As You Wish

269 34 19
                                    

" HAPPY BIRTHDAY, WOOHYUN~AH! Tahun ini apa yang kamu inginkan?? "

" Memang Hyung mau mengabulkan permintannku? "

Pria tinggi itu mengangguk sebagai jawaban.

" Janji? ", pria yang lebih pendek menegakkan kelingkingnya. Mencoba mengikat ucapan sang kakak layaknya mantra.

Pria itu menautkan kelingking kirinya pada jari mungil tersebut. " Apapun yang Woohyun inginkan! ", jawabnya disertai anggukan kepala. Menunjukkan kesungguhannya pada sang adik.

.
.
.

🛠🛠🛠

.
.
.

Tanggal 8 bulan Februari. Hari itu adalah hari terbaik di sepanjang tahun bagi seorang Nam Woohyun; Namja manis yang akan genap berumur 15 tahun dalam hitungan hari ke depan. Pemuda berhidung mancung itu mempunyai seorang saudara laki-laki yang 3 tahun lebih tua, bernama Nam Boohyun.

Woohyun baru saja sampai di rumah setelah hitungan jam mengikuti aktivitas belajar-mengajar. Yah, keseharian pemuda itu memang dikenal sebagai anak baik-baik, tidak pernah terlibat perkelahian. Para tetangga juga banyak yang menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada siapapun. Selain itu, Woohyun juga dikenal sebagai penyayang binatang.

"Appa, Eomma, Woohyun pulang....!!", serunya seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Di ruang tengah, seorang wanita paruh baya langsung menyambutnya dengan pelukan hangat. "Kamu sudah pulang, sayang. Bagaimana sekolahmu, semua baik?", tanyanya sembari menarik putranya untuk duduk di sampingnya.

Sebelum Woohyun bisa menjawab, seseorang menginterupsinya dari belakang. Dialah sang kepala rumah tangga keluarga kecil ini. "Tunggu Appa di sana!", teriaknya dari dapur. Kentara sekali jika pria dewasa itu tidak mau ketinggalan cerita putra bungsu mereka.

Yah, keluarga Woohyun memang sedikit berbeda. Dibandingkan keluarga lain yang lebih mementingkan pekerjaan, kedua orang tua Woohyun akan lebih suka menghabiskan waktu bersama di rumah dalam pelukan hangat seperti sekarang ini. Dilanjutkan dengan Woohyun yang akan bercerita mengenai apa saja yang terjadi di sekolah hari ini. Cerita yang menurut Boohyun sangat membosankan dan terus diulang. Di tengah perbincangan hangat itu, mereka sesekali tertawa dan meledek, berdebat, pura-pura marah dan ekspresi lainnya. Mata mereka memancarkan sinar kebahagiaan. Jauh berbeda dengan sosok yang sejak tadi mengamati kebersamaan mereka, —Boohyun yang seolah terlupakan dari dunia ini.

Woohyun yang menyadari sosok terpenting dalam hidupnya segera menolehkan kepala ke depan untuk menemukan sang kakak tengah berjalan melewati ruang tengah tanpa mau melihatnya. Dan sebelum sang kakak melangkah lebih jauh, Woohyun berhasil menghentikan Boohyun tepat di depan kamar pemuda 18 tahun tersebut. "Hyung marah?", tanyanya nampak sedih.

Boohyun menengok ke samping diikuti Woohyun dan mendapati ruang tengah itu kosong. Entah ke mana perginya sepasang suami-istri itu.

Boohyun kembali memusatkan perhatiannya pada Woohyun. "Sudah berapa lama?", tanyanya dingin.

Woohyun mengernyit bingung. "Apa? Siapa?"

"Eomma dan Appa.", jawabnya datar.

"Oh....", hanya itu respon Woohyun.

Boohyun bersuara lagi. "Setiap kali kau bersama mereka, kau selalu melupakanku! Akan lebih baik jika aku tidak ada!"

"Itu tidak benar, Hyung!!", bentak Woohyun. Tak terima atas tuduhan menyakitkan itu. Bagi Woohyun, mereka bertiga adalah hal yang paling berharga di dunia ini. Terutama kakaknya, Boohyun. "Kau tahu kalau aku tidak bisa hidup tanpa Hyung! Jadi jangan pernah mengatakan hal semacam itu lagi! Hyung adalah segalanya bagiku!!", cecarnya sudah menangis.

INFINITE Woohyun Fanfiction (ONESHOOT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang