Bab 1 - We Meet

3.6K 312 26
                                    

Pertengahan bulan desember, bertepatan pada musim dingin dimulai di kota Jepang. Adalan pertama kali, Sakura merasakan kehilangan yang amat besar di dalam dunianya. Musim dingin juga menjadi pertanda yang buruk untuknya karena pada musim itu, dia sendiri tidak mengenali siapa dirinya lagi. Alasan mengapa dia dilahirkan ke dunia ini dan kemudian pada akhirnya ditinggalkan. Lalu pada musim kerasnya angin tersebut, Sakura sering bertanya siapakah orang tuanya, dimana keberadaan mereka. Mengapa dia dititipkan ke panti asuhan dan hanya meninggalkan marga Haruno yang kini menjadi identitas tersisa peninggalan keluargannya.

Setelah berumur setua ini, dia baru sadar jika ternyata dirinya tidak memiliki lagi sebuah keluarga, atau saudara hanya untuk sebatas megadu nasib buruk. Dia sebatang kara yang ditinggalkan di kota kecil Suna tanpa mengetahui apa-apa.

Dirinya adalah dirinya.

Sakura amat membenci musim dingin seperti ini, tapi meskipun demikian, dia tidak dapat menolak permintaan hatinya untuk pergi ke tempat lain ketika pekerjaan mulia yang selama ini menampung minum dan makannya, dirobohkan lantaran tidak dibutuhkan lagi. Dia seorang guru di persekolahan terperincil Suna, walaupun bukan lulusan tertinggi Sakura dapat berbangga karena usaha kerasnya dari sejak usianya lima belas tahun mempelajari ilmu-ilmu meskipun pada masa itu, dirinya hanya mencuri-curi belajar dibalik pintu karena tidak dibenarkan masuk.

Kejam memang, tapi itulah kehidupan yang dia pelajari selama ini. Jika dia tidak berusaha dari awal, dia tidak akan pernah berguna di dunia ini. Kalau hanya sekadar untuk mengeluh tanpa memberi usaha sedikitpun itu akan menyia-nyiakan hidupnya. Memang benar fakta bahwa dia tdak memiliki keluarga memang tidak bisa diabaikan jutsru setiap hari pandangan orang-orang memperjelas statusnya yang yatim piatu. Dengan status tanpa asal usul yang jelas, orang akan meremehkan dan memandangnya rendah. Dan Sakura begitu cepat mempelajari semua itu.

Namun, mengingat kenyataan sekolah tempatnya belajar dua tahun ini akan dirobohkan, Sakura tidak tahu hendak melakukan apa selain hanya memandang pekerja-pekerja yang sedang meruntuhkan bangunan kecil tersebut. Dan mendengar berbagai cemoohan mereka karena sekolah tersebut terlalu kotor untuk dipertahankan. Sakura tahu itu hanya sebuah fitnah, banyak orang tidak suka terhadap sekolah tersebut dan banyak juga yang menginginkan tanah itu untuk dijadikan toko serba guna.

Mungkin saja rumor itu dihasutkan, lantaran pak sekolah yang menjaga sekolah tersebut menantang keras, dan pada akhirnya kalah jumlah juga. Sakura amat menyesali kejadian tersebut. Andaikan dirinya adalah seorang yang berharta dan berkuasa, mungkin dia bisa membantu orang-orang yang masih membutuhkan sekolah tersebut. Termasuk dirinya.

Namun nasib tidak menyebelahi dirinya. Karena pemikiran tersebut, Sakura datang ke kota lebih besar dari Suna iaitu Tokyo memberikan nasibnya pada kota berisik ini seraya berdoa dalam hati semoga setelahnya dia dapat membangun kembali sekolah itu. Walaupun sering kali ketakutan hinggap menganggu setiap langkahnya, tapi Sakura menekankan dihatinya, jika dia tidak mengambil langkah dan mengusir kelemahan tersebut, dia tidak akan pernah berhasil dan hanya selalu seperti ini selamanya.

Memikirkan nasibnya hanya terkurung di sangkar ciptaan takdir, selama bertahun-tahun cukup banyak melelahkan.

"Perhatian pada seluruh penumpang, lima menit lagi kita akan sampai ke stasiun Shibuya." Ujar suara dibalik speaker bulat melekat di atas pintu keluar.

Sakura memeluk tas tangannya, dengan satu jemari yang meremas koper yang sengaja tidak dia simpan diatas penyimpanan tas di atas. Sambil mengulirkan anak matanya ke seluruh stasiun yang terlihat dibalik kaca jendela disampingnya.

"Harap tiada sesuatu yang tertinggal. Terima kasih karena memilih kereta eksprise sebagai tumpangan anda." Suara perempuan itu muncul lagi di speaker bersamaan dengan kereta api yang berhenti dan penumpang mulai beranjak mendekati pintu keluar.

We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang