~Coretanku Senja Itu~

50 5 9
                                    

1. Sehangat Pasir, Sedingin Mesir..

Hei Mesir,

Karena aku hanya mampu menyelipkan sebaris nama didalam doaku..

Demi rasa yg tak pernah mampu terungkap

Karena nyatanya sosokmu banyak yg mengagumi

Aku rindui dirimu hanya melalui suara,

lalu, terkunci dalam akhlaqmu yg mulia..

Rasa ini begitu sederhana, sesederhana getaran saat dirimu melantunkan Ayat-NYA.

Tapi, aku bisa apa selain diam !

Aku bisa apa !

Selain menuliskan tentangmu dalam sebait puisi,

Yang kuteriakan dalam sunyi paling senyap.

Aku menyadari ini belum semestinya.

Tapi jika mencintaimu adalah suatu kesalahan

Semoga kelak bersamamu adalah suatu kebenaran..

Nona, jika memang bukan dirimu yg Allah anugrahkan. . . . .

Maka, terimakasih pernah ada dan jadi apa yg aku lihat.

.

.

Karena saat ini, aku tengah bersabar dalam lautan Gurun ini

2. Kasih dalam diam

"Pak pak, kenapa bapak atau pria lainnya menggunakan perasaan kasih dan sayang bapak dg tindakan ? apa susahnya bicara aku sayang kamu nak "

"Karena, laut tak perlu menjelaskan kenapa ia luas. Tak perlu menjelaskan kenapa ia dalam. Yang terpenting ia dapat menjadi tempat bernaung, tempat hidup, dan tempat berlindung berbeda dengan ibumu,

Ia adalah seumpama camar, ia akan bicara sejujurnya yg padamu."

"Tetapi, tak semua laki-laki seperti itu. Ada lelaki yg seumpama ombak, ia bicara, berjanji, namun kosong, terlihat dalam, namun akhirnya hilang juga ".

Lelaki,

Tak perlu bicara

Saat menatap,

ia yakin

dan itulah kejujuran,

dan itulah lelaki

3. Senja Anganku

Dalam hening sayup-sayup bisikan sang bayu menyapaku

Bagai alunan melodi nan merdu

Seakan menyampaikan pesan-pesan penuh rindu

Pada dua hati yang saling memadu

Rindu yang hadir dari seorang insan

Dia yang selama ini jadi pujaan

Dia yang selama ini selalu kusemogakan

Dan dia yang selama ini aku harapkan

Memang Cintaku belumlah sempurna

Karena cintaku kini hanya untuk-NYA

Jika dirimu masih berkelana

Datanglah dengan mereka yang kau cinta

Halalkan aku di hadapanya.

4. Fana menjadi nyata

Sajak ini menerka fana
Mencari ujung dari rasa.
Ada apa dgn wahai suka
Sampainya kau disana
Fana kan tetap ada...

Jejaknya tak akan menjadi tiada
Juga sosoknya tak akan binasa
Terlanjur dihuni oleh wahai sayang..

Inilah saatnya
Lega menyikapi rasa
Fana telah menjadi nyata
Aku tak akan lagi terpenjara
Dibalik jeruji diam seribu bahasa..

Perasaan berjumpa dg fana
Beralih derita menjadi bahagia..
Atau, sebaliknya...
.

.
#BukanMinke

5. Teror Kata

Kuselundupkan kata-kata
Pada kasih
Jangan biarkan pengkhayal ini
Sampai meledaknya telak
Pada kalbumu...

Perihal sepi,
Yang kau anggap hentakan
Masih belum seberapa..

Kata-kataku , menantang selimut
Terang-terangan ingin menantangnya
Kan kuhabisi hingga tiada
Telak.. sampai akalmu pun tak berdaya..

Segeralah sadar wahai puan..
Bom waktu ada padaku
Teror ada padamu..

Di setiap fana,
Kau akan meledak
Bersamaku,
Berdua saja
Disaksikan kata-kata....

#BukanMinke

6. Minggu Ibu

Tenggelam dalam sanubari abu-abu
Hati terpaku menatap rindu..
Rindu sekian jauh raga ini berseru
Namun kenangan Minggu enggan berlalu..

Bak ayam yg kehilangan induknya dihari Minggu.
Sekitarnya ada mawar beranjak layu
Ditatap oleh mata si bisu..
Yg seketika ikut terharu..

Semenjak Minggu menjadi pilu
Ada tangisan yg tak lekang oleh waktu..
Ada janji yg tersimpan namaku .
Ada pelukan terakhir untuk sang ibu...

#BukanMinke

Coretanku Senja ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang