story 4 (revisi)

14 4 0
                                    

-:Kebersamaan tidak bisa di ukur dan di beli dengan harta
-

-----------------------

Ana sudah mengantarkan anak anak pulang dan tinggal mengantarkan Hanaf dan Seyla ke rumahnya, ternyata rumah mereka di blok yang sama dengan ana, tapi terhalang 3 rumah dari rumah ana...

"Wah kalian rumahnya disini?" Tanya ku

"Iya kak,kenapa emng?" Tanya Hanaf

"Rumah kakak juga disini, itu rumah kakak di depan rumah kalian" jelas ku sambil menunjukan rumah di depannya

"Ouh gitu ya kakak, nanti pan kapan kita kesana main" ucap seyla

"Oke di tunggu ya, nah sekarang sudah sampai" ucap ku.

"Mamahhh, papahhh" terik seyla

Ternyata di depan terasa ada orang tua seyla dan Hanaf sedang menikmati sore bersama

"Eh anak mamah sudah pulang" ucapnya sambil tersenyum

"Udah dong mah" jawab seyla semangat

"Kalian bawa siapa tuh?" Tanyanya dan melihat kearah ana, ana hanya tersenyum menanggapinya

"Ouh iya mah pah, kenalin ini namanya kak ana" ucap hanaf memperkenalkan ana

"Halo bu pak, saya ana" ucapku sambil mencium punggung tangan orang tua mereka

"Haloo saya budi papahnya kembar dan ini mamahnya santi" ucap pak budi

"Mari duduk dulu sini gabung sama kami" timpal bu santi, sambil menarik tangan ana untuk duduk di sampingnya..
sedangkan si kembar hanaf dan seyla sudah masuk kerumah untuk mandi..

"Mereka kembar bu?" Tanya ana tak percaya

"Iya mereka kembar hanya beda 3 menit ajah, hanaf yng pertama dan seyla yang ke dua" jelas bu santi

"Tapi mukanya beda ya, kirain ana dia adik kakak, bukan kembar"

"Iya kami juga gak nyangka punya anak kembar" timpal pak budi.

Ana yang mendengarnya hanya terseyum

"Ouh iya ana, kita juga punya anak laki laki seumuran kamu" ucap bu santi antusiasa

"Ouh iya bu?, sekolah dimna anaknya?" Tanya ku

"Sekarang dia lagi sama omanya di bogor, minggu depan dia pulang" jawab bu santi

"Terus sekolahnya gimna bu?" Tanya ku

"Dia pindah ke sini nanti, mau tamatin di sini ajah katanya" jawab pak budi

"Ouh gitu semoga ajah bisa betah"ucap ku sambil tersenyum

Tak terasa 30 menit berlalu kami mengobrol bercerita dan tertawa bersama, banyak hal yang ana dengar dari bu santi salah satunya tentang masak, bikin kue, beres beres rumah dan hal hal yang menyangkut dengan pekerjaan rumah..

"Bu pak ana pulang dulu ya, udah sore juga nih"

"Yaudah mau di anterin gak?" Tawar pak budi

"Gak usah pak terimakasih, deket kok bu rumah saya, itu di depan rumah ibu" jelas ku

"Berarti kita tetanggan doang ya" antusias bu santi. Ana pun membalasnya dengan senyuman

"Yaudah bu pa saya pamit dulu assalamualaikum"

Ana pun pulang menuju rumahnya.. dan masih tetap sama rumahnya terasa sepi..

'Ceklek'

"Kok sepi?, bibi mana ya?" Guma ku

"Biiiii??" Panggil ku

"Iya non, bibi di belakang di dapur" saut bi inah

Tanpa pikir lagi ana pun langsung bergegas kesana

"Bibi lagi ngapain?" Tanya ku sambil membuka lemari es

"Masak non,?"

"Sini di bantuin sama ana"

"Gpp non?"

"Gpp bi udah ana juga pengen belajar masak"

"Non mau di bikinin makasakn apa?"

"Masak apa aajh bi, ouh iya bi mamah papah sama bang risal belum balik?"

"Belum non, tadi katanaya nyonya mau main ke rumah temennya terus nginep,kalo tuan katanya lembur kerja, nah terus kata den risal dia katanya ada kerpok jadi gak bakal pulang" jelas bi inah

"Kok gak ada yang ngasih kabar ke ana ya? aneh juga ya bi, kenapa semuanya pada lembur? Biasanya juga papah lembur di bawa pulang, nah mamah biasanya kan gak pernah main sampe nginep, nah si bang risal ngapain juga nginep nginep segala, kaya gak punya rumah ajah" protes ku sambil mengiris bawang

"Mungkin semuanya sibuk non, jadi gak sempet"
"Sesibuk itu kah sampe mereka gak bisa ngasih kabar ke aku," tanya ku sedih

"apa pekerjaan lebih penting ya bi buat mereka dari pada anaknya?" Tanya ku pilu

Satu air mata lolos di pipiku dan ku hapus secara kasar

"Non jangan sedih ada bi inah" ucap bi inah menenangkan dan mengelus punggung ku

"Enggak sedih kok bi, ini ajah ni gara gara bawang aku jadi nangis" ucap ku mengalihkan pembicaraan dan mengembalikan suasana sambil terkekeh

"Udah ya bi ana mau ke kamar dulu, kalo makanannya udah siap nanti panggil ajah di kamar oke" ucapku dan langsung pergi meninggalkan dapur

Ana pun pergi ke kamar dan air mata lolos dari mata cantiknya. Dengan berlari ana memasuki kamar dan langsung tidur dikasur king sizenya.
Menangis dalam diam dan tak lama tertidur sendiri karena kelelahan menangis.

----------------------
Gimana udah dapet feel nya blm?
Mudah mudahan udah tau alurnya gimna
Mudah mudahan itu juga yaa

Insa allah bakal updet nya selasa minggu , kalo gak sempet updet bakal dobbel..

Thankyou dont forget like and coment my story❤..

Babay salam penulis muach💋
Ig: atinsutini15

DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang