Aileen Anjana, seorang gadis manis harus dihadapkan pada kenyataan hidup. Takdir hidupnya membawanya berlayar pada masa lalu yang selalu menghantuinya. Disaat dirinya mulai melupakan akan masa lalu yang membelenggu kehidupannya karena kehadiran seseorang yang selalu memberikan pelukan, cinta, dan kasih. Disaat itu juga sosok itu hadir kembali seolah takdir berusaha menariknya kembali ke masa lalu.
Arion Alzaidan Muchtar, pria dewasa yang tampan juga mapan. Sosok pria yang dikelilingi para wanita-wanita cantik dan berkelas. Hanya sebatas fisik tidak lebih, karena hatinya akan tetap terpaut pada seorang gadis yang menempati sebelah rumah mewah keluarganya 16 tahun yang lalu.
***
Tut.. Tutt...
"Halo sayang?". Jawab seseorang ketika panggilan itu diangkatnya."Yan, sudah ku bilang jangan memanggilku sayang!". Ucapnya setengah kesal
"Oke, ada apa honey?". Ian tidak kehabisan akal.
Ian adalah sahabat terdekat Aileen. Ian lebih tua lima tahun dari Aileen. Mereka sudah lama bersahabat sejak keluarga Aileen memutuskan pindah ke kampung halamannya. Aileen diperbolehkan ayahnya mencari pekerjaan di kota besar itu karena kepercayaannya pada Ian."Ian"...
"Aileen"...
Aileen menghela napas sejenak sebelum terkekeh hingga membuat Ian mengerutkan dahinya heran.
"Ai, kamu sehat kan?, kamu gak kenapa-kenapa kan?".
"Enak saja, kamu kira aku sakit?" Sungutnya tak terima.
"Lalu kenapa kamu tertawa seperti itu?". Ian menjeda.
"Tunggu. Biar ku tebak, kamu pasti diterima kan di perusahaan itu?". Terka Ian antusias sambil menyeka keringat di dahinya. Dibeberapa wajahnya banyak terdapat kotoran oli bercampur debu. Belum lagi seragam yang di pakainya juga kotor. Ian merupakan pemilik sebuah bengkel mobil dan motor juga. Walaupun dia merupakan pemiliknya, dia juga ikut andil untuk membantu para karyawannya memperbaiki kendaraan-kendaraan itu. Seperti saat ini lagi-lagi dia turun kelapangan karena banyaknya mobil-mobil yang masuk untuk diperbaiki. 'Sepertinya aku akan merekrut satu dua karyawan lagi dalam waktu dekat ini'. Pikirnya dalam hati. Ketampanan yang dimilikinya tidak memudar. Pesona yang dimilikinya tidak sedikit wanita yang akan jatuh hati padanya. Tapi sayang, hatinya sepenuhnya sudah dikuasai oleh gadis manis yang sedang berkomunikasi padanya saat ini."Yap,, benar sekali, aku senang hari ini".
" Tentu saja kamu di terima. Kalau tidak aku akan menggundul habis rambut Marco". Ian tertawa terbahak-bahak membayangkan rambut teman karibnya itu gundul. Aileen juga ikut tertawa karena lelucon yang dibuat oleh Ian.
Marco merupakan kepala HRD di perusahaan itu. Jadi bisa di bilang, Aileen masuk karena ada orang 'dalam'. Tapi jangan salah, walaupun Aileen memakai orang dalam, dia merupakan gadis yang pintar. Tanpa ada orang dalam juga dia pasti berhasil. Doa dan usaha adalah dua hal yang selalu bundanya terapkan padanya. Kemampuannya dalam bekerja tidak perlu diragukan lagi."Selamat ya kalau begitu. Aku juga turut senang mendengarnya".
"Terima kasih Yan. Oh ya, kamu ada waktu tidak malam ini?".
"Tidak. Ada apa?". Tanya Ian penasaran.
"Apa kamu mau mengajakku makan malam ini?". Lanjutnya dengan smirk dibibirnya."Kalau kamu mau, aku akan mentraktir mu sepuasnya malam ini. Bagaimana?". Tawar Aileen sambil melihat kanan kirinya. Sekarang ini dia sedang berada di pinggir jalan untuk menyebrang. Karena siang ini jalanan ibu kota cukup padat dan terik. Mungkin karena jam makan siang. Pikir Aileen.
Sejak usai interview di salah satu perusahaan besar di kota ini, perut Aileen sudah ingin minta di isi. Jadi, gadis itu memutuskan untuk makan siang di warung seberang jalan.
"Tentu saja aku mau, apalagi gratis dari kamu, hehe". Kesempatan ini tidak akan disia-siakan oleh Ian. Jarang sekali gadis itu mau di ajak makan bersamanya. Kata Aileen takut merepotkan Ian. Karena Ian selalu menolak jika makanan yang mereka makan Aileen yang bayar. Dan sekarang gadis itu yang berniat mengajaknya makan malam.
"Oke, tapi ingat aku yang bayar". Kata Aileen mengingatkan.
" Iya iya, aku akan pulang jam 5 sore nanti. Jadi tunggu aku di apartemen mu ya? "
"Baiklah. Jangan lama-lama, kalau tidak aku akan menyusulmu ke bengkel mu itu".
"Aku senang kalau kamu datang ke bengkel ku. Apalagi membawa bekal makan siang masakanmu khusus buatku". Ian terkekeh.
"Berhenti menggodaku seperti itu Ian!. Kalau tidak, aku akan membatalkan makan malam kita".
"Aku hanya bercanda, sayang".
"Ian... Sudahlah, aku mau makan siang dulu. Kamu juga jangan lupa makan".
"Hahaha... Baiklah, maafkan aku Aileen. Jika pulang nanti, hati-hati di jalan ya?".
"Iya, bye".
Tut. Aileen menutup teleponnya.Setelah panggilan terputus, Aileen memasukkan handphonenya kedalam tas ransel yang berada di punggungnya sambil menyebrang jalan.
Suara klakson mobil yang memekakkan telinga mengalihkan pandangan Aileen ke arah mobil itu. Pandangannya dengan cepat beralih lagi pada seseorang yang juga menyebrang jalan."Awas...". Brakk...
***
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Aileen
RomanceDialah takdir hidupnya. Seseorang yang kamu benci dimasa lalu, mungkin masih tersisa bahkan tidak akan pernah pudar rasa benci itu sampai saat ini. Seberapa keras kau menolak, kau takkan bisa. Jika Sang Pemilik Kehidupan telah menentukan garis takd...