1 jam sebelumnya
Rani baru saja keluar dari ruangan VIP tempat Ana di rawat, Ana baru saja melahirkan bayi kembar yang sangat lucu.
Semua keluarga baik dari pihak keluarga Ana dan Yudha berada di sana untuk menyambut cucu kembar mereka.
Rani begitu terharu melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Ana dan Yudha.
Kebahagiaan itu membuat Rani sadar bahwa dirinya sudah lama hidup sendiri.
Rani mulai berkeinginan untuk menemukan pria penyayang seperti Yudha sebagai pendamping hidupnya.
Rani tidak iri, karena yakin setiap orang pasti memiliki kebahagiaannya masing-masing
Rani keluar dari ruangan itu bertepatan dengan seorang pria berambut panjang sebahu yang keluar dari ruangan di sebelah ruangan Ana.
Pria itu keluar dari ruangan itu dengan raut wajah yang panik, cemas dan putus asa.
Rani sebenarnya tidak ingin memperdulikan keberadaan orang itu, tapi tanpa sengaja pria itu menatap ke arah Rani membuat Rani langsung tersenyum tipis untuk sekedar berbasa basi
Pria itu menatap Rani tajam,mengamati penampilan Rani dari ujung kepala sampai ujung kaki yang membuat Rani risih, pria itu kemudian menghela nafas lega seolah sudah menemukan cara untuk mengatasi permasalah hidupnya, pria itu berjalan menghampiri Rani membuat Rani kebingungan
"Ikut saya sebentar" pinta pria itu tanpa mengatakan apa-apa lagi langsung menarik tangan Rani membuat Rani terbelalak kaget
"Eh tunggu! Kenapa saya di tarik-tarik?!" tanya Rani panik karena terpaksa mengikuti langkah kaki pria yang tidak di kenalnya.
Rani berusaha melepaskan diri tapi pria itu mencengkram tangannya dengan begitu kuat seolah tidak akan melepaskan Rani
Pria itu menyeret Rani memasuki sebuah ruangan kamar pasien yang tidak di pakai.
Nuansa kamar itu remang-remang membuat Rani bergidik ngeri.
Saat keduanya sudah berada sepenuhnya di dalam ruangan itu, pria berambut gondrong itu menutup pintu membuat Rani makin ketakutan
"Anda siapa? Kenapa membawa saya kemari? Jangan berani macam-macam ya!" ujar Rani berusaha setegas mungkin berusaha melepaskan diri, tapi pria itu sama sekali tidak berniat melepaskan tangan Rani
"Mari kita menikah" ajak pria itu sontak membuat Rani terdiam dan menganga kaget
"Apa?!" tanya Rani masih tidak percaya dengan pendengarannya.
Rani memang ingin menikah dan di lamar oleh seorang pria, tapi bukan dengan cara seperti itu, dengan orang asing pula, siapa yang tidak akan kaget
"Kita menikah" jelas pria itu lagi dengan nada yang bukan seperti ajakan tapi perintah
"Anda sedang mabuk?" tanya Rani memastikan, mengamati pria di hadapannya,memastikan bahwa pria yang baru saja melamarnya itu sedang dalam keadaan 100% mabuk.
"Saya akan memberikan apa yang kamu mau asal kamu menikah dengan saya malam ini" pinta pria itu membuat Rani makin mengangakan mulutnya kaget
"Anda masih waras kan?" tanya Rani memastikan kalau-kalau dirinya sekarang berurusan dengan orang gila
"Saya 100% masih waras, makanya saya mengajak kamu menikah" jawab pria itu tegas membuat Rani langsung menggeleng kencang
"Tidak, saya yakin anda 100% tidak waras karena orang yang waras tidak akan mengajak orang yang tidak di kenalnya untuk menikah" bantah Rani
"Siapa nama kamu?" tanya pria itu cepat membuat Rani mengerutkan kening bingung
"Untuk apa anda perlu tau nama saya?" tanya Rani sangat enggan memberitau namanya kepada pria aneh yang tidak di kenalnya, yang tiba-tiba saja menyeretnya ke ruangan itu dan mengajaknya menikah.
"Saya perlu tau nama kamu untuk menikahi kamu" jawab pria itu membuat Rani benar-benar tidak habis pikir
"Tapi maaf, saya menolak menikah dengan anda" jawab Rani mantap
"Saya akan memberikan apapun yang kamu mau asalkan kamu menikah dengan saya" pinta pria itu membuat Rani tersenyum sinis
"Tapi maaf jika mengecewakan anda, saya bukan barang yang bisa di beli dengan uang, jika anda memang sangat ingin menikah, anda cari saja wanita yang bersedia menikah dengan anda" tolak Rani membuat pria itu makin mencengkram tangan Rani, membuat Rani meringis kesakitan
"Hanya kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan saya dan keluarga saya sekarang, saya mohon" pinta pria itu dengan wajah penuh harap membuat Rani berdecak kesal
"Saya tidak perduli, jika memang ada masalah dengan anda dan keluarga anda, itu urusan anda, bukan urusan saya,jadi jangan melibatkan orang yang tidak di kenal seperti saya ini ke dalam urusan keluarga kalian" pinta Rani membuat rahang pria itu tampak mengeras dan tatapannya berubah sangat tajam
"Jadi kamu menolak?" tanya pria itu membuat Rani mengangguk mantap
"Saya 100% menolak, jadi bisa anda membiarkan saya pergi sekarang?" tanya Rani penuh harap membuat pria itu menampilkan seringaian yang mengerikan membuat Rani mulai merasakan firasat buruk
Pria itu melepaskan cengkraman tangannya membuat Rani sedikit bernafas lega, tapi tidak lama karena pria itu langsung mendorong tubuh Rani hingga terjatuh di sova
Tubuh Rani jatuh terhempas ke atas sova empuk yang ada di ruangan remang-remang itu.
Belum sempat Rani protes atau berteriak, sosok tubuh tegap dan jangkung yang tadi begitu kasar mendorongnya sehingga jatuh setengah terbaring di atas sova, pria itu sudah bergerak cepat dengan menindih tubuh mungil Rani.
Mata Rani membulat kaget
"Ap.." belum sempat Rani mengajukan protes, pria itu sudah membungkam bibir Rani dengan gerakan yang menggebu-gebu yang membuat jantung Rani seakan mau melompat dari tempatnya.
Jantung Rani breaksi seperti itu bukan karena hatinya berbunga-bunga di perlakukan seperti itu, melainkan Rani saat itu tengah ketakutan setengah mati karena kehancuran masa depannya terlihat jelas jika Rani pasrah di perlakukan seperti itu.
Tidak hanya ciumannya yang membuat Rani kelabakan, tapi juga tangan pria itu sudah bergerak sangat aktif membuka pakaiannya.
Dengan tangan gemetaran Rani mengumpulkan tenaganya untuk mendorong tubuh pria yang begitu menggebu-gebu ingin menjamah tubuh nya
Dengan tenaga yang tidak seberapa Rani berhasil mendorong tubuh pria itu sehingga ciuman hot pria itu terlepas
"Ooo...ok..oke, ak..aku ber...se...d...sedia m...meni..kah de...ngan ka...ka..mu" jawab Rani susah payah dengan tubuh yang bergetar ketakutan.
Pria itu memamerkan senyuman penuh kemenangan yang mengerikan.
Pria itu kemudian menjauhkan tubuhnya dan berdiri tegak membuat Rani benar-benar merasa lega
"Pilihan yang bagus" puji pria itu
Rani buru-buru bangun dari sova dan berdiri tegak, dalam ketakutannya itu Rani melihat sebuah vas bunga yang terletak di atas meja di samping sova"Mari kita pergi menemui keluarga saya" ajak pria itu sambil melangkah mendekati pintu,kesempatan itu Rani gunakan untuk meraih vas bunga itu dengan cepat dan bergegas menghampiri pria yang hampir saja memperkosanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Hot! (Hot Wedding 2)
Roman d'amourTerjebak harus menikah dengan pria tidak di kenal yang di alaminya saat di rumah sakit membuat Rani benar-benar harus mengalami kisah kehidupan rumah tangga yang benar-benar hot bersama pria berambut gondrong yang mengaku tidak pernah punya pacar ta...