|1|

23 8 0
                                    

  GELAP

Oleh: Jexajoanna26

Aku membuka mataku perlahan. Mencoba mengumpulkan sel-sel dalam tubuh yang masih terpencar. Setelah sadar sepenuhnya, mataku mencari-cari sedang mulut dan otakku kompak berkata, "Ini... dimana?"

Gelap. Aku tidak bisa melihat apapun, menemukan apapun. Sesak! Pengap!
Sebenarnya aku dimana?

Tanganku mulai meraba-raba, tapi hanya udara kosong yang berhasil ku tangkap.

Ini dimana? Ruangan macam apa ini? Apakah tidak ada seorang pun yang meninggalkan penerangan walau hanya berupa sebuah lilin?

"Halo? Apakah ada orang disini?"
Aku mencoba memanggil seseorang, tapi... kenapa aku sendiri tidak bisa mendengar suaraku?

"Hei? Ada seseorang disini?"
Aku mengeraskan suaraku, tapi lagi-lagi aku tidak mendengar apa-apa. Ada apa dengan tenggorokanku?

"HEEIII!!"

Aku berteriak kencang, tetapi tidak sedikitpun suara yang aku keluarkan. Aku kenapa? Mengapa aku tidak bisa bicara?

Aku mulai gemetar. Aku benar-benar takut kegelapan. Keringat dingin mulai membasahi, sedangkan yang bisa ku lakukan hanya menangis ketakutan. Aku takut gelap.

Samar-samar aku mendengar suara.
Seperti ada beberapa orang berdialog, tetapi tidak jelas apa yang mereka bicarakan.

Aku mencoba menggapai-gapai. Semoga memang ada orang di ruangan ini.

Tanganku meraba kesamping.
Apa ini? Sebuah meja kah?
Aku mulai menjelajahi permukaannya dan mendapatkan sebuah benda. Ini gelas, aku tahu dan hafal bentuknya tanpa harus melihat. Aku akan membantingnya. Semoga suara yang dihasilkan membuat mereka tahu keberadaanku.

Tetapi, baru saja ingin ku banting, aku mendengar isakan. Hey, aku hafal suara itu. Itu milik ibuku. Ibuku terisak, ibuku ada disini.

Tidak beberapa lama kemudian terdengar satu kalimat menyusul, kalimat yang membuatku tersentak dan menghunus ulu hatiku.

PRAAANG!!!

Gelas yang kupegang tak mampu untuk aku pertahankan. Ia meloloskan diri dan jatuh saat beberapa detik yang lalu terdengar suara bariton berkata, "Aruna mengalami kebutaan."

Aku baru sadar. Oh Tuhan! Aku sekarang sedang berbaring. Ruangan ini, ruangan yang selalu ku tanyakan dimana, mungkin adalah sebuah rumah sakit.

Aku, si kecil gagu berusia 15 tahun, yang masih dianugerahi mata yang bisa melihat dan telinga yang masih bisa mendengar.

Aku ingat, mataku terkena serpihan kaca saat ada seseorang yang tak dikenal melemparkan sebuah batu tepat di kaca yang sedang aku hadapi. Serpihan itu menancap di kedua bola mataku. Aku menjerit, dan kemudian tidak ingat apapun.

Aku Aruna, si kecil gagu yang buta.

SELESAI


Jumat, 01 Februari 2019

Goresan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang