Nusakambangan, 15 maret 2020.
Keheningan, kehampaan, kesunyian, Suara tetes air gemuruh petir dan detak jarum jam tak pernah terdengar sunyi. Sesak, itulah yang kurasakan. Tak ada lagi warna yang bisa kulihat hanya putih dari besarnya tembok yang mengelilingiku dan hitamnya jeruji sel yang mengurungku. Ini adalah tempat mimpi buruk umat manusia, tidak ada canda dan kebahagiaan didalam ruang yang hampa ini.
Pagi itu berbeda dari biasanya, para bangsat itu tidak biasanya menarik diriku keluar pintu. Ups sepertinya aku terlalu kasar memanggil mereka. Tapi itulah panggilan yang pantas untuk memanggil para sipir bajingan yang tiap hari memukuliku ini. Tak ada bedanya saat aku berada didalam sel dan saat aku ditarik keluar oleh mereka. Buram, tak ada warna, tak ada yang bisa kulihat kecuali hanya bayang-bayang masa lalu yang sangat pahit. Mereka menyeretku seperti sebuah mainan anak-anak dengan seutas tali dileherku. Sepertinya anak-anak jauh lebih lembut ketika menarik mainannya. Mungkin lebih pantas disebut seperti menarik binatang. Belum lama aku ditarik keluar kukira aku bisa sedikit lebih menikmati perjalanan ini mereka tanpa basa basi lansung memberi ucapan selamat pagi yang sangat ramah, sebuah pukulan keras dileherku yang membuat semua pandanganku terlihat gelap.
******
Putih cahaya menyilaukan membuat semua pandangan gelapku menghilang. Ia terlihat begitu terang dimataku hingga membuat mataku terbangun. Ah aku sampai lupa dengan beda terang ini sudah lama aku tidak melihat benda bundar yang bersinar ini. ya benda yang sering disebut orang sebagai matahari begitu bersinar hari ini. Beruntung sebuah karung yang menutupi kepalaku ini mengurangi sinar cahayanya. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi tadi namun tidak ada memori yang tersisa setelah sipir itu memukulku entah sudah berapa hari berlalu sejak hari itu.
Suara-suara sepertinya ramai terdengar aku mencoba melihat sekelilingku dari balik karung yang menutup wajahku ini. Sepertinya ada banyak sekali orang disekitarku, tak biasanya diriku memiliki rasa ingin tahu sebesar ini, sepertinya penjara sudah mengajarkan kehampaan dalam diriku. Tak salah lagi disekelilingku ada banyak orang, aku sangat ingin memanggil salah satu dari mereka memastikan bahwa memang itu orang tapi pikiranku membuat hal ini kupikirkan berkali-kali. Ah aku sudah tak sanggup lagi, sudah lama aku tak berinteraksi dengan orang selain diriku sendiri.
"heeeyy" sapa ku sambil menoleh kesamping kanan.
Tak ada respon yang ku dapatkan hingga akhirnya suara langkah kaki yang sangat cepat dan berisik menghampiriku.
"wake up asshole!". Seorang bapak tua dengan kumis hitam tebal membuka karung yang menutup mukaku sambil memberikan salam hangat berupa tamparan keras yang membuat mulutku berdarah.
Aku mencoba melihat sekeliling ada banyak sekali orang disekitarku. Wajah mereka bermacam-macam, seperti dari berbagai macam negara berbeda. Orang yang berusaha kupanggil tadi ternyata adalah orang dengan kulit berwarna hitam dari perawakan wajahnya sepertinya ia berasal dari afrika entahlah aku tidak begitu mengetahuinya. posisi kami pun sama yaitu duduk terlungkup dan menghadap kesebuah podium besar yang berada diatas kami. Aku berusaha mencerna semua yang terjadi sambil melihat sekeliling.
"we're already death " celetuk seorang bapak tua berjanggut yang ada di belakangku. Aku hanya diam ketika ia berbicara seperti itu. Tanpa sadar Orang yang menamparku sudah berdiri tegak di podium itu. Ia kemudian memulai berbicara dengan bahasa inggris. Ia menjelaskan bahwa semua yang ada disini merupakan tahanan dari berbagai macam negara dan kita yang dikumpulkan disini berjumlah 150 orang dengan latar belakang kriminal yang berbeda. Sebuah pengumuman mengetjutkan disebutkan olehnya. Ia mengatakan bahwa kita bisa bebas dari penjara dan status kriminal kita dihapuskan. Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa kita akan mendapatkan uang jaminan kehidupan serta hal hal yang membuat hidup bahagia sampai akhir hayat kita setelah bebas nanti. Tentu saja para tahanan disini bersorak-sorai menyambut hal itu. Tapi ia kemudian menyebutkan bahwa hanya ada 4 orang yang bisa mendapatkan hal itu. Mendengar hal itu, salah seorang tahanan mengangkat tangannya lalu bertanya bagaimana cara untuk menjadi 4 orang itu. Si komandan itu pun menjelaskan bahwa para pemerintah dunia membuat sebuah program yang bernama "Battle Royale". para pettinggi dari berbagai negara sudah menyetujui ini untuk menghabisi para kriminal seperti kami. jumlah tahanan yang dikumpulkan dalam aula luas ini berjumlah sekitar 150 orang dari berbagai macam negara dan akan dikirimkan ke sebuah pulau terasing dimana kita semua disana harus saling membunuh satu sama lain hingga tersisa 4 orang tersebut. Mendengar hal tersebut para tahanan memprotes aksi tersebut, banyak dari mereka apalagi tahanan wanita yang merasa ketakutan, mereka menolak hal itu. salah seorang tahanan kemudian mencoba untuk mendekati sang komandan yang berada dipodium dengan tangan terikan. ia kemudian ditembak dengan pistol oleh komandan tepat di kepalanya.
YOU ARE READING
The Last Standing
FanficMenceritakan tentang 100 orang tahanan yang diasingkan disebuah pulau yang bernama "Erangel" dimana mereka harus membunuh satu sama lain hingga tersisa 4 orang demi mengincar sebuah hadiah yang dijuluki "Chicken Dinner". dimana mereka bisa terbebas...