***

6 0 0
                                    

Permukiman kumuh, tanpa pepohonan

Dan rerumputan.

Hidup berharap-harap akan hadirnya senyuman.

Melupakan lelah seharian berjualan koran demi impian yang tertanam di hati. Arfi sangat gemar dan pandai berhitung, dan ingin menjadi pengusaha sukses, Deri dan Nurul ingin menjadi wartawan dan pembaca berita sebab, keduanya suka membaca dan menulis. Sejak mereka mulai pandai baca dan tulis. Hampir satiap koran mampu mereka baca.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...," ucap kak Risky untuk memulai mengajar.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...," jawab Arfi, Deri dan Nurul serentak dengan penuh semangat.

"Hari ini kita mau belajar apa adik-adik?" tanya kak Risky. Ia hanya ingin mengajarkan hal-hal yang disenangi ketiga muridnya, Ia tak ingin memaksakan kehendak.

"Kak, kita belajar menulis ya kak," jawab Nurul.

"Oke, sekarang buka koran dan pensil kalian. Kakak akan mengajari kalian, menulis impian kalian masing-masing," ujar kak Risky.

"Kak bagaimana kami bisa mewujudkan impian kami, jika kami hanya menulis impian itu di atas kertas," ucap Arfi.

"Ya, dengan menulis. Menulis mampu mewujudkan apapun impian kalian. Tak perlu sedih dan berputus asa meskipun kalian tinggal di pinggir rel kereta. Kalian kenal Asma Nadia, penulis terkenal yang dulunya juga tinggal di pinggir rel kereta. Ia percaya kereta mampu membawanya terbang mengelilingi dunia karena Ia sering melihat kereta melintas. Ayahnya selalu memberinya semangat. Ia juga tidak sekolah tinggi. Ia hanya menulis. Menulis mampu membawanya menginjakkan kaki ke lebih dari 60 negara," jelas kak Risky, menyemangati Arfi, Deri dan Nurul yang terlihat sedikit bermurung.

"Kak mengapa menulis saja bisa membuatnya keliling dunia," tanya Deri antusias.

"Ya. Dengan menulis dunia kan mengenal kita. Tulisan-tulisan yang kita buat akan dibaca banyak orang, dan tulisan itu menjadi menyejarah bagi perjalanan hidup kita yang dapat kita kenang nantinya. Orang lain pun mampu mengenang kita dari tulisan yang kita buat. Seperti halnya Asma Nadia dan penulis-penulis lainnya. Berkat tulisannya Ia dikenal dan sering diundang untuk mengisi materi seminar tentang pengalaman menulisnya hingga keluar negeri," jelas kak Risky lagi.

"Nah. Sekarang ayuk kita menulis, mulai saja dengan menulis pengalaman kalian dan impian kalian. Buatlah gerbong tua ini sebagai pintu yang akan membawa kalian pada impian yang kalian cita-citakan," ajak kak Risky dengan semangat.

Pensil menari-nari di atas kertas koran bekas itu sebagai alas. Ketiga sahabat itu menulis dengan bersemangat dan sungguh-sungguh. Seperti peribahasa arab mengatakan Man Jadda wa Jadda yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Mereka pun percaya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gerbong MimpiWhere stories live. Discover now