XV. Password

6.1K 459 68
                                    

Diawali dengan 3 kata. Diakhiri dengan hampir 3000 kata.

Part terpanjang abad ini. Eh, maksudnya pada cerita ini; mungkin. Selamat menikmati. Haha.

Sᴡᴇᴇᴛᴇsᴛ 'Sᴀɴɢᴀʀ' Bᴏʏ

Tok, tok, tok!

"Masuk!" Terdengar suara girly dari dalam kelas, setelah Dyra mengetuk pintu jati itu.

"Assalamu'alaikum." Salam Dyra mencoba mengenyahkan rasa gugupnya.

"Wa'alaikumsalam!" Jawab mereka serentak. Mengagumkan.

Dyra meneguk ludahnya saat melihat isi kelas tersebut. Yang cewek, beuh cantik-cantik! Berkelas! Yang cowok, udah kayak liat oppa-oppa Koriya atau ulzzang-ulzzang yang live action atau real life. Ganteng-ganteng!

'Tiga curut itu pasti pengen pindah juga kalo tahu isinya beginian,' batin Dyra penuh niat busuk.

"Oh, murid baru itu, ya?" tanya guru cantik nan muda itu dengan suara girly-nya yang lembut. Menyentakkan gadis udik itu pada kenyataan. Nggak minder, ya? Udah tahu dirinya udik. Halah, Dyra mah orangnya cuek-cuek saja.

"Iya, Bu." jawab Dyra seadanya. Ingatkan dia kalau dia masih berdiri di ambang pintu.

"Ayo, masuk! Perkenalkan diri kamu ke teman-teman!" Perintah guru tersebut, lalu tersenyum lembut. Beuh, sejuk banget natapnya.

Dyra berjalan dan berhenti tepat di tengah-tengah depan kelas; di samping ibu guru. "Perkenalkan, nama saya Noushafarina Nandyra. Kalian cukup panggil Dyra aja, nggak usah panjang-panjang. Terima kasih."

"Baiklah, Dyra. Kamu bisa duduk di bangku kosong," ujar ibu guru yang diketahui—dari nametag— bernama Bu Kinan, mempersilakan. Tapi, sang murid baru tak kunjung bergerak. "Kenapa? Ada yang mau ditanyakan?"

Dyra menggeleng dengan ekspresi, takut? Membuat si ibu guru mengernyit bingung. Begitu juga para siswa. "Saya nggak mau duduk di bangku kosong, Bu. Takut kesurupan."

Seketika, suasana hening nan sunyi berganti riuh dengan suara tawa. Nah, 'kan. Baru saja jadi murid baru, tapi kelakuannya sudah bikin ngelus dada.

"Maksud saya, kamu bisa duduk di kursi yang kosong. Yang nggak ada orangnya," jelas Bu Kinan dengan kesabaran warbiazah!

Dyra nyengir, lalu mengangguk paham. Dia pun berjalan ke arah bangku yang dekat dengan jendela bersama seorang cewek yang tengah tertidur; karena hanya itu bangku yang kosong.

"Baiklah, mari kita lanjutkan pelajarannya."

"Hey, sstt. Hey, sstt." Dyra berusaha membangunkan teman sebangkunya itu. Katanya kelas favorit, dan harus seleksi dulu kalo mau masuk. Tapi kok ada yang beginian di kelas favorit?

"Sstt! Woy, bangun! Gue mau kenalan, elah! Woy!" bisik Dyra mencoba menahan nafsunya untuk berteriak.

"Dia nggak bakal bangun kalo belum denger bel istirahat atau bel pulang," sahut seorang cowok yang duduk di bangku depannya. Satu kata, ganteng.

Dyra mendongak, hampir tidak berkedip. Dia belum ada yang punya, kok. Walaupun hampir dinikahkan sama Farez. "Biasanya gitu?"

Cowok tampan itu mengangguk sambil tersenyum. Stop! Dyra nggak kuat iman kalo gini! "Iya. Udah, biarin aja. Oh iya, nama gue Abiy."

Dyra mengernyit. "Abiy doang?"

Setelahnya, teman sebangku Abiy juga menoleh, lalu tersenyum pada Dyra. Lagi-lagi Dyra sawan. Kelas ini nggak normal!

Sweetest 'Sangar' Boy [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang