3

4 2 0
                                    

"Ar, Maaf"
"Buat?"

"Gue tau lo ga suka gue dek-"
"Gapapa, gue sadar kok gue bukan siapa siapa lo, gue juga ga berhak ngelarang lo, gue minta maaf karena udah ngelarang lo ini itu, dan mungkin buat lo risih, tapi lo tau alasan gue ngelakuin itu"
"......."
"Gue ga bakal ngelarang lo buat deket sama siapa pun, dan ngelakuin apapun, tapi gue cuman minta, LO HARUS INGET, ADA HATI YANG PERLU LO JAGA"
"Hmm"
"Udah ga usah sedih sedih lagi, gue minta maaf oke?"

Gea hanya mengangguk nganggukkan kepalanya saja

"Mau eskrim ga?"
"Lo traktir ya?"
"Gak"
"Ih yaudah pergi aja sendiri, gue ga-"
"Canda kali ah, ya kali ngebayarin pacar sendiri gue ga mau"
"Pacar siapa?"
"Pacar gue"
"Siapa pacarnya?"
"Lo! Geana Novsa"
"Dih ngaku ngaku lo"
"Yaudah bukan pacar, tapi calon istri eaaaaa"
"Amin"
"Eh- Amin aminnn hahah" 

Lalu kedua nya pun pergi kesebuah toko eskrim dan menghabiskan waktu bersama

Flashback on

"Ge, gue suka sama lo"
"Bercanda lo ga lucu kali ar haha"
"Ge, gue serius, gue ga tau sejak kapan, tapi gue suka sama lo"
"Ya trus?" tanya gea dengan gaya sok santai, padahal hati nya sedang berbunga sekarang.
"Gue juga tau kalo lo suka sama gue"
"Ralat, sayang"

Gea memang secara terang terangan menyatakan perasaan nya ke arya, hanya saja, arya lah yang telat menyadari bahwa ia juga memounyai rasa yang sama untuk gea.

"So?"
"So what?"
"Be mine?" tanya arya dengan posisi berlutut, dan tangan kanan nya memegang tangan gea, sedangkan tangan kiri nya memegang sebuah boneka stitch yang memang disukai gea.

Gea tampak berfikir panjang, dia tau seharusnya tak ada lagi alasannya untuk menolak arya, tapi entah kenapa, logika nya berkata, dia harus menolak arya, dia tak ingin jika nanti berpacaran, mereka bertengkar lalu putus kemudian menjadi asing selamanya, dia tidak menginginkan itu.

"Ar, gue sayang sama lo, dan lo tau itu, tapi maaf"
"Maaf lo ga bisa nolak gue?" gea tersenyum kecut, sikap arya yang kepedean membuat gea semakin ragu untuk menolaknya

"Maaf ar, kita temenan aja ya"

Arya berdiri dari posisi nya dan duduk disamping gea

"Gue ga akan maksa lo kok"
"Gue punya alasan"
"Apapun alasan lo, gue terima, kita temenan, tapi inget, gue jaga hati lo, dan lo sebaliknya"

Flashback off

"Ge, gue boleh nanya ga?"
"Ah elah, kayak sama siapa aja, tanya aja si bi"
"Bi? Babi? Atau Baby?"
"Ya tergantung"
"Tergantung apa?"
"Tergantung kamu ngartiin itu apa, kan kamu duluan yang gunain panggilan itu"
"Oh gitu, ya berarti baby dong haha" sahut arya dengan diiringi tawaan kecil

"Eh, tadi lo pake aku-kamu ke aku?"
"Iya, lagian kan lo juga yang duluan gitu"
"Ih, kok lo-gue lagi?"
"Ga biasa gue"
"Yaudah, besok besok dibiasaain ya kalo sama gue"
"He'eh, mau nanya paan tadi?"
"Gajadi, kapan kapan aja"
"Ihh kenapa?!"
"Gapapa"
"Yadehh"
"Eh, udah malem, yok gue anter pulang"
"Ayok"

*****

"Thanks ya" Ucap gea ketika turun daei motor milik arya

"Ga usah bilang makasih buat hal yang udah emang kewajiban gue"
"Gue kan bilang thanks bukan makasih haha"
"Ga bisa serius lo mah"
"Haha, iya iya, yaudah sono pulang, hati hati"
"Ngusir nih?"
"Iya haha"
"Kejam"
"Jijik gue hahah"
"Yaudah gue pulang, titip salam sama Ayah dan Ibu ya, sama adek lo juga"
"Sip, hati hati jangan sampe dijalan jumpa hati yang bikin hati gue sakit hati"
"Asiyapp"
"Udah sono"
"Iya iya, assalamualaikum" ucap arya lalu pergi meninggalkan halaman rumah gea

"Waalaikumsalam" ucap gea dengan senyum diwajahnya, lalu memasuki rumah.

"Dari mana?" tanya ibunya Gea

"Abis jalan bu"
"Sama siapa?" tanya  ayah gea
"Arya"
"Yang kemaren?"
"Iya yah"
"Ayah ga ngelarang kamu deket sama siapa pun, tapi kamu harus inget batasan"
"Iya yah, tenang aja, gea masih fokus ke cita cita gea kok"
"Iya iya, udah sana tidur, atau perlu ayah gendong ke kamar kayak waktu kamu masih kecil?"
"Hilih, sok kuat banget sih yah hahah"
"Oh jadi kamu nyepelein ayah?"
"Iya hahahahah" ucap gea dengan tawa yang keras

"Aaaaaaaaaaaa!!!"

"Nak!"

"Qila!"

"Adekkk!"

*****

Bukan Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang