GADIS HITAM MANIS

42 2 0
                                    

ADA kala manusia rindu akan kenangan bahagia dan haru dimasa lampau. Ada kala manusia merasa sedih akan masa lampau yang kurang mengenakan. Dan dari kedua itu, tipeku adalah aku manusia yang rindu akan kebahagian dimasa lampau dengan kamu.

Umurku, 19 tahun. Dan aku sedang berkuliah di Bandung dengan mencoba mendapatkan gelar S1 diusia yang mungkin terbilang masih muda dan belum terlalu tua. Senangnya, aku mendapat beasiswa dari sekolah ku di kampung. Rasa senang terkadang menghampiriku dengan rasa sedih juga rindu kadang pula datang tanpa ku tahu. Dan terkadang skenario Tuhan membuatku bingung kapan akhir ini bahagia dengan bertemu dengan dia lagi.

Ini sebuah kisah di tahun 2016 dengan kamu, kekasih pertama. Dan saat itu aku baru merasakan arti dari banyak hal. Ini kisah masa remajaku, yang kupikir ini skenario terindah dan terbaik sepanjang aku bernafas dan tinggal di planet bernama bumi. Kalau begitu, CEKIDOT.

                       🍃🍃🍃🍃🍃

SMA, 2016.

Tahun 2016. Tahun masa Pak Jokowi masih menjabat sebagai seorang presiden. Ah, aku selalu berandai- andai ingin menjadi ibu negara. Dan Bapak negaranya adalah dia, pria yang sedari aku SMP sudah mengangguminya dalam diam. Eits, tidak akan ku sebutkan namanya, karena kalian akan tahu. Aku tahu segala nya tentang dia, dia bercita-cita ingin menjadi presiden, dia yang tertarik politik, dan dia cowok kebanggaan SMA Cendekia.

Tapi, rasanya itu mustahil kalau aku  bisa menjadi pacarnya. Pasalnya, aku si gadis yang dijuluki oleh teman-teman ku dengan sebutan 'Gadis Hitam Manis' . Ah~ aku memang berkulit rada gelap, lebih tepatnya putih kecoklat-coklatan. Karena aku merupakan anak Paskibra yang sering berjemur dipanasnya terik matahari. Dan beberapa orang bilang 'dia' ini tipekal cowok yang menyukai gadis bekulit putih. Dan aku hanya bisa menghela nafas mendengarnya saat itu.

Lupakan tentang hal itu.

Dan hai, aku Nada, tanpa nama panjang, suka green tea, dan seorang gadis hitam manis. Ah, hari ini aku sedang di kelas belum selesai menyelesaikan tugas sejarah sedangkan teman-teman ku sudah pada istirahat. Disamping ku ada Gardian, teman dari TK ku.

Gardian berdeham. "Lo suka sama Dimas?"

Aku terdiam sebentar, "Jadi manusia jangan kepo ya, Ga."

Kemudian aku lanjutkan menulis, meskipun aku sedikit kehilangan konsentrasi sehingga ada beberapa tulisan yang salah.

"Sejak kapan lo suka Dimas?" Tanya Gardian serius sambil menatapku seakan pertanyaan ini benar-benar penting dibanding tugas sejarah sialan ini.

Aku berhenti menulis dan membalas tatapan serius nya itu. "Mau tau aja apa mau tau banget nih, Ga?"

"Ngga jadi, nggak usah dijawab." Ucap Gardian dingin.

Dasar tukang ngambek, ciuh.

"Iya, Ga. Suka," Ucapku tiba-tiba.

Gardian pun menatapku tajam dan hanya terdiam. Dan tatapan elangnya itu muncul kembali, ciuh menakutkan. Gardian ini adalah Ketua OSIS sekaligus cowok peraih nilai tertinggi jurusan IPS. Lebih parahnya, dia berhasil mengalahkan Dimas pada saat lomba debat Indonesia.

Tapi, sayangnya, aku lebih tertarik Dimas.

"Gardian?"

"Hm?"

"Pernah suka sama cewek?" Tanyaku sedikit hati-hati.

"Ngga."

"Homo dong," Celetuk ku sambil tertawa kecil.

"Pernah, sama cewek inisial N." Kata Gardian tiba-tiba.

"Nada dong, ya?"

"GR."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nada & GardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang