3 (Rev)

569 46 1
                                    

Mau sampe ujung samudra kek, mau sampe ujung dunia kek. Kemana aja lo pergi, gue ikut.

~Vannesa Juliet Adinata Putri~

¤¤¤¤¤

"Hai Febrian!!" Sapa Vannesa lalu duduk disamping Febrian yang sedang membaca buku sambil mendengarkan musik.

Mereka memang sekelas, karna jurusan mereka yang sama. Itulah yang dimanfaatkan Vannesa untuk mendekati Febrian selama beberapa hari ini.

Sebenarnya, setelah beberapa hari yang lalu Vannesa mengetahui kejadian yang menimpa Febrian. Vannesa memutuskan untuk mendekati Febrian dan berniat untuk membuat Febrian mengingat dirinya kembali.

Febrian mendengus kesal lalu menatap tajam Vannesa yang sedari kemarin mengganggunya.

Dia melepaskan headsetnya lalu menutup bukunya.

"Lo ngapain si?" Tanya Febrian kesal.

Vannesa hanya menggeleng lalu menunjukan cengir kudanya.

"Aneh" gumam Febrian lalu fokus ke depan karna dosennya sudah masuk ruangan.

Selama pelajaran, diam-diam Vannesa terus melirik kearah Febrian.

"Sekarang saya akan membagi kelompok untuk tugas ini" ucap dosen itu yang membuat Vannesa sepenuhnya fokus kedepan.

Dia menunggu namanya disebut dan terus berharap agar sekelompok dengan Febrian.

Dilain sisi Febrian berharap tidak sekelompok dengan gadis aneh yang ada disebelahnya.

"Febrian pratama, lalu Vannesa Juliet adinata putri"

Kedua nama yang disebut terakhir, membuat Vannesa dan Febrian terkejut. Namun sedetik kemudian Vannesa berteriak senang dalam hati, sedangkan Febrian hanya bisa menghela nafas berat.

"Baiklah, saya tunggu hasil kerja kalian. Selamat siang" setelah itu dosen itu keluar ruangan.

Vannesa menyenggol tangan Febrian membuatnya ditatap tajam oleh Febrian.

"Mohon bantuannya ya" ucap Vannesa sambil tersenyum manis, sehingga membuat Febrian membuang mukanya karna mukanya terlihat merah.

'Apaan si, kenapa ngeliat tuh orang senyum gue jadi malu gini?' Batin Febrian mengumpati diri dia sendiri.

"Anu..." ucap seorang gadis yang tiba-tiba berada disamping Vannesa membuat mereka berdua menoleh.

"Kalian...Febrian sama Vannesa kan?" Tanya gadis itu memastikan.

"Iya" ucap Vannesa sambil tersenyum.

"Jam 4 sore nanti, kita kumpul di kafe deket kampus ya, soalnya mau ngomongin pembagian tugasnya sama yang lain" ucap gadis itu.

"Ok" ucap Vannesa setuju.

"Oh ya, nama gue Layla" ucap gadis bernama Layla itu sebelum pergi meninggalkan mereka.

Vannesa berbalik menghadap Febrian, namun Febrian sudah berdiri dari tempatnya.

"Loh? Mau kemana?" Tanya Vannesa pemasaran.

"Mau ke kafe" ucap Febrian dengan nada yang lagi-lagi dingin, lalu pergi meninggalkan Vannesa.

"Eh, tungguin" ucap Vannesa sambil buru-buru membereskan tasnya lalu mengejar Febrian.
¤¤¤¤¤¤
Vannesa mengikuti Febrian ke kafe itu, dan alhasil sekarang hanya ada mereka berdua karna teman sekelompoknya yang lain belum ada yang datang.

"Lo ngapain si ke kafe jam segini? Sekarangkan masih jam 2" ucap Vannesa sambil melihat jam berwarna coklat yang melingkar manis ditangan kirinya.

"Gak usah ikutin gue" ucap Febrian dengan dingin.

Seorang pelayan datang lalu menyerahkan buku menu kepada mereka berdua.

"Mokkacino 1, sama green tea 1" ucap Vannesa dengan cepat sebelum Febrian ingin memesan minumannya.

"Ada lagi?" Tanya pelayan itu lalu pergi setelah mendapat jawaban tidak dari Vannesa.

Febrian menatap Vannesa heran, dia bingung kenapa Vannesa tau apa yang ingin dia pesan? Terlebih lagi mokkacino itu adalah minuman kesukaannya.

"Kenapa? Suka ya" ucap Vannesa sambil tertawa kecil.

Febrian mendengus kesal lalu kembali menatap Vannesa.

"Dari mana lo tau kalo gue suka sama mokkacino?" Tanya Febrian bingung.

Vannesa terlihat berfikir lalu tersenyum kepada Febrian.

"Mungkin karna lo emang dari sulu suka itu?" Ucap Vannesa yang membuat Febrian tambah bingung dengan ucapannya.

"Maksudnya?" Tanya Febrian.

Vannesa memajukan kepalanya lalu berbisik kepada Febrian, setelah itu raut wajah Febrian berubah menjadi terkejut bercampur tidak percaya dengan ucapan Vannesa barusan.

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang