******************------------------------------------------------**********************************
Akhirnya Dira dan Tio berangkat menuju rumah orang tua mereka. Sesampai di pagar depan rumah yang besar dan megah yang bertenger kokoh ,dengan ukiran berelief khas budaya timur tengah itu,membuat dua beradik ini terdiam sejenak.
"Kak,Dira takut pulang!" Tutur gadis manis itu sembari menarik jaket kakaknya.
"Dir,ini rumah elo,dan disana ada bunda kandung elo! Jadi,lo ngapain harus takut sih! " Semangat tio pada adiknya itu.
"Iya kak,ayo kak kita masuk bareng-bareng ya?" Dira menarik legan tangan kakaknya menuju masuk kedalam rumah. Tio hanya menurut ajakkan adiknya itu.
Mereka melangkah beriringan memasuki halaman rumah dengan saling bergandengan tangan. Tepat didepan pintu mereka berdua terdiam,ada keraguan dihati untuk menekan bel yang ada disamping pintu rumah itu.
"Krekkkkkk..." suara pintu terbuka,keluar dari dalam seorang wanita paruh baya kisaran berusia 35 tahun ,dengan rambut cepak dan daster longgar sehingga memberi kesan santai dan natural.
"Bundaaaa!" Teriak Dira kegirangan saat melihat sosok yang keluar dari dalam rumah itu.
"Dira? Ini kamu kan? " Tutur bunda Dira sembari merengkuh dan memeluk tubuh anak gadis yang beberapa tahun memisahkan diri dari dirinya.
"Bunda,maafin Dira ya? Dira selama liburanpun gak pernah datang mengunjungi bunda disini!" Sesal Dira memeluk bundanya,ada rasa bersalah bercampur sedih. Kini air matanya jatuh membahasahi pipinya ,dan membuat suasana seketika hening,tak kuasa Dira menahan semua yang sedang menimpannya,bahkan ia masih terus mengingat wajah bundanya yang kecewa kepadanya.Isak tangisnya kian pecah dan mulai meraung,seakan ada sesal yang teramat dalam dalam dirinya.
"Dira,... (mengenggam kedua bahu Dira) ,Dira kenapa sayang? ada masalah yang sedang menimpamu,kenapa tangis mu begitu dalam? " Tanya bundanya seakan merasakan tangis Dira yang berbeda.
"Ehmm..tidak bun,Dira merasa berdosa saja sama bunda,karena sudah tega ninggalin bunda disini sendirian. Namun,kali ini Dira takkan meninggalkan bunda lagi! Oh ya,kita asik dan berlarut berdua saja bun,,ini ada kak Tio,dia ini adalah ..." Belum selesai Dira memperkenalkan Tio.
"Saya pacarnya Dira tante! :D " Tio memotong ucapan Dira,seketika wajah Dira terkejut seakan-akan kedua bola mata nan bulat itu hendak keluar dari tempatnya.
Bunda Dira seketika menoleh wajah Dira,Dira langsung memasang wajah tersenyum. Bunda lagsung menyungingkan senyumnya,seakan apa yang di dengarnya itu tidak mungkin. Karena bunda tau kalau Dira gadis yang tidak menyukai hubungan,Pikir bunda bahwa Dira sudah mulai mengenal cinta.
"Ayo nak Tio masuk,kita ngobrol didalam saja. Sekalian brtemu dengan papanya Dira! ". Bunda mengenggam jemari Dira dan mengandeng tangan Tio,seakan mereeka melangkah saling beriringin. Sungguh pemandangan yang indah.
Mereka bertiga memasuki ruang keluarga yang begitu luas,sofa yang besar dan empuk ,berwarna coklat tua dengan tepian ukiran khas dari daerah Jepara ,bau harum mencuat dari beberapa perabotan ataupun funiture yang terbuat dari kayu jati ,seakan-akan memberi suasana yang begitu damai dengan ciri khas trasional yang tampak lebih kental sehingga memberikan kesan klasik,karena beberapa funiture berwarnah coklat tua dan muda ,sehingga terlihat senada.
"Nak Tio,silahkan duduk dulu,biar tante dan Dira buatkan minuman yang seger-seger! " bujuk bunda dan menarik lengan Dira menuju ke dapur. Tidak lama berselang dari arah luar datang seorang pria paruh baya dengan stelan jas hitam dan dasi biru tua seakan menambah pesona dan wibawanya.
Saat memasuki ruang tamu,lelaki setengah abad itu,terkejut melihat seorang pemuda tampan dan tinggi duduk disalah satu sofa tamu. Mata mereka saling beradu,ada rasa berbeda saat memandang.Pemuda tampan itu sungguh lekat menatap sosok pria yang berada dihadapannya. seakan ada kerinduan dan tanda tanya mencuat di balik mata coklatnya. Warna mata mereka sama-sama coklat membuat pria itu memandang lekat pemuda yang kini tertegun melihat sosoknya,ia mendekat dan semakin dekat untuk melihat pemuda itu,ia seakan mengenali wajah yang ada dihadapannya,sama mirip sewaktu ia muda,hanya bedanya rambut pria itu berwarna coklat gelap. Mirip dengan rambut seseorang yang pernah ia kenal.
"Eh papa sudah pulang?" pekik girang bunda menghalaukan adengan tatap-tatapan dua lekaki tersebut.Sehingga ,pria baru baya tersebut tersentak dan langsung menghampiri wanita yang menghalaukan lamunannya. Dan sebuah kecupan manis mendarat dikening wanita tersebut.
"Pa,ini Tio pacar Dira! " Bunda memperkenalkan pemuda tampan itu ke suaminya,yang tak lain adalah ayah kandung Tio yaitu Heru Bramantyo Millesh. Dapat dilihat bahwa ayah Tio seorang keturunan ningrat dan campuran darah inggris. Tak heran bila dari segi fisik sangat mencolok postur tubuh yang tinggi ,mata coklat muda,hidung mancung dan rambut hitam yang gelap.
Tio baeranjak dari tempat duduknya,menghampiri pria tersebut dan mengulurkan tangannya,sehingga pria tersebut menyambut uluran tangan dari Tio.
"Perkenalkan om,nama saya Aditia Prasetyo !" .Sembari memberikan senyuman yang manis,sehingga lesung pipi itu mencolok kedalam.
"Kesini sama Dira,yok mari duduk! Ma ,minuman udah di buatkan?" Ajak om Heru mempersilahkan Tio duduk kembali. Sembari merangkul istrinya,yang tak lain adalah bunda Dira.
"Tenang dong pa,putri kecil bunda yang buatkan! ". Terdengar suara lembut dari arah dapur ,seorang gadis muda membawa nampan ungu denga 4 gelas orange juice dingin.
"Kalau gitu,putri kecil papa juga ya?" Goda om Heru kepada anak tirinya itu.
Dira meletakkan minuman diatas meja kaca dihadapan mereka,lalu menghampiri om Heru dan memberi sebuah pelukan.
"Maaf pa,bila selama ini Adira tidak pernah bersikap baik,dan tidak mnganggap om Heru sebagai papa Dira. Semua karena Dira masih belum bisa membuka hati Dira untuk menerima". Peluk Dira semakin kencang. Dari Arah berseberangan,tampak mata Tio berkaca-kaca.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Apakah kejadian buruk yang menimpa Adira diketahui orang tuanya?Apakah Tio bisa memeluk ayah kandungnya? bagaimana kisah selanjutnya.Yok mari kita ikuti kisah selanjutnya
YOU ARE READING
Pelangi Hijrah
Spiritualassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,, saya mengangkat tema Pelangi Hijrah dalam buah karya tulisan saya,karena Pelangi Hijrah diambil dari berbagai sumber perjalanan hijrah dari para klien dan orang- orang terdekat saya,termasuk juga perjalan...