Aku Kamia. Teman-temanku biasa memanggilku Mia. Keluargaku memanggilku Kimmy. Terserah kamu ingin memanggilku apa. Umurku 19 tahun di bulan April nanti. Aku hanyalah gadis biasa yang sedang mempersiapkan diri menjadi mahasiswa baru di salah satu universitas ternama di Jawa Barat.
'Kalau aku hanya orang biasa kenapa aku jadi tokoh utama di cerita ini?'
Emmm, menurutku penulis tertarik menjadikan aku sebagai tokoh utama karena hobiku. Kamu tahu? Hobiku adalah membaca. Bukan membaca buku, ataupun bahan julid di media sosial. Aku membaca manusia. Iya, membaca manusia. Kamu bingung?
Manusia memiliki kemampuan yang berhubungan dengan 'indra ke-enam', dan itu sangat fantastis. Ada manusia yang sadar dan mampu mengendalikan kemampuan itu, ada yang tidak sadar sehingga tidak bisa mengendalikan kemampuan itu atau dalam bahasa gaulnya 'gue gak bisa melakukan itu tanpa ada sesuatu yang bikin gue harus melakukan itu'. Salah satu orang yang memiliki indra ke-enam dan mampu mengendalikannya adalah aku. Jadi, kemampuanku adalah membaca pikiran orang lain atau telepati.
Aku sering menggunakan kemampuanku ini ketika sedang bosan. Misalnya, ketika seisi kelas sedang sibuk dengan materi untuk persiapan UN, aku mendatangi sebagian dari mereka lalu aku menyentuh tangan mereka. Semua isi pikiran mereka saat itu mengalir bagai air di kepalaku. Sebagian besar dari mereka merasa cemas, namun sebagian dari mereka ada juga yang sedang merencanakan sesuatu. Entahlah, sepertinya mereka ingin membeli kunci jawaban.
Kadang aku tidak sengaja membaca pikiran orang. Seperti pada saat aku sedang menunggu bus, lalu aku tak sengaja menyentuh tangan mereka. Seketika apa yang mereka pikirkan saat itu langsung terbesit di otakku. Kadang kalau aku menyadari bahwa aku tidak sengaja membaca pikiran mereka, aku langsung melepas tanganku dari tangan mereka. Kadang juga aku iseng mengikuti jalan pikiran mereka sampai puas.
Hingga pada suatu hari ketika aku sedang ospek dan aku berada di tengah-tengah barisan para mahasiswa baru, muncul keinginanku untuk membaca pikiran calon teman-teman baruku ini. "Bosen nih. Gue bacain pikiran mereka satu persatu aja kali ya?" pikirku. Dimulai dari cewek di sebelahku. Namanya Rosa. Aku mengajaknya berkenalan agar aku bisa membaca pikirannya. Saat itu dia sedang memikirkan beberapa cowok ganteng di prodi (program studi) kita. Sebagian ada di barisanku, sebagian lagi ada di barisan yang ada di ujung lapangan. Ketika rangkaian acara ospek prodi di hari itu sudah selesai dan barisan dibubarkan dengan rapi, ada seseorang yang berdiri disampingku.
Seorang pria. Mahasiswa baru juga sepertiku. Aku tak tahu namanya, nametag-nya kebalik. Jangkung, agak kurus, namun tampan. Yang menjadi pusat perhatianku adalah bulu mata dan hidungnya. Lentik dan mancung. Dia juga memiliki wangi yang khas. Entah itu wangi parfumnya atau wangi dari pakaiannya. Wangi yang maskulin. Terbesit keinginanku untuk membaca pikirannya. Aku pun menyentuh tangannya diam-diam. Namun, aku tidak bisa membaca apa-apa. Gelap, sesak, pusing, terasa aneh.
Bzzzzttt!
Aku terkejut. Apa tadi? Apa barusan aku kesetrum? Laki-laki di sebelahku ini juga sepertinya merasa kesetrum juga. Kami pun saling bertatap. Apa ini? Kenapa aku tidak bisa membaca pikirannya?
"Siapa kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Kamu?
Mystery / ThrillerSeorang gadis bernama Kamia menikmati kemampuan telepatinya sebagai hobinya. Tak hanya membaca pikiran orang lain saja, Mia juga mampu melihat masa lalu dan menghipnotis orang lain. Kamia bisa membaca pikiran semua orang sesuka hatinya, kecuali Vidi...