Di bawah rindangnya pohon di depan rumah, terdengar suara yang sedang bersenda gurau.
"Aku mau tanya kenapa kamu mau jadi temen aku?
"Yak karena kamu itu gadis kecil yang baik dan...."
"Dan apa..."Gadis kecil dengan rambut sebahu itu mulai penasaran.
"Dan kamu itu orangnya asik." Balas anak cowok itu dengan senyumnya yang gembira.
"Ouh aku kira apa." Ucap gadis kecil itu menutupi wajahnya.
"Hahahah..."cekikikan itu membuatnya terdiam.
"Muka kamu kok jadi merah? Udah kaya kepiting rebus aja. Pekik anak cowok itu.
Tak lama seorang wanita keluar dari dalam rumah.
"Amanda, Nakha. Cepat masuk nak. Bentar lagi hujan. Nanti kalian sakit" Teriak Wanita itu.
"Iya bun." Jawab Amanda yang kemudian berlari menghampiri wanita yang ia panggil ibu itu, diikuti oleh Nakha yang beranjak dari tempatnya menuju rumah Amanda.
Waktu, membuat kedua anak kecil itu sama-sama terlarut dalam derasnya hujan di balik jendela rumah.
"Kenapa liat mulu ke jendela." Tanya Amanda dengan suaranya yang imut.
"Kamu tau? Aku itu suka hujan. Karena hujan bisa membuat orang-orang yang bersedih terlihat tegar. Walau di balik ketegarannya itu ada kesedihan yang terpendam. Jadi aku mau menjadi hujan."Jawabnya seraya menatap Amanda.
"Kenapa kamu mau jadi hujan?"Tanya Amanda.
"Karena aku mau jadi temen kamu selamanya. Agar gadis cengeng kaya kamu tetap tersenyum. Dan kamu berubah deh jadi gadis yang tangguh." Jawab Nakha.
"Ouh.., aku berharap kita akan selalu seperti ini Nakha." Ucap Amanda.
"Iya dong pasti. Tapi kalau nagis depan aku, aku gak mau ah jadi temen kamu lagi." Canda Nakha.
"Ihh nyebelinnn." Gumam Amanda, mengerucutkan bibirnya.
"Makannya jangan sering nangis." Untuk kesekian kalinya senyum itu berhasil membuatnya terdiam.
YOU ARE READING
Nakha
Teen FictionCinta masa kecil........ Dia berubah.......... Sahabat keciku telah pergi............ Tanpa aku................