Pertemuan singkat yang terjadi antara Tio dan keluarga Dira . Ternyata memberi dampak baik,bagai gayung bersambut. Tio tinggal bersama keluarga Dira. Sehingga segala aktivitas berhubungan dengan Dira selalu ada sosok Tio. Dira sudah mulai sekolah kembali,mengejar ketertinggalan karena hampir 3 bulan tidak masuk sekolah.
walaupun keduanya tidak lagi kembali ke sekolah yang lama. Dikarenakan ,Dira tak ingin mengingat masa silam yang ada hu buhungannya dengan kejadian itu. dan kini,ia nyaman di sisi kakak tirinya,yang mengaku sebagai kekasihnya.
kini Dira sudah mampu bergaul dengan anak-anak yang lain,meski tampaknya ia sangat ketakutan berada di sekitar siswa laki-laki. Menghabiskan masa SMA di sekolah yang baru,menjalankan ujian sekolah sampai kelulusan ,semua tidak terasa begitu singkat.
Dira berlari menuju toilet sekolah yang terdekat,seakan dia tiadak memperdulikan keadaan sekitarnya.
"Hoeeeekkkkk! Hoekkk..." Seakan akan ada benda yang hendak keluar dari kerongkongan Dira.
"Hei Dir,lo gak apa-apakan? " tutur gadis berkacama berambut kuncir dua dan sembari menepuk nepuk punggung Dira.
"Meli kayaknya,asam lambung gue kumat deh,,karena beberapa bulan yang lalu gue muntah-muntah juga,kerongkongan gue pahit dan sering buang angin juga tanpa bisa ditahan."
"Lo istirahat di UKS ya Dir? Biar gue antarin lo kesana!" Ajak Melinda teman sebangku Dira.
"Mel,harusnya gue gak sekolah hari ini,kan kita cuma nungguin hasil kelulusan" Wajah Dira pucat dan tubuhnya sekan akan tank sanggup menompang badannya.
"Elo sih,dah tau gak enak badan malah datang kesekolah,lagian gak ngapa-ngapain juga disini!" dengus Meli mengomeli Dira.Dira hanya tersenyum tipis ,karena sedikit tenaga yang dimilikinya.
"Mel,nanti kalau lo jumpa Tio,bilangin gue di UKS ya?" Pinta Dira.
Mereka tiba di depan UKS,Dira langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Meli pun beranjak meninggalkan Dira sendiri menuju kelas. Di tengah koridor Meli bertemu bagas. Bagas adalah anak kelas IPS 4, Bagas adalah anak yang nakal dan suka membuat onar.
"Dari mana lo cupu?" sembari menarik rambut Meli.
"Auuuuuuu..sakiit tau gas,lo jahat amat sih!" pekik Meli,melepaskan pegangan Bagas pada rambutnya.
"Makanya cepat jawab gue rambut kuda!" cekikikan Bagas.
"Dari UKS ,ngantarin Dira ..emang kenapa?" Tanya Meli mengintrogasi,karena ekspresi wajah Bagas langsung berubah mendengar nama Adira.
Tanpa menjawab pertanyaan Meli,Bagas bergegas berlari meninggalkan Meli,yang masih keheranan dengan tingkah Bagas. Seketika Meli berlari menuju kelas,entah apa yang ada di dalam pikirannya sehingga ia teerpeleset di depan kelas.
"Brukkk" tubuh Meli terpental dan ditanggap oleh seseorang.
"Elo gak apa-apa Mel,hati-hati mel kalau jalan. Untung lo gak luka" Tutur pemuda yang menahan menopang tubuh Meli tak lain adalah Tio. Meli seakan masih tertegun melihat wajah tampan Tio dari dekat,sekan-akan terhipnotis.
"Mel..oiiii melll..." pekik Tio,menghamburkan lamunan Meli.
"Dira dimana? Apa lo nampak dia? "tanya Tio.
" Dira,.." Meli menghentikan kalimatnya,dan kini dalam hatinya berbisik suatu hal.
"Sumpah Tio ganteng banget,buat jantung gue mau terjun keluar"
"Mel..lo dengar gue gak? " tanya Tio sekali lagi,menghalaukan imakinasi Meli.
"Tadi,gue lihat Dira sama Bagas ,mereka masuk UKS.Gak tau sih mau ngapain soalnya tadi gue ngikutin Dira,dan Bagas nyuruh gue pergi karena mereka mau ngomong berdua gitu." Meli mengarang cerita yang sebenarnya,dia tau ini tidak boleh. Karena rasa sukanya pada tio membuat ia lupa akan pertemanannya dengan Dira.
"Ya udah gue cabut dulu,perasaan gue gak enak Mel.Lo duluan aja masuk kelas,dan bilang guru gue ada urusan sebentar." Tio meninggalkan Meli dan bergegas ke arah UKS.
Tio berlari menyusuri lorong sekolah,melihat ruang UKS diujung sebelah perpustakaan. Baru hendak membuka pintu,suara jerit Dira melengking. Sehingga Tio bergegas masuk ,alangkah mengejutkannya. Bagas sedang berusaha merobek pakaian Dira,Dira meronta mempertahankan pakaian yang ia kenakan. Tio tanpa pikir panjang langsung bergegas mendekati bagas, dan sebuah pukulan mendarat di sebelah rahang bagas. Bagaspun tak tinggal diam,dia membalas bogeman itu ke sebelah tulang rusuk kanan Tio,tampaknya Tio dapat dilumpuhkan sehingga tubuhnya terjatuh di lantai,darah segar keluar dari mulutnya. Meskipun tak banyak,tapi sudah melukai Tio dari dalam. Namun,Tio kembali bangkit dan kali ini membalas dengan sekit brutal. Yaitu dengan mematahkan tanggan dan kaki bagas. Sehingga,bagas tersungkur di lantai,ia meringgis kesakitan .
Dira berdiri lalu memeluk kakak tirinya itu,membantu memopang tubuh Tio yang sudah bereaksi menahan sakit tersebut. Kali ini,Dira menelpon supir pribadi keluarga mereka dan bergegas kerumah sakit.
YOU ARE READING
Pelangi Hijrah
Spiritualassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,, saya mengangkat tema Pelangi Hijrah dalam buah karya tulisan saya,karena Pelangi Hijrah diambil dari berbagai sumber perjalanan hijrah dari para klien dan orang- orang terdekat saya,termasuk juga perjalan...