8

444 41 7
                                    

Hari ini Vannesa dan Nina berjanjian di sebuah kafe karena akhir-akhir ini mereka jarang sekali bertemu akibat skripsi yang menumpuk.

"Tau gak tuh dosen ribet banget pake ngasih skripsi susah, mana minta ACC aja susah" ucap Vannesa pasrah.

Sejak tadi Vannesa mengeluh tentang dosen2 yang memberinya banyak skripsi, Nina hanya bisa mendengarkan sambil sesekali tertawa karena cara bercerita Vannesa. Dia memaklumi Vannesa yang seperti ini, pasalnya sejak kecil emang udh gitu.

#Author juga bingung sama Vannesa😪 ok back to cerita.

"Eh Van gw boleh nanya gak?" Ucap Nina saat Vannesa berhenti berbicara tentang keluhannya.

"Hm? Tanya aja" ucap Vannesa sambil mengaduk minumannya.

"Lu.... yakin gakpapa?" Tanya Nina dengan wajah serius.

"Gakpapa kenapa?" Ucap Vannesa lalu meminum minuman nya.

"Ya.. lu yakin gakpapa Febrian gak inget sama sekali sama lu?" Tanya Nina yang hampir membuat Vannesa tersedak.

"Aduh.. mangkanya minum yang bener" ucap Nina sambil menepuk-nepuk pelan punggung Vannesa.

"Uhuk. Gw kira mau nanya apa" ucap Vannesa dengan tawa kikuknya.

"Gw nanya Van...." Rengek Nina karena belum mendapatkan jawabannya.

"Hm... Gimana ya, dibilang sakit nggak dibilang seneng nggak" ucap Vannesa.

"Maksudnya?" Tanya Nina yang bingung dengan jawaban Vannesa.

"Maksudnya, emang sih gw sakit dia gak inget sama sekali, tapi gw seneng dia balik ke indo dan dia berusaha nyari tentang temen kecil dia" ucap Vannesa sambil tersenyum tipis menatap minuman di depannya.

"Hm... Terus gimana tuh, ada perkembangan gak? Dia inget sesuatu gak?" Tanya Nina bertubi-tubi, Vannesa menghela nafas kasar karena sifat kepo Nina mulai keluar.

"Satu-satu atuh neng nanyanya" ucap Vannesa.

"Hehe... Maaf kelabasan, habis gw kepo" ucap Nina sambil tertawa kecil.

"Hadeh... Gimana ya, kata dia sih mulai rada inget cuman wajah cewek itu gak keliatan" ucap Vannesa pasrah.

"Sabar ya" ucap Nina sambil menepuk-nepuk punggung Vannesa.

"Oh, Hi Nina" sapa seorang perempuan yang lewat didepan meja mereka.

"Oh, Hi Ruby" ucap Nina membalas menyapa.

"Lo sendiri? Sini gabung" ajak Nina.

"Eh? Serius? Nanti takut ngeganggu" ucap Gadis bernama Ruby itu.

"Gak papa kok, sini gabung aja. Slow AE" ucap Vannesa ikut mengajak Ruby bergabung.

"Van, kenalin nih. Dia Ruby, satu jurusan sama gw. Bisa dibilang temen gw disana" ucap Nina memperkenalkan Ruby kepada Vannesa.

"Ruby" ucap Ruby sambil mengulurkan tangannya kedepan Vannesa.

"Vannesa" ucap Vannesa sambil menyambut tangan Ruby dengan senang hati.

Mereka bercerita tentang tugas-tugas mereka, dan bercanda tawa.

Vannesa sangat senang mempunyai teman baru seperti Ruby.
                          ••••
Hari ini Vannesa berjalan terburu-buru kembali ke taman karena bukunya tertinggal disana.

"Nah ini dia" ucap Vannesa sambil mengambil bukunya.

Saat hendak pergi, Vannesa melihat Febrian sedang duduk membelakangi nya.

"Febrian..." Ucapannya terhenti saat melihat seorang gadis menghampiri Febrian.

'Ruby? Ngapain?' Batin Vannesa yang mulai penasaran.

Vannesa mendekat sedikit agar dapat mendengar percakapan mereka, lalu mengumpat disalah satu semak-semak.

"Kenapa?" Tanya Febrian dengan dingin.

"Anu... Itu..." Ucap Ruby karena gugup.

"Hm?" Gumam Febrian yang mulai bingung.

Ruby menarik nafasnya dalam-dalam lalu bersiap mengatakan apa yang ingin dia katakan dalam satu tarikan nafas.

"Gw suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gw?"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Hai guys....

Jangan lupa like and coment🤗
Jangan lupa Follow profil author yaaa😆😆

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang