one

34 1 2
                                    

Untuk bisa memiliki mu, aku cukup sadar diri
_Amara Nandini_

Pagi telah tiba dan matahari tidak menampakan dirinya hari ini, hembusan angin dihiasi dengan suara gemuruh dari sang langit, awan yang hitam sudah mulai mengeluarkan tetes demi tetes air hujan.
Seorang gadis dengan rambut di kepang dua terus mengayuh sepeda nya dengan sekuat tenaga untuk sampai ke tempat dimana ia menuntut ilmu, sedikit demi sedikit air mulai membasahi seragam putih yang dikenakan nya, tanpa menyerah ia terus mengayuh dengan membawa sekeranjang kue di belakangnya.

Ting ting......
Suara bel🔔 mulai berbunyi.

"Syukur lah aku sampai pada waktu yang tepat,untung hujan nya tidak besar dan hanya gerimis" Dengan suara terengah-engah nandin berbicara.

Kemudian ia mulai memarkirkan sepeda dan berjalan menuju kelas nya dengan membawa sekeranjang kue di tangan kanan ia mulai memasuki kelas dan duduk di kursinya. Matanya mulai mencari dan trus mencari seseorang yang ia ingin lihat di pagi ini.

"Woyy" Suara Bella mengagetkan nandin.
Dengan terkejut nandin berbalik dan menatap orang yang membuat nya begitu amat kaget.

"Astaga Bella, kamu ini" Nan meneloyor kepala Bella.
Bella hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

Yah begitulah nandin, di sekolah ia hanya memiliki Bella, meskipun Bella teramat menyebalkan tapi nandin sangat bersyukur ia bisa mempunyai sahabat seperti Bella, dia tidak pernah memandang rendah nandin ia selalu ada untuk nandin bahkan saat teman-teman yang lain membuly nandin Bella selalu berusaha untuk membela dan melindungi nandin.
Nandin selalu bersyukur kepada Tuhan karna masih di berikan seseorang teman yang mampu menerima segala kekurangan nya dan mau menjadi tempat bersandarnya.

"Hayoo... Gue tau nih, pasti lo nyari si mr. Cuek kan? Tuh dia ada di lapangan, kena hukuman karna dateng nya telat" Celetuk Bella.

"Hah?? Ragil telat? Kok bisa? Biasanyakan dia paling rajin datang awal" Dengan nada cemas ia bicara.

"Yaelah biarin aja kali sekali kali si Mr. Cuek di hukum"

"Gue mau liat ragil ah bel" Dengan bergegas nan berlari menuju lapangan membawa sebotol air mineral untuk ragil.

"Yaelah. Anak onta udah di cuekin masih aja ngejar". Bella lalu bergegas menyusul nan karna tau apa yang akan terjadi nantinya.

Setelah selesai dihukum lari keliling lapangan ragil bergegas mengambil tas nya di pinggir lapangan. Dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh nya ia mengusap sebagian yang ada di wajahnya. Kemudian ia duduk sejenak dan meluruskan kakinya di pinggir lapangan. Tiba2 seorang gadis menghampiri nya dan menyodorkan nya sebuah air mineral. Tanpa mengambil air itu lalu ragil berdiri dan menatap sinis wanita di hadapan nya.

" Gil? Ka.. Ka.. Mu.. Pasti capek yah. Hehee"sambil menggaruk tengkuk lehernya gadis itu berbicara dengan nada gugup. "I.. I.. Nii. Aku bawain kamu minum" Nan kembali menyodorkan minuman yang ia bawa.
Ragil hanya diam dan menatap sebotol air mineral yang di sodorkan kepadanya oleh seorang gadis yang kucel, culun dan sama sekali tidak ia sukai.
Lalu ragil meraih sebotol air mineral itu.
"Ya Tuhan semoga ragil meminum air pemberian ku" Ucap nandin dalam hati. Nan hanya tersenyum sambil menatap ragil.

Ragil membuka tutup air mineral itu, ia tidak meminumnya melainkan ia menumpahkan nya di hadapan nandin. Nandin hanya diam tak bergeming, begitupun Bella yang melihat dari kejauhan.

"Lo pikir gue mau minum air pemberian dari lo, secara lo tuh kucel dekil kaya gitu, pasti air yang lo bawa juga gak higenis" Dengan wajah yang datar ragil bicara sambil menatap nan yang hanya diam mematung. Lalu ragil membuang botol aqua itu ke wajah nandin, dan berlalu pergi menuju kelas nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAPAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang