CHAPTER 1 : Hari Yang Menjijikan

5 1 0
                                    

Jerico POV
     Hai Guys ... Selamat datang di cerita gue yang sangat menjijikan ini. Pasti kalian bertanya kenapa menjijikan ? yakan ?

     Oke ... perkenalkan gue Jerico Emmanuelle. Biasanya teman gue manggil gue dengan sebutan "jerico" kalau tidak "rico". Gue bersekolah di salah salah satu sekolah swasta yang ada di kota gue lahir ini. Sekarang aku baru duduk di bangku kelas 3 SMA. Soal keluarga gue, bokap gue sudah meninggal dan abang gue kerja di luar kota. Sedangkan nyokap kerjanya cuman berjualan dirumah. Jangan tanya masalah kekayaan gue. gue cuman keluarga sederhana dan masih bisa hidup dengan apa adanya. Dan iya gue anak yang berjiwa introvert. Gue jadi seperti itu karna pergaulan gue waktu SD.

     Setelah bokap gue meninggal dunia, gue jadi korban bully waktu SD dan aku di bully habis habisan oleh seluruh orang yang berada di sekolah gue. Hingga gue jadi kaum terpojok dan terbuang di sekolah itu bahkan fisik dan mental gue jadi down. Sebab itu gue jadi trauma dengan dunia luar. Karna satupun tak ada yang membela gue. Keluarga gue hanya mendukung gue sampai saat ini. Setelah masuk SMA pergaulan gue agak sedikit berubah karna ada satu orang teman gue ya sanggup mengubah gue untuk bergaul dengan dunia luar.

Langsung ke cerita ...

     Hari itu Hari Paling nyebelin buat seluruh anak sekolah yaitu hari SENIN. Entah kenapa menurut gue itu hari yang sangat menjijikan buat gue. Karna rasanya hari libur itu cuman sebentar doang dan tiba sudah sekolah aja, ya elah ...

     Jam dinding sudah menunjukan 06.15 pagi dan aku masih keadaan tidur. dan nyokap gue teriak dari luar "RRRRIIIICCCCCOOO !!! tidak lihat sudah jam berapa ! mau jadi bangkai terus di tempat tidur ..." "iya ma, sabar kenapa ya elah" jawab gue.
Semua sudah selesai, akhirnya aku duduk di meja makan bersama nyokap dan kedua adik gue. Gue lagi sarapan bersama mereka sebelum beraktivitas.

"Rico ... mama mau pergi ke kampung untuk sementara waktu karna ada kondangan nikahan di kampung, kamu jagain rumah ya sambil beresin rumah." kata nyokap gue dan hati gue sedikit berbahagia dan sedikit menyebalkan. "mama mau berapa lama di kampung ?" ujar gue.  "mungkin cuman dua hari aja." balas nyokap gue. "yaudah ma, bawa oleh - oleh ya ..." kata gue dengan penuh senang. "ya kalau ada" balas nyokap yang sedikit agak menyakitkan buat gue karna nyokap gue pelit amat. "isssss ... mama langsung kayak gitu" ujar gue sambil masang muka sedikit kecewa. "tidak usah kayak anak anak lah" kata nyokap gue yang agak nyindir. "ya elah ma, salah mulu" kata gue agak nyolot.

"Kalian berdua baik baik ya di rumah, jangan keluyuran sampai malam." kata mama untuk kedua adikku. "iya ma, santai aja" balas kedua adik aku saling bersamaan. "Ma, nanti kalau mau pergi, kunci letak tempat biasa ya, karna aku mau pulang lama ada rapat OSIS di sekolah." kata gue.

"Yaudah kalau begitu jangan lama pulangnya. jangan sampai larut. Adek Josse nanti kalau sudah nyampai rumah, rumah jangan di buka ya, jaga rumah baik - baik." balas mama sambil mengingatkan adek aku paling bungsu namanya Josse. Josse berbalas "oke mama."

Akhirnya setelah sarapan pagi, kami saling berpamitan dengan mama dan pergi ke sekolah sendiri - sendiri karna angkutan umum kami gunakan untuk jalan menuju sekolah yang berbeda - beda.

Author POV
Setelah sampai di Sekolah, Jerico langsung ke kelasnya yang berada di lantai 4. Jerico langsung duduk di kelasnya dan seperti kebiasaannya dia keluar kelas sambil memandang dari lantai kelasnya paling atas ke bawah dengan udara yang berhembus segar. Sahabatnya bernama Timmy langsung menjumpainya.

"Woyy ... ngapain loe ?" kata sapaan yang sangat enak dia lontarkan ke Jerico. "Ya seperti biasalah dan loe lihat sendirikan" balas Jerico yang agak malas mendengarkannya. "Eh ... elo nanti jadi ikut rapat tidak ?" tanya Timmy. "Jadilah kalau tidak ada kendala" balas Jerico.

Harapan Seorang JericoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang