"Gue cuma gak mau lo sakit hati dek.." lirih Azka
● ● ● ●
Kringggg
Bunyi alarm yang begitu berisik membangunkan Dira pagi ini, kelopak mata masih terpejam erat seperti ada lem yang menyangkut disana. Pagi ini, Dira akan membuatkan sandwich untuk Alfa, sebagai tanda terimakasih karen kemarin sudah membantu Dira.
"Hoamm" Dira menguap.
Ia melirik ke aram jam yang ternyata masih menunjukkan pukul 4 pagi. Dira langsung masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual paginya. Setelah itu ia solat subuh dan langsung beranjak ke dapur.
"Kak Alfa suka sandwich gak ya?" gumam Dira
"Dorr! Eh tumben lo udah bangun, pake masak lagi. Kesambet apa lo?" canda Azka
"Eh ayam ayam"
"Ih ngagetin aja lo!" ketus Dira sambil mengelus-elus dadanya karena masih kaget.
"Gitu aja kaget, udah mau tua ya lo? Hahaha" ejek Azka
"Apaan coba, lo kali yang mau tua"
"Iya deh, btw masak apa lo?" tanya Azka
Azka memang sempat heran karena tumben-tumbennya adiknya itu bangun pagi dan masak. Karena setiap harinya Dira sering bangun telat dan tidak sarapan.
"Sandwich hehe. Lo mau?"
"Mau lah. Btw, kok masaknya banyak?" tanya Azka keheranan
"Eh i.. itu gu.. gue mau kasih Kak Alfa, hehe." jawab Dira dengan cengiran khasnya.
Yaampun, kalo ditolak gimana-batin Azka
"Ohh yaudah. Good luck ya." ucap Azka sambil menatap sendu kearah adiknya.
● ● ● ●
Pukul 06.55 di Sekolah
"XII IPS 2 mana ya, oh itu" gumam Dira senang
Tokk tokk..
"Cari siapa ya dek?" tanya kakak kelas itu.
"Hmm.. Kak Alfa nya ada gak, Kak?"
"Oh ada, masuk aja gak papa" ucap kakak kelas itu ramah.
"Iya, makasih kak."
Gadis itu menarik nafas panjang untuk menetralisir rasa gugupnya. Mengumpulkan nyali untuk melahkahkan kaki mendekati sosok berahang tegas yang bisa melemahkan siapapun didekatnya.
Semangat, Dira! Lo bisa!-batin Dira
"Hai Kak Alfa" sapa Dira ramah seraya menampilkan senyuman manis nya.
Namun yang dipanggil tidak menyahut. Sekali, dua kali, tiga kali. Huft, Dira menghela nafas lalu menarik kembali nafas panjang untuk menetralisir kegugupannya.
"Ekhm" deheman keras dari Dira sontak membuat Alfa menolehkan kepalanya. Alfa mengangkat alisnya seolah bertanya 'apa?'.
"Eh, ini Kak gue bawain sarapan sesuai janji gue kemarin Tolong dimakan ya, Kak!" ucap Dira semangat.
Alfa melirik sebentar ke arah kotak makan yang diberi Dira, lalu menatapnya kembali.
Gila, Kak Alfa ngeliatin gue!-batin Dira
"Ini Kak... gu.. gue ta--"
"Gak perlu" sela Alfa lalu menatap kembali layar ponselnya.
"Tapi.. gue udah buatin. Sayang kalo gadi--"
"Gue bilang nggak ya nggak!" bentak Alfa yang membuat perhatian orang-orang tertuju padanya. Tanpa sadar, buliran air mata memupuk dikelopak mata Dira dan langsung di usapnya kasar.
"Iya Kak sorry ganggu, besok aku bawain lagi ya." ucap Dira kembali menampilkan senyum manisnya, dan berlalu meninggalkan Alfa.
"Eh tadi ada apaan?" tanya Rifqi tiba-tiba datang bersama Azka.
"Pengganggu"
"Siapa?"
Alfa menggedikkan bahunya acuh lalu pergi meninggalkan mereka. Azka maupun Rifqi hanya bisa menghela nafas pasrah karena memang sifat Alfa yang cuek gak ketulungan.
● ● ● ●
Alfa menikmati semilir angin yang menerpa kuit halus wajah dan membelai setiap helai rambutnya. Tenang, sangat tenang.
Ya, ia sekarang sedang berada di atap sekolah. Pikirannya sangat kacau, mengurusi masalah keluarga bukan hal yang mudah. Ditambah lagi oleh gadis pengganggu nan pemaksa.
Flashback On
"Alfa, Rey mau pinjem balon!" ucap Rey
"Ih gaboleh, Rey minta sama Papa aja ya."
Rey kecil pun berlari dengan semangat ke arah Papa
"Papa! Rey juga mau ba---"
Brakk
"REYYYY!!"
Truk besar menabrak keras tubuh mungil Rey--kembaran Alfa--, darah segar membasahi jalanan dengan derasnya. Rey segera dibawa ke rumah sakit terdekat, namun naas tuhan lebih sayang padanya sehingga mengambil Rey dengan begitu cepatnya.
Usai hari pemakaman, semuanya berubah, tidak ada lagi canda tawa harmonis di keluarga Aditama. Alfa kecil yang tidak tau apa-apa dianggap pembunuh. Orang-orang menyalahkan Alfa.
"Dasar anak gak tahu diuntung! Jangan pegang-pegang Mama lagi!"
"Rey gak mungkin mati! Harusnya kamu aja yang mati! Reyy Mama rindu kamu nak." jerit Mama.
Flashback Off
Alfa sungguh merindukan momen-momen berkumpul bersama keluarga. Tidak ada bentakan, jeritan, maupun siksaan batin. Namun itu hanya menjadi hayalan belaka. Mamanya masuk Rumah Sakit Jiwa karena depresi kehilangan Rey.
Alfa mengehela nafas panjang, nafasnya seolah tercekat oleh tali yang terikat sangat erat. Air matanya jatuh mencelos tanpa izin.
"Kak Alfa?" panggil gadis ceria tadi.
Alfa mengusap kasar air matanya. Ia sangat benci menangis, ia tak suka terlihat lemah dihadapan siapapun.
Lalu menoleh kearah gadis tersebut sambil menaikkan alis seolah bertanya "kenapa?"."Loh, Kak Alfa ngapain disini? Bolos?" tanya Dira.
"Bukan urusan lo." balas Alfa ketus seraya meninggalkan Dira sendirian disana.
● ● ● ●
Makanan favorite kamu apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
AlfaDira
Teen FictionCerita klise, kisah gadis ceria yang mengejar cinta dari seorang cowok berhati beku. Adira Raveena, gadis cantik yang selalu ceria bagai Matahari. Berkali-kali ditolak, tak mematahkan semangatnya mengejar cinta pangeran es. Hidupnya yang ceria dan...