Bab 3

49 1 0
                                    

Lokasi yang menjadi tempat penampungan sementara masih saja dibanjiri oleh orang-orang baik yang memberikan bantuannya,relawan-relawan yang silih berganti memberikan trauma healing bagi  korban bencana alam. 

Clara sedari tadi merasa gerak-geriknya di awasi oleh seorang pemuda berjanggut tipis dengan celana yang mengantung, matanya seakan-akan memberikan sebuah arti  untuk Clara. sudah berkali-kali Clara menunjukkan rasa tidak sukanya, namun dari sudut matanya tetap saja terlihat bahwa laki-laki itu terus memperhatikannya. Hingga akhirnya Clara benar-benar merasa sangat tidak nyaman, ia menghampiri sahabatnya Zafina yang sedang membantu seorang anak kecil membuka pembungkus makanan. 

" Zaf, kenapa sih laki-laki itu daritadi ngeliatin aku?" Tanya Clara sambil sesekali melirik ke arah laki-laki tadi yang sedang berbicara kepada kepala BASARNAS

" Mungkin ada hal apa gitu yang mau di omongin dia, atau mau kenalan juga kali, " Jawab Zafina sekenanya setelahnya ia kembali bermain bersama anak-anak kecil yang tetap setia berada di sampingnya. 

Clara pun akhirnya menyibukkan dirinya kembali bersama anak-anak dengan memberikan dongeng tentang Kancil si cerdas dan buaya yang ompong. anak-anak kecil berusia taman kanak-kanak duduk berkumpul mengitari Clara. Clara pun mulai membacakan dongeng dari buku yang ada digenggamannya. 

pada suatu hari, hiduplah seekor kancil cerdik di hutan. ia berjalan sendirian tanpa kawanannya mencari makan sendirian, sampai akhirnya ia menemukan sungai yang keruh dan mengalir. ia meminum air sungai yang keruh itu tanpa memperdulikan air yang keruh itu. dari kejauhan tiga pasang mata tengah memperhatikannya dengan rasa lapar yang amat sangat. perlahan ketiga pasang mata itu berjalan mendekati kancil di pinggir sungai. namun dengan kecerdasan kancil ketiga pasang mata yang ternyata dimiliki oleh para buaya itu tertangkap oleh penglihatan kancil. Si kancil tidak langsung pergi, ia tetap berdiri di tepi sungai dengan gagahnya sembari menunggu kehadiran tiga ekor buaya sungai tersebut. 

" Hei buaya jelek, apa yang kamu inginkan dariku?" Tanya Kancil dengan sombongnya

" Masuklah ke dalam air sini, air didalam sini sangat banyak makanannya yang bisa membuatmu kenyang, " Jawab buaya yang paling besar. 

" Mata buktinya? " Tanya Kancil lagi sambil memainkan kaki depannya. 

" Lihatlah tubuh kami, besar dan kuat. " Jawab buaya seadanya. 

" Naiklah ke atas tubuhku, akan aku ambilkan makanan yang enak dari bawah sini, " Kata buaya yang satunya. 

Akhirnya kancil pun meng-iyakan dan ia pun naik ke tubuh buaya itu tanpa takut sedikit pun. hingga akhirnya ia berada di tengah-tengah, namun kancil yang cerdas menyuruh untuk sang buaya ini maju sedikit lagi hingga akhirnya hampir menuju seberang. Hap, buaya paling besar menyerangnya kaki belakangnya sudah berhasil masuk ke dalam mulut sang buaya yang paling besar itu. Kancil masih bisa berontak hingga menyebabkan kakinya terluka dan gigi buaya yang sangat tajam itu patah. kancil pun berhasil kabur dari serangan buaya-buaya bodoh itu. 

" Hai para buaya bodoh, lain kali jika kalian ingin menyantapku, gunakanlah otak kalian yang cerdas itu untuk bisa melumpuhkanku dan terima kasih atas tumpangannya. " 

Sang kancil cerdik pun berjalan memasuki hutan dengan sombongnya. 

Clara menutup buku yang ia bacakan dan wajah anak-anak pun semakin antusias. berbagai pertanyaan keluar dari mulut manis anak-anak kecil nan polos ini. dengan penuh kesabaran Clara menjawab segala macam pertanyaan anak-anak tersebut. 

" Permisi, Mba Clara, ya? " Sapa seorang lelaki berseragam SMA yang menhampirinya. 

" Iya benar, ada apa ya, dek?" Jawabnya santun. 

" Ini ka, saya dari rohis SMA Pancasila tadi habis kordinasi dengan Kakak itu, katanya kami disuruh membantu kakak disini, " Balasnya sambil menunjuk kearah Zafina yang sedang sibuk menyiapkan makanan ringan untuk dibagikan ke para anak-anak kecil di pengungsian. 

Clara pun mempersilahkan mereka untuk bermain bersama dengan anak-anak kecil itu. Clara pun menghampiri Zafina yang sedang sibuk. namun langkahnya terhenti kala seorang lelaki yang membuatnya tak nyaman itu menyapanya. 

" Permisi mba, mba Clara ya? " Tanyanya. 

" Iya, ada apa ya  mas?" Tanya balik Clara. 

" Ini ada titipan dari Pak Reza, beliau menitipkan amplop itu kepada saya, " Jawabnya

Padahal pada kenyataanya ia hanya meminjam nama Reza untuk ia gunakan, sebenarnya isi surat itu adalah untuk mengajak Clara berkenalan. sosok keibuan yang Clara punya membuatnya begitu tertarik dengan Clara sampai ia pun melakukan hal yang sangat kekanak-kanakan seperti itu. 

Setelah menerima amplop berwarna putih polos, Clara pun meninggalkan laki-laki itu dan mengantongi amplop tersebut. 

******************************************************************************************

Akhirnya setelah sekian lama saya kembali memposting sebuah tulisan ini, semoga kalian suka dengan tulisan saya ini. 


Balikpapan, 4 Februari 2019 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Syahadat CintaWhere stories live. Discover now