Well,

471 38 14
                                    

Aku nggak tahu kapan sampainya.

Jadi siang tadi June lihat dua cewek di rooftop kampus sedang ngobrol. Nggak persis tahu apa yang mereka bahas, tapi raut Nath menjelaskan situasi macam apa yang terjadi diantara mereka. Dan kenapa saat ini June menemui Rose di taman area kompleks? Tentu saja karena cewek itu juga terlibat. June langsung tahu lawan bicara gebetannya si Park walau yang kelihatan cuma punggung saja.

"Kau nggak perlu mengganggu Nath segala"

Chat mendadak June sudah sangat ajaib dan Rose nggak duluan melayang; berpikir June mengajaknya bertemu untuk kabar baik. Dia bahkan sudah menebak pasti ada hubungannya dengan kejadian tadi siang.

"Dia mengadu begitu?" Rose meluruskan kaki, lantas ayunan yang di dudukinya bergerak.

"Aku lihat." Si jangkung June memandang tajam yang untungnya dilewatkan Rose. Lensanya sendiri sibuk kemana-mana. Kadang June, langit, jalan, pasir ditaman. Asyik dengan ayunan dan lamunan.

"Keberatan dengar versiku?"

Beranjak dari ujung perosotan yang didudukinya, June menghentikan ayunan Rose. Menatap cewek itu kayak biasanya. Muak.

"Aku nggak bakal diam kalau kau macam-macam."

Dan kayak biasanya juga senyum Rose kalem. "Well, artinya nggak." Pandangannya kembali ke depan. Dia iri berat. Sejujurnya.

"Aku menyukaimu tentu saja, dan sepenuhnya itu hakku. Sejak awal aku nggak menagih hal yang sama. Aku cuma memberitahumu karena kau bertanya. Jadi biar aku yang mengatasi itu, ok? Kau nggak perlu ketakutan aku bakal merusak hubungan kalian."

June nggak menanggapi. Separo nalarnya ingin percaya, namun terlampau kesal.

"O, sebenarnya Nathania yang menyeretku ke atap." Senyum yang dibenci June kembali dipamerkan , sekonyong-konyong mensejajarkan posisinya dengan June. "Aku cuma bilang 'kalian saling menyukai dan aku cuma perlu waktu melupakannya.' Hey, aku sedang dalam perjalanan move on. Aku nggak tahu kapan sampainya, jadi sampai saat itu terjadi bahkan kamu sekalipun nggak bisa memojokkanku seolah perasaanku sebuah dosa. Perasaan sepihakku sudah cukup buruk tanpa perlu ditambahi sikap kejammu."

Nggak berniat menunggu respon June, Rose menepuk bahunya. Duluan pergi.

"Bye. June."

Fin.

JUNES n ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang