“woy kalian tega banget ninggalin gue, gak tau apa gue lapar banget.” teriakan Putri hampir sama seperti toa masjid.
“brisik lu mata panda, suruh siapa lama udah tau kita gak suka nunggu.” jawab suara besar ya siapa lagi kalau bukan Indra. Indra sang ketua karate yang sudah terkenal akan ketampanan dan keramahanya hampir dua puluh lima persen siswi SMA Kencana mengaguminya.
“ye salahin aja tuh bu Tuti, lagian ya cuma gara-gara gue makan di jam pelajaran, gue di suruh habisin uang jajan gue di kantin sebagai hukumanya awalnya gue seneng tapi ternyata dengan polosnya bu tuti ngambil makanan itu semua dan nyuruh gue pergi, nyebelin banget ga sih. Dan sekarang gue lapar gak punya duit, jajanin gue dong.” Putri sudah panjang lebar bercerita kepada teman-temanya tetapi tanpa ia sadari tidak ada yang mendengarkan dia dari tadi. Tanpa aba-aba Putri langsung mengebrak meja membuat Indra, Kintan dan Bintang menatap penuh Tanya kepada Putri.
“apa sih yang, kampungan lu” Bintang menatap Putri dengan tatapan jijik, Putri yang melihatnya pun tidak habis pikir sampai kapan dia akan menjalani hubungan tanpa rasa sayang ini, hubungan mereka terjadi karena menguntungkan satu sama lain.
“gue ngomong dari tadi malah di cuekin kambing, ntar gue pergi lu pada nyariin gue mau kalian apaan sih!!.” jengkel itu yang Putri rasakan saat ini. temannya hanya datang saat butuhnya saja itu yang putri rasakan.
“sayang udah dong jangan marah lagi gue traktir dah, sono lu mau makan apa bilang aje bintang yang bayar ribet amat.” mulut Bintang kumat-kamit tetapi tatapanya tetap tertuju kepada gadgetnya.
Putri menghentakan kaki melihat kelakuan teman-teman dan pacarnya?. dia sungguh muak dengan semua ini kapan dia menjalin hubungan dengan orang-orang yang tulus. kapan dia bisa bercengkrama dengan teman-temannya seperti normalnya pertemanan. itu tidak mungkin yang di bicarakan putri dan temannya hanya status dan tahta.
🍒🍒🍒
“Ja please lu gak bosen apa liatin buku mulu?.”
“gak.”
“Ja come on i'm hungry.“ Bulan menutup buku yang sedang Raja baca dengan serius.
“Lan abis istirahat kita ulangan matematika aku harus belajar, tolong jangan ganggu aku.” Raja merebut buku yang berada di tangan Bulan dan membuka buku itu kembali.
“JA!! I’M HUNGRY OKAY!!! lu tau gue bisa jadi monster kalau gue laper. lagian lu udah pinter gak usah baca buku ginian guru aja kalah pinter sama lu.” Bulan merebut kembali buku yang Raja baca dan melemparkanya ke tong sampah di dekat meja guru.
“okey fine, let's go,” Raja tahu kalau Bulan sudah meminta semua orang harus menuruti kemauanya. “ tapi, kamu harus ambil buku aku di tong sampah. tolong jaga sikap, kamu ini perempuan tidak seharusnya kamu bersikap seperti itu” Raja berdiri dari bangkunya dan menatap Bulan. seakan Bulan mengerti tatapan itu Bulan langsung berdecah “ okay i’m sorry.“
Raja dan Bulan berjalan di koridor sekolah. seperti biasa banyak mata yang menatap Raja dengan tatapan jijik dan Bulan dengan tatapan sinis. Raja dan bulan sudah biasa di perlakukan seperti itu sejak mereka kelas satu SMA. Raja selalu menundukan kepalanya saat berjalan berbeda dengan Bulan yang selalu menatap balik mata yang menatapnya sinis.
“ja nunduk mulu lu nyari duit jatoh? please ja liat kedepan ntar nubruk tembok baru tau rasa lu, gue ketawain sekeras-kerasnya.” Raja perlahan mengangkat kepala dan membenarkan letak kaca matanya.
sesampai di kantin matanya tertuju pada seorang perempuan yang sedang duduk bersama teman-temanya. perempuan itu balik menatap Raja membuat Raja langsung menundukan kepalanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous
Teen Fictionkamu gak usah berubah jadi orang lain untuk menjadi hebat. cukup dengan menjadi diri sendiri kamu udah hebat ko - raja