Tak ada persahabatan yang murni itu kata orang, lantas bagaimana menurut Nara dan Hanbin ? sepasang sahabat yang memegang teguh prinsip Persahabatan diantara mereka walaupun pernikahan membuat sebagian orang berfikir jika persahabatan mereka akan h...
Tidak ada persahabatan yang murni antar laki-laki dan perempuan, itu kata orang-orang. Sebenarnya aku tak percaya kata-kata tersebut. Karena aku dan ketiga teman perempuanku bersahabat dekat sejak sekolah menengah pertama dengan 3 anak laki-laki yang juga satu sekolah denganku. Namun sepertinya sekarang aku sependapat dengan orang-orang yang menganggap tak ada persahabatan antar laki-laki dengan perempuan.
Hari ini sahabatku Airin dan Yoyo menikah, sedangkan 2 tahun yang lalu Bela dan Jay juga menikah. Hanya aku, Rara, dan Hanbin yang tidak menikah dengan salah satu diantara kami. Rara menikah dengan Junet pacarnya dari zaman kuliah, sedangkan aku masih single, karena memang aku sedang tidak memikirkan segala hal yang berhubungan dengan pernikahan. Hanbin juga masih jomblo, jadi setidaknya aku masih mempunyai teman seperjuangan yang akan ditanya 'Kapan nyusul?' oleh para netizen yang budiman.
Sekarang aku sedang berada di resepsi pernikahan Airin dan Yoyo bersama dengan geng Jamban, fyi geng Jamban itu adalah nama grup chat yang berisikan aku, Rara, Bela , Kirana, Yoyo, Jay , dan Hanbin. Jungkook tidak ada dalam grup karena ia tidak satu sekolah pertama dengan kami, namun ia selalu ikut hang out bersama kami setelah menikah dengan Rara. Sedari tadi aku menggendong Lala, anak Bela dan Jay. umurnya baru satu tahun, namun ia sudah pintar rasanya ingin kubawa pulang saja.
" Eh Na, siniin anak gue." Kata Bela setelah adar anaknya nggak digendong sama suaminya lagi.
"Ih apaan sih, orang ini anak gue week." Kataku sambil berusaha menghindar dari Bela.
"Anak dari mana njir, masih jomblo karaten gitu juga lu. Sini ah gue mau pulang kasian Lala tuh udah ngantuk gitu." Jangan tanya itu kata siapa, sudah pasti si mulut pedas Jay pelakunya. memang kalau bicara tak ada filternya.
"Serah lu ya nyet. Nih nih." Kataku sambil mendekatkan lala dengan ibunya.
"Na, language. Didepan anak gue juga lu." Jay berbicara seakan ia tak pernah berkata kasar saja. Aku hanya membalasnya dengan menjulurkan lidahku kearahnya.
"Eh, iya gue juga pulang dulu nih sama Junet." Kata Rara yang menghentikan acara mengejekku dengan si pendek terhenti dan mengalihkan atensiku padanya.
"Lah ? kok pada pulang ?" kini giliran Hanbin yang bertanya.
"Udara malam nggak baik buat ibu hamil bro." ucap Junet sambil tersenyum dan menepuk bahu Hanbin pelan. Mendengar penuturan Junet sontak aku, Bela, dan Jinhwan langsung memandang Rara yang hanya dibalas dengan senyman serta kata " Baru 2 bulan."
Setelah itu mereka berempat pulang, menyisakan aku dan Hanbin serta keramaian pesta resepsi Airin dan Yoyo yang semakin malam semakin sepi. Kemudian pikiranku melayang kesana kemari, menikah ya ? bibirku tersungging memikirkannya. Jujur, pemikiran untuk menikahku telah hilang begitu saja dalam hatiku, karena mungkin hatiku sendiri juga telah hilang lebih dari 5 tahun yang lalu. Ah , sudahlah memikirkanya hanya membuatku terlihat semakin buruk saja.
"Bin, pulang aja deh yook." Aku beranjak dari dudukku. Hanbin hanya mengangguk dan mengikutiku berjalan kearah Airin dan Yunhyong untuk berpamitan pulang.
_+++_
Sesampainya dirumah aku langsung menghapus make upku dan beranjak mandi. Setelah itu aku berbaring di ranjang kamarku dan menyalakan lampu tidur serta mematikan lampu kamar. Bintang di langit- langit kamar berpendar indah, dan fikirankupun mulai melayang kemasa- masa indah yang pernah terjadi dalam hidupku. Lima tahun lalu, ketika semua yang ada dalam hidupku seprti berjalan dengan cepat karena aku tak pernah puas dengan hanya waktu 24 jam saja, 7 tahun lalu ketika masa sekolah menengah akhir yang penuh dengan kegilaan dan semangat masa muda, kemudiaan 10 tahun lalu. Ketika aku menemukan sahabat- sahabat terbaik dalam hidupku dan tak pernah meninggalkanku baik suka maupun duka. Bela, Airin, Rara, Yoyo, Jay, dan Hanbin.
"Hiks,, hiks,, kenapa aku menangis ? sial!" ucapku pada diri sendiri ketika fikiranku sedang kacau seperti ini.
Sial, kenapa aku harus menghawatirkan mereka ? sudah pasti mereka bahagia dan tak mungkin meninggalkanku kan? Aku selalu menangis ketika anggota gengku menikah, yah mungkin ini cukup menggelikan, namun saat aku berpikir panjang tentang persahabatan yang telah terjalin hampir 10 tahun ini membuautku benar-benar takut kehilangan mereka. Bagiku, mereka bukan hanya seorang yang kutemui dalam hidupku, namun merekalah yang menulis setiap scene dari perjalanan yang kulalui selama ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kulirik foto polaroit yang tergantung di atas meja belajarku, banyak sekali moment yang telah kuhabiskan bersama mereka. Dan diantaranya ada saat pernikahan Bela dan Jay, Rara dan Junet,, dan mungkin besok akan tergantung foto pernikahan Airin dan Yoyo. Dan masih tersisa 2 tempat kosong untuk pernikahanku dan pernikahan Hanbin kelak. Semoga.. tak akan ada yang membuat persahabatan yang telah kujalin hilang begitu saja. Semoga, Tuhan aku mohon padamu untukkali ini dan seterusnya. Terimakasih, selamat tidiur.
TBC
halo teman, sebelumnya makasih banget udah mau baca cerita aku, aku nggak mengharuskan kalian vote kok tp aku cuma minta coment dari kalian aja tentang cerita aku ini. tat bahasanya kah atau masih banyak typo kah atau tulisannya kurang menarik kah, karena aku juga masih belajar, jadi tolong bantuannya, :)