati? Untuk apa menjaga paru-paruku ini padahal sudah tau tidak lama lagi akan mati?!"

*PLAK*

"Mark! Ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk selalu berfikir pesimis! Kamu harus tetap hidup! Kamu pasti bisa melawan penyakitmu, Mark!" Ibu gue membawa gue kepelukannya.

"Maaf. Aku minta maaf. I just, I just lose hope." gumam gue.

"Jangan, tolong jangan berpikir seperti itu Mark. Ibu akan selalu mendukungmu."



Mark Arghya Pratama

"Renjun?" tanya Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















"Renjun?" tanya Mama. Gue memaksakan senyum sekilas.

"Gimana keadaan mama?" tanya gue sambil mendudukan diri di sisi ranjang. Mama tersenyum lembut,

"Membaik. Tadi ada siapa?" tanyanya.

"Kak Rani, dia lagi bantuin Renjun buat bikinin bubur buat mama." jawab gue.

"Kamu bukannya ada jadwal tes? Kenapa masih di rumah?" Gue menggelengkan kepala,

"Renjun mau ngerawat mama aja sampe sembuh disini."

"Renjun..., memang baik kamu merawat mama. Tapi kamu juga harus belajar, biar bisa jadi anak yang pinter dan sukses nanti. Mama juga udah minta papa kamu buat ngirim kamu sekolah ke Jakarta."

"Apa?? Ma, Renjun gamau jauh dari mama!"

"Ini demi kebaikan kamu juga, Renjun!"

"Tapi mama sakit! Penyakit mama ga sepele, mama harus berjuang melawan kanker! Kalau aku pergi, lalu siapa yang merawat mama?!"

Mama memeluk gue erat, bahunya bergetar.

"Ada Rani, ada dokter Arya. Kamu harus mengejar cita-cita kamu. Mama ingin liat kamu sukses, kamu mau kan ngelihat mama seneng?" Gue mengangguk pelan,

"Semenjak mama sakit, mimpiku berantakan ma. Yang aku pikirkan saat ini cuma ada disamping mama selalu." kata gue.

"No, kejarlah mimpimu Renjun. Buatlah mama bangga." kata mama sambil menepuk pundak gue.

Punya Istri FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang