Awal

23 11 9
                                    


Dear, my bestfriend in the world

Tepat hari ini aku pertama kali mengenalmu, pertemuan yang tak pernah aku inginkan sebelumnya. Akan tetapi membawa sebuah kenangan, sebuah pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan. Aku berharap kita akan selalu bersama, akan tetapi akupun tak tahu kedepannya seperti apa. Harapanku kita akan selalu bahagia dengan segala hal, dan terus melangkah maaju walau kehilangan atau keterpurukan terjadi. Semangat!!

Your bestfriend, and your love

Surat ini, adalah surat yang paling berharga darinya. Surat yang telah tersimpan dengan baik. Kenangan yang paling buruk adalah saat pertemuan mereka pertama kali, jika mengingatnya mengapa mereka harus berkenalan dengan keadaan seperti itu. Tak pernah terpikirkan bahwa mereka akan bersahabat selama ini.

Flashback

" Rev, lihat ada anak baru!" ucap Bobby sambil menepuk bahu Revan yang sedang makan siang, dia pun menengok ke arah anak baru yang ditunjuk oleh Bobby. Anak baru yang tampan akan tetapi berpenampilan dengan culun.

"Wah, ada santapan baru boss, sepertinya dia anak baru" ucap teman sebelah kanannya, yang bernama Ciko. Revan hanya tersenyum tipis dan memperhatikan penampilan anak tersebut. Ya mereka bertiga adalah sebuah geng yang memiliki kekuasaan di sekolah, tidak lain dan tidak bukan. Revan Putra Aditama, Bobby Jesen dan Ciko Jolly.

Sesegera lelaki tersebut berdiri dari bangku kantin dan berjalan menghampiri cowok culun tersebut. Dan ups Revan sengaja menabraknya dan dia lalu menatap lelaki itu dengan tatapan yang begitu tajam, "Heh, loe punya mata nggak? Baju gue mahal ini dan apa???? kau menumpahkan minumanmu dibajuku?" ucap Revan dengan nada yang sangat kesal.

"Maaf, aku tidak sengaja." Kata anak lelaki tersebut.

"APA?? Tidak sengaja, siapa namamu?" tanyanya pada lelaki tersebut. "Arfan" dan Revan hanya mengangguk setelah dia menjawab namanya sembari melemparkan kemeja tepat dimukanya. "cuci" sambil melenggang pergi. Teman-teman Revan pun mengikutinya, sambil mengejek anak lelaki tersebut.

Entah mengapa melihatnya saja hati Revan rasanya tidak tega, seperti batin mereka yang kuat. Hal tersebut segera Revan hilangkan dari pikirannya 'untuk apa aku memeikirkannya'. Segera aku memasuki kelas untukku dan teman-teman . Beberapa menit kemudian seseorang yang aku tahu bernama Arfan juga memasuki ruangan ini bersama dengan wali kelas tersebut.

"Anak-anak, siang ini kita kedatangan murid pindahan. Silakan Arfan perkenalkan dirimu!" perintah pak guru pada Arfan yang sedari tadi hanya melihat pada seorang lelaki di kelasnya. "Ah, baik pak. Halo namaku Arfan haditama, aku dari SMA pelita. Terima kasih"

'bukankah itu SMA yang sangat jelek"

"itu bukannya SMA orang-orang miskin, dia pasti masuk sini karena dapat beasiswa"

'kok orang kayak dia bisa bersekolah disini sih?' bisik murid-murid yang ada di kelas tersebut. Dan hanya satu orang yang sedari awal memperhatikannya, siapa lagi jika bukan Revan Putra Aditama. Arfan pun menuju tempat duduk yang kosong dan tepat di depan sang raja sekolah. Setelah sepuluh menit berlalu, guru yang mengajar datang

Dan kelas tersebut kembali tenang, tidak ada yang berceloteh ataupun mengobrol termasuk Revan, yang dikenal raja atau berandalan sekolah akan tetapi pendidikan dan belajar adalah nomer satu. Tidak heran Revan dapat memiliki nilai dan prestasi yang tinggi. Walaupun terkenal sebagai anak yang nakal dan suka melanggar.

Hingga kelas untuk hari ini selesai, Revan segera melangkah mendekati Arfan yang sedang bersiap-siap untuk pulang. "Heh, loe!!!" panggil Revan dengan keras hingga seluruh siswa menengok pada mereka. Dan tanpa ba bi bu setelah Arfan selesai merapikan bukunya dan akan menoleh, Revan dengan cepat menariknya keluar kelas menuju tempat parkir dan meninggalkan teman-teman gengnya.

The Best part of life (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang