Masa Pendekatan.

93 13 21
                                    

Hari ini sekolah diliburkan. Hari yang menyenangkan untuk seorang pelajar seperti Alitta dan Riris.

Pagi yang diawali dengan senyum ceria, Alitta bergegas untuk membersihkan tubuhnya, membuat sarapan untuk dirinya sendiri, lalu bersantai menonton DVD serial Harry Potter kesukaannya.

Sepupunya—Riris yang baru saja selesai mandi, langsung turun menuju tempat dimana Alitta sedang bersantai ria.

"Litta, Litta! Penting nih!" Ucap Riris berteriak.

"Apaan sih, ganggu aja lo tuh!" Umpat Alitta. Cewek itu lalu mengambil sebiji koko crunch dan melemparkanya tepat diwajah Riris.

"Anjir lo! Ini penting bego! Dari Samudra!" Ujar Riris yang membuat Alitta langsung mengunci rapat mulutnya. Ingatan cewek itu langsung jatuh pada hari dimana ia mengobrol bersama Samudra hari itu.

"Kenapa?" Tanya Alitta penasaran.

"NGAHAHAHA KEPO KAN LO!"

"Heh bahlul! Samudra kenapa?!"

"Oke oke, jadi dia tadi nelfon gue. Dia bilang ke gue kalo mau minta nomer lo, terus gue kasih deh. Abis itu, dia bilang ke gue mau nelfon lo, terus gue bilang, boleh deh, lagian lo juga pengen banget denger suaranya lagi."

"Lo bilang gitu? RIRIS BEGO!" Umpat Alitta.

"Heh sepupu laknat lo ya!"

"Ya salah lo, kenapa juga lo pake bilang gitu segala?! Entar kalo misalnya dia percaya gimana? Riris begoo"

Akhirnya, dua sepupu itu saling menyalahkan. Dan baru berhenti ketika dering telfon yang berasal dari ponsel milik Alitta berbunyi nyaring.

Sontak, Alitta mengambil ponselnya, lalu menge-cek siapa yang sedang menelfonnya. Cewek itu mengernyit tanda tak tahu.

"Siapa Al?" Tanya Riris kepo.

"Gak tau gue. Nomor ga dikenal." Ucap Alitta.

"Udah, angkat aja kali, mana tau penting." Ujar Riris pada Alitta. Alitta segera menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kananya.

"Halo?" Sapa Alitta.

"Halo, ini Alitta?" Tanya seseorang disebrang sana dengan suara yang berat.

"Iya ini, Shalitta Tysha Caelya, kenapa ya?" Ucap Alitta sopan.

Terdengar kekehan berat nan lembut dari sebrang sana. Cewek itu mengernyit hingga sebuah suara menyahut.

"Iya tau. Alitta yang cantik tapi bawel itu kan?" Ucapnya. "Apaan sih ini? Lo siapa? Ga jelas banget deh." Ujar Alitta kesal.

"Iya-iya maaf. Ini Samudra. Yang kemarin ngajak kenalan. Ehehe. Simpen nomor Sam ya, Ta. Nanti Sam chat dibales ya."

"Apaan sih, kok gajelas! Litta matiin nih ya!"

"Iya deh, gapapa. Tapi nanti Sam chat dibales ya, Ta."

Alitta tidak mengindahkan perkataan Samudra. Cewek itu langsung saja memencet tombol berwarna merah yang berarti memutuskan sambungannya dengan Samudra.

"Siapa Al? Samudra ya?" Ujar Riris sambil memainkan kedua alisnya naik turun.

Alitta mendesah kesal, "Hh, iya. Cowok gak jelas itu lagi. Males gue."

"Halah lo, sok sok an banget jual mahal, padahal dalem hati pasti pengen banget ditembak sama Sam, mana anaknya ganteng lagi." Ujar Riris.

"Apaan sih lo, sok tau banget," ketus Alitta membuat Riris terbahak, "Nohkan, lo aja begitu, inget kalo benci sama cinta itu beda tipis." Ucapnya.

T w e n t y s i xTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang