"Aku pulang!"
Tara melepas sepatu dan menaruhnya di rak. Kakinya melangkah perlahan menelusuri ruang tamu. Ia terdiam sejenak.
Kosong. Hampa.
Ia berjalan ke tingkat dua rumah ini, tempat kamarnya berada. Segera setelah membuka pintu kamar, ia langsung melempar tubuhnya ke tempat tidur.
Kekosongan ini... bukannya ia tidak menyukainya. Tara justru sangat menyukai kesendirian. Hal yang Ia tidak sukai dari kesendirian ini adalah pikiran-pikiran berbahaya yang tampaknya dapat menghampirinya kapan saja, di mana saja, dan tanpa disangka-sangka.
Iris abu-abu Tara menatap kedua boneka yang berada di meja belajarnya. Elias dan Eloise. Boneka kokeshi yang belasan tahun lalu diberikan oleh tetangganya, seorang wanita tua baik hati.
Ia memejamkan matanya.
Tara merindukan nenek itu.
Dulu, Tara sering menyelundup keluar panti untuk pergi ke rumah Nenek Satou. Bukan hal yang mudah karena Madam Lindberg, pengurus panti asuhan yang kejam(setidaknya dalam ingatan Tara), adalah orang yang disiplin. Jika tertangkap keluar dari panti tanpa izinnya, Madam Lindberg akan memarahi Tara dan memberikannya tugas tambahan sebagai hukuman. Tara sangat tidak menyukai tugas tambahan.
Mungkin kalian berpikir, mengapa Tara tidak meminta izin Madam Lindberg untuk pergi menemui Nenek Satou? Sebernarnya pada saat itu, Madam Lindberg menganggap Tara masih terlalu kecil untuk bepergian sendirian. Jumlah orang-orang yang membantu di panti asuhan juga tidak seberapa dan mereka sibuk menangani tugas masing-masing. Jika Tara beruntung, Ms. Anderson akan menemaninya pergi ke rumah Nenek Satou dan menjemputnya dua jam kemudian. Jika tidak..., Aku rasa kamu dapat menebaknya.
Nenek Satou adalah orang yang sangat, sangat baik. Ia akan menyambut Tara dengan hangat dan memberikannya pelukan di hari-hari sendu. Entah karena Karl yang selalu merebut mainannya atau karena Ia ditertawakan oleh semua orang, Nenek Satou selalu ada di sana untuk Tara. Setelah mendengar keluh kesah Tara, Nenek Satou akan membuatkan susu madu yang hangat. Hal-hal kecil seperti itulah yang membuat Tara ingin tinggal.
