1

48 8 11
                                    

Mulai dari bisikan sampai teriakan menyambut kedatangan remaja jakung dan pria payuh baya yang sama tingginya itu.

Dua manusia itu berjalan beriringan bersama menyelusuri koridor dengan tenang dan meladeni siswa-siswa yang ingin berfoto dengannya, maaf tidak melayani siswi-siswi.

"Wagela, wagelaseh. Itu Alden Athalla kan, dia pindah sekolah kita?"

"Demi apa? Cowok yang udah keterima di SMA paling favorit nomer 1 di Indo pindah disini?

"Ganteng, hafidz Qur'an, pinter, tajir goals banget,"

"Waduhh, dia ganteng, kita ini apa ya? Kita gak ada apa-apanya sama dia,"

Dan masih banyak lagi celotehan dari siswa-siswi.

Zelda masih tidak percaya dengan dia, Alden Athalla kini hadir di sekolahnya, orang yang dijadikan sebagai panutan, seorang idola yang Lauva kagumi setelah Nabi Muhammad SAW.

"Andai, dia bisa jadi imamku di rumah ku dengannya aku bisa, eh, istigfar-istigfar, aku mikirin apa sih," benak Zelda berkata. Zelda yang tengah memandangi Alden dari lantai tiga dan mendengarkan celoteh siswa-siswi disekitarnya.

"Zelda, lagi ngapain? Memandangi sang calon imam ya? Ahahah, aamiin. Tapi, kayaknya sih kuyakin, rivalmu pasti langsung melejit, Zel," ujar Ocha salah satu sahabatnya yang membuyarkan lamunannya.

"Ih, Ocha apa-apa in sih nyebelin! Emangnya kenapa kalo nambah rivalku? Lagian aku gak terlalu berharap sama Alden. Banyak disana yang lebih baik buat Alden,"balas Zelda ketus.

"Loh optimis dong, dia bisa jadi punya kamu. Udah, gini deh, paling gak sih si Alden bisa jadi temen kamu, kayak singa betina aja, galak,"ujar Ocha menyakinkan.

"Iya, cha. Makasih do'a sama semangatnya maafin aku yang ketus tadi,"

"Tapi, juga jangan terlalu berharap berlebihan sih, Zel. Nanti kalau bukan jodoh, move on nya susah," Ocha mengingatkan.

"Iya, makasih lho udah diingetin. Jamu sama nasehat itu sebelas-duabelas, pahit tapi bermanfaat," kata Lauva.

"Eh, iya bener juga.Kamu puasa gak, Lau? Aku mau ke kantin,"

"Puasa, bos!"jawab Zelda.

Ini salah satu yang menyenangkan untuk bersahat dengan Zelda, Zelda suka memanggil cita-cita profesi yang ingin digapai temannya. Contohnya, Ocha ingin menjadi bos di perusahaan besar buatannya sendiri.

"Beneran kamu mau ikut?"tanya Ocha sambil tersenyum manis.

"Iya, bos! Mbak arsitek mana?" jawabnya tegas dan tanya balik.

"Saski di kelas, lagi nggambar, biasa lha,"

Mendengar perkataan barusan, dia berlari kecil menuju kelas, posisi mereka tak jauh dari kelas.

"Saski, nih mau ke kantin ikutan gak?"tanya Zelda ke Saski sambil memperhatikan masjid di kertas.

"Ehm, ayok, gaskan,"jawab Saski semangat dan mengemasi peralatan menggambarnya.

"Widih, mau bangun masjid nih ceritanya? Bagus banget masjidnya,"sanjung Zelda.

"Eheheh, iya nih. Aku mau bangun masjid suatu saat,"

"Semoga terkabul ya cita-cita baiknya, ayok kantin,"

"Iya, makasi. Ayok, perut minta asupan juga nih," ujar Saski.

Mereka berjalan beriringan di koridor, selalu disapa dan balas sapa sepanjang jalan.

Setelah mereka sampai di kantin,
"Wih, beruntung ya, kantin belum rame,"ujar Saski.

Saski dan Ocha langsung memesan soto kuali dan es jeruk. Zelda memilih duduk di dekat jendela besar ukuran 5×10m, tak beli, sedang puasa.

Tak lama, Ocha dan Siska datang dengan nampan berisi pesanannya tadi.

"Zel, beneran nih gakpapa?" tanya Ocha memastikan.

"Iya, dimakan aja, santai kali cuy," jawab Zelda.

Mereka makan dengan banyak diam, Zelda memperhatikan jendela luar daripada di kantin. Memperhatikan burung-burung berterbangan di taman.

"Eh, maksud lo ini apa? Bisa gak sih lo pergi dari kehidupan gue? Gak capek apa, ngejar-ngejar gue terus?" suaranya tinggi nyaring, semua penghuni kantin menoleh, termasuk Zelda.

Ada seekor cicak di mangkuk soto Ocha. Mungkin, tadi sengaja dilempar oleh cowok tak bertanggung jawab tadi, namanya Lucas. Tampan wajahnya tapi, entah sifatnya. Ada kabar, dia belum pernah memiliki kekasih sebelumnya.

"Ya, karena gue suka sama lo, lo mau sama gue?"tanya Lucas barusan.

Yang ditanya tidak menjawab ya atau tidak, melainkan dengan suara tinggi,"lo tuh ya, lo kira gue cewek murah apa?"

Ocha meminta agar dirinya dan teman-temannya segera pergi dari kantin dan melanjutkan destinasi istirahat kedua ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, mereka mendapati batang hidung Alden yang sedang membaca buku.

🌼🌼🌼

Hope you like it
Tolong, saya masih amatir. Beri jejak, ya. Jika, punya saran kritik tolong comment. Jika, suka kasih bintang. Arigathanks Gozaimuch👌

Rumus BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang