Yang pertama, aku ingin membahas tentang Fajar, yang kemarin membuat tulisan tentang aku. Untuk kalian ketahui bahwa Fajar itu orangnya suka ngentutan, suka c*li, suka sama cewe, suka makan dikit, suka bawa sisir ke mana-mana, suka diomelin ayahnya waktu kecil, bandel, pokoknya sifat negatif semua lah.
Aku Petrik, orang yang selalu dimarahin ayahnya ketika jam 5 sore belum di rumah, belum mandi, belum rapi. Jar kita sama ya. Sama-sama suka dimarahin ayah. Ups. Sebelum memulainya lebih jauh, saat ini aku duduk dengan ditemani susu kotak dan kaki yang digoyang-goyangkan. Dan aku sudah berkekasih.
Kekasihku, orangnya proporsional, perhatian, pinter, dan setia. 1 tahun sudah kami berpacaran. Melewati berbagai macam rintangan. Mulai dari masalah internal hingga masalah eksternal pernah kami lalui bersama. Inilah kisahku tetang cinta yang bisa menghadirkan kehangatan yang yang menikmatinya.
Saat aku selesai berkumpul dengan temanku, tiba-tiba pandanganku terfokus pada satu orang, tak tau kenapa. Padahal disitu ada banyak orang. Disini, di depan kelas X Sosial 3, kita dipertemukan. Kau mencangking sepatu dengan menggendong tas berwarna pink, dengan temanmu yang menggendong tas berwarna putih. Dan aku bersama teman cowoku, maksudku geng cowoku. Entah apa yang dibicarakan saat itu, aku lupa dan ternyata tanpa sadar aku sudah menyimpan pin BBMnya di hpku. Dulu kan BBM masih menjadi apk chatting nomor 1 sebelum ada what's App. Ketika dia membuat personal message, aku komen aja dengan tulisan
" Haii "
" Haii juga "
" Udah pulang? "
" Udahlah, inikan udah jam 7 "
" Oiya yah. Haha "
Dan dari chatting itu kemudian menimbulkan rasa nyaman, hingga sekitar seminggu setelah chatting pertama, aku langsung meminta foto padanya.
" Boleh minta fotomu? " Tanyaku lewat BBM.
" Buat apa? "
" Buat dijadikan profil "
Entah apa yang ada di pikiran dia sehingga dia langsung mengirimkan fotonya padaku, dan akupun langsung menjadikannya sebuah foto profilku. Senang rasanya, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Tepat 13 hari setelah aku meminta foto padanya, aku harus mengikuti acara organisasiku yang mewajibkan pesertanya tidak boleh membawa handphone selama 3 hari, dan sebelum aku mengikuti acaranya, orang pertama yang aku jumpai adalah dia. Di depan kelasku kebetulan dia lewat.
" Heyy " Teriakku
Dia menoleh. Mungkin paham dengan suaraku. Dan mendekatiku.
" Aku mau ikut acara organisasi duku ya, 3 hari gaboleh bawa hp "
Dia terdiam dan mukanya sedikit kecewa.
" Yaudah gapapa " Jawabnya seperti tidak rela
" Jaga Mata, Jaga Hati, Jaga Perasaan " ucap dia sembari memegang pipiku.
Ahh. Senangnyaaa. Fallin love yang indah.
Dan tepat sebulan setelah kami saling mengenal, aku memutuskan untuk menyunting dia sebagai kekasihku, di sebuah rumah milik teman yang berada di seberang desaku, aku mengungkapkan isi hatiku.
15 menit kami saling diam sebelum akhirnya aku memberanikan diri untuk bicara.
" Aku mau ngomong" Kataku
" Apa "
" Mmm, apayah? Hehe " Jawabku gugup
Kembali diam.
" Aku mau ngomong " dengan suara dan nada yang sama
" Iyahh silahkan " Jawabnya sembari bingung tentang apa yang aku lakukan.
" Selama ini kan kita udah bersama, dan udah saling mengerti "
" Iya terus? "
" Ehehe, eee "
" Kenapa ? "
" Kamu mau ngga jadi pacarku? " Deg hatiku berdetak lebih kencang tak seperti biasanya.
" Mmmm gimana yah?
" Kalo aku gamau gimana? " Tanya dia seperti mengejek
" Ya terserah kamu "
" Mmm maaf ya kayanknya ngga bisa deh"
" Ngga bisa nolak maksudnya " Dia tersipu malu. Aku juga. Sungguh indah dunia saat itu begitu sulit rasa yang aku rasakan untuk menahan kebahagiaan itu. Kemudian kita berjalan-jalan menyusuri jalan desa dan berbicara tentang peraturan-peraturan yang harus ditaati ketka berpacaran.
Masih banyak lagi kenangan yang kami buat, namun aku tidak akan menceritakannya sekarang, takutnya Fajar baca ini dan marahin aku trus aku diblok deh. Dia kan jomblo, eh jomblo atau single yah? Aku ngga tau, tanya aja geh ke Fajar jika mau tau. Fajar, maafin ya. Ini hanya membahas tentang kisah cintaku, kau sedih ya kemarin? Tenang ada aku kok disini. Ceritalah, dengarkanlah, selesaikanlah. Namun ada juga kisah cerita yang hanya perlu didengarkan tanpa solusi. Fajar, Aku bersamamu :)