Tante Maya

18 1 0
                                    

Di perjalanan menuju ke kampus aku berfikir tentang senyuman bunda dan perkataanku tadi.

"Apa sebaiknya aku bawa bunda ke psikolog atau pskiater saja ? Tapi sepertinya bunda butuh dukungan dari orang-orang terdekat, ahh aku coba dulu".

Tiba-tiba terlintas difikiranku akan tante maya, sahabat bunda dari sejak kecil. Yang selalu menemani bunda dikala bunda susah dan senang. Langsung saja aku menghubungi tante maya.

"Hallo tante..." sapa ku lewat telefon

"Eh tania, ada apa nak?"

Aku menceritkan segala permasalahan bunda kepada tante maya.

"Hah? Bunda mu sampai gak mau makan dan ngobrol? Tante tidak tahu kalau keadaan bunda akan separah ini, tante fikir bundamu akan baik-baik saja setelah kepergian amira, makanya tante beri bunda waktu, tante tau bunda pasti sedih sekali. Baiklah tania, tante akan menemui bundamu sekarang juga. "

Hatiku sedikit lega setelah menelfon tante maya, akhirnya aku bisa menurunkan kecemasan ku sedikit, setidaknya tante maya akan membantu ku atas masalah ini, semoga bunda cepat sembuh itulah doa ku.

•••

Semenjak hadirnya tante maya yang selalu setia menemani bunda, keadaan bunda semakin membaik, syukurlah hal itu membuat aku dan ayah sangat senang. Melihat senyuman bunda yang hilang selama seminggu ini.

"Adek..."
ayah memanggilku hingga mengejutkankan ku dari lamunan

"Ehh... iya yah" jawab ku kaget

"Dek, tante maya hebat ya"

Ayah memuji tante maya sambil melihat ke arah tante maya yang sedang tertawa bersama bunda dan mbok lis di dapur, sedangkan kami berada diruang tengah sambil menyaksikan senetron di televisi.

"Iya yah, persahabatan tante maya dan bunda sangat kuat, mereka saling setia, adek lega yah bisa melihat bunda tertawa bahagia seperti itu"

Ku peluk ayah yang tersenyum melihatku

"Iya, ayah juga senang dek".

Tiba-tiba dari arah dapur tante maya datang menghampiri aku dan ayah.

"Tania... mas ferdi... saya pamit dulu ya, saya mau pulang".

"Loh, buru-buru sekali maya? Kamu sudah makan belum?" Kata ayah sambil melepas pelukan ku.

"Sudah kok" jawab tante maya sambil tersenyum.

"Terima kasih tante, besok main lagi ya tante"
Kata ku.

"Iya tania sayang, tante juga besok akan bawa anak tante, biar dia tidak sendirian dirumah"

Tante maya memang sudah menikah dan dikharunia seorang anak perempuan, namun tepat 1 tahun yang lalu ia bercerai dengan suaminya.

"Iya tante, biar dia main sama si kembar, hati-hati ya tante"
Sambil berlalu~

•••

Keesokan harinya tante maya kembali datang kerumahku membawa anaknya dan brownis kesukaan bunda.

"Halooo... nama kamu siapa?" Tanya ku pada anak tante maya.

"Dinda tante".

"Wahh nama yang cantik, ohiya si kembar udah nungguin kamu tuh diatas, mereka uda nyiapin mainan yang banyak karna katanya kamu bakal dateng, tuhh mereka diatas naik tangganya pelan-pelan ya sayang" kata ku sambil mengarahkan tangga.

"Mbok lis... tolong antarkan dinda ke atas ya ke kamar si kembar" Teriak bunda dari taman belakang

"Wahh kalian baik semua ya, yasudah tania tante mau temui bunda kamu dulu ya" kata tante maya sambil mencium pipiku.

"Iya tante"
sambil berlalu~

Tidak lama, ayah keluar dari kamar

"Dek, enggak kuliah hari ini?" Tanya ayah padaku.

"Enggak yah, dosennya lagi ngadain rapat" jawab ku

"Dek ayah mau bicara sebentar" ayah tampak sangat serius.

"Iya yah, disini saja".

"Dek, sepertinya bunda butuh tante maya, ayah lihat semenjak tante maya sering kesini bunda jadi banyak perubahan, meskipun sebelum bunda sakit biasanya juga tante maya kesini tapi beda sekali, ayah rasa bunda butuh teman, semenjak bunda sakit ayah kan kerja, adek kuliah, sedangkan mbok lis sibuk beresin rumah". 

Benar kata ayah, bunda kesepian karena biasanya bunda ditemani kak amira.

"Iya yah, adek juga ngerasa, yah gimana kalau tante maya kita sarani tinggal disini aja sampai bunda benar-benar sembuh"

ayah mengangguk tanda setuju, aku langsung menemui tante yang sedang asyik ngobrol bersama bunda di taman.

"Halo bunda... tante..." sapa ku

"eh adek" jawab bunda sambil menyantap kue brownis kesukaannya.

"Bun, setuju gak kalau tante maya nginap disini untuk beberapa saat?"

Tante maya menoleh ke arahku

"Wahh setuju sekali" jawab bunda

"Ehh... jangan deh nanti ngerepotin"
Kata tante maya.

"Selama tante maya ada disini kami tidak pernah kok merasa direpoti tante, ya kan bund?"

Bunda dengan cepat menjawab

"Iya maya... aku senang sekali kalau kamu mau tinggal disini, itu ide yang sangat bagus"

"Yasudah aku akan tinggal disini"  Jawab tante maya

"Akhirnya.... yasudah ibu ibu cantik lanjut saja ngobrolnya adek mau mandi dulu ya.."

Sambil berlalu~

•••

*BERSAMBUNG*

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sulit MemafkanWhere stories live. Discover now