1-Khayalan dan Kenyataan

28 1 0
                                    

###

Jika Indonesia adalah negara 4 musim pastilah Alissa yang akan pertama kali merayakan kedatangan musim gugur. Gadis itu berjalan di lorong kelas dengan ogah-ogahan, sesekali mengelap keringat yang perlahan melewati pelipisnya. 

Padahal ini sudah memasuki musim penghujan. Tapi, panas sepertinya tak ingin absen meninggalkan hari itu.

Ia melihat jam tangan biru dongkernya. Kembali mengingat apa yang harus ia lakukan selama istirahan.

Ia tak menemukan ide yang bagus.

"Alisssaaaa....!!!! Akhirnya ketemu juga..!!!"

Seseorang berteriak. Membuat beberapa pasang mata menoleh, termasuk Alissa. Gadis itu melihat Oliv-kenalannya saat pembukaan tadi pagi-gadis sedikit tomboy yang saat ini berlari menghampirinya.

"Lo tau gue nyariin. Udah dibilang kalau mau pindah posisi harus laporan!"

Alissia hanya menyengir. Bahkan ia lupa untuk menunggu Oliv yang pergi ke kamar mandi tadi. Gadis ini hanya mengingat ia ingin segelas air es dari kantin sekolah. Tapi, Alissa mengurungkan niatnya untuk membeli setelah melihat para manusia berebut antrian.

"Tadi aku niatnya cuma nyari es. Malah kebablasan. Hehehe, maaf ya."

Oliv mendengus, okey tak apa. Hari ini dia dalam mood bagus jadi takkan sebal sama Alissa. Toh mereka juga baru beberapa jam lalu kenalan dan gak mungkin bisa langsung akrab. Apalagi dengan sifat kaku milik Alissa.

"Yaudah balik yuk, bentar lagi acaranya bakalan dimulai."

Alissa mengangguk.

"Oh ya satu lagi. Nanti siap-siap bakalan tercengang." Oliv berkata dengan mata yang sedikit dikedipkan nakal, "Acara akan diisi sama kakak-kakak cakep."

Alissa tak mengerti. Ia hanya menggangguk nurut. 

###

"Lo tau orang paling terkenal di SMA Veteran ini?"

Oliv dengan tak santainya melangkahi teman-teman yang duduk. Mencari cara untuk bisa menerobos ke barisan depan. Hingga beberapa mendengus tak suka bahkan beberapa menegurnya dengan nada kesal. Tapi gadis ini tak peduli. Ia tetap menerobos ke depan.

"Lo harus duduk di bagian depan." Oliv memerintah. Menyuruh Alissa untuk duduk tepat di depan panggung bersamanya, jangan tanyakan kenapa gadis itu bisa mendapatkan tempat di barisan depan, Alissa pun manis belum menemukan penjelasannya. Ini masih menjadi misteri. 

Yahh, walau sebenarnya Alissa ingin duduk di belakang, karena safe place dan tempat ternyaman adalah barisan belakang. Tapi kali ini ia harus memilih untuk mengikuti Oliv. Gadis itu mencengkram tangannya dan tak mau melepas. Alissa yakin sekarang lengannya memerah.

"Okey, sekarang diem disamping gue. Lo bakalan menikmati indahnya syurga."

Alissa mengangguk, walau ia tak mengerti maksud dari perkataan milik Oliv. Matanya melirik materi hari itu.

Pengenalan organisasi OSIS.

Sepertinya materi membosankan.

"Itu dia...!!?!?"

Oliv menahan nafas, ingin berteriak. Begitu pun gadis-gadis di sekeliling Alissa, saat seseorang naik panggung, jalan berjejer.

Adalah seorang lelaki tampan berwajah manis berada di depan barisan dengan wajah stoic yang bikin melting. Mata kebiruannya tegas menatap para peserta masa Orientasi. Hidungnya mancung dengan bibir tipis. Bikin jantung berdebar. Alissa bahkan bisa merasakannya juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Day DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang