CHAPTER TWO_ Perkenalan

63 16 3
                                    

Bruk!

"Aw!"Keluh Selena saat ia dijatuhkan ke tanah.

"Um..Sama-sama?..."Kata pria tersebut sambil melipat sayapnya dan turun kebawah.

"T-terimakasih..."Kata Selena dengan gugup dicampur ketakutan.

"Tidak perlu takut kau aman sekarang.."Kata pria tersebut.

Selena mengangkat satu alisnya.

"Cheesy sekali.." kata Selena sambil membersihkan diri dari debu.

"Hey, memang benar bukan? Diselamatkan oleh pria tampan sepertiku.." Goda pria tersebut.

"Waw... terimakasih pangeran tampan.." kata Selena sambil memutar mata.

Sebenarnya, ia merasakan sedikit ketakutan terhadap pria aneh didepannya, namun, ia menahannya.

"Aku harap bantuanku sama saja dengan membersihkan tumpahan sirup tadi..."lanjut pria tersebut dengan nada mengejek.

"Ya...Kuanggap kita impas." Balas Sally

"Terserahlah.."kata pria itu pasrah.

"Uh....Omong-omong, dimana ini?..."Tanya Selena yang berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Kau ada ditempat dimana para vampire akan sulit mencari mu."Jawab pria itu sambil memamerkan wajah sombongnya.

"Aku masih tidak mengerti bagaimana mereka bisa kembali..."Kata Selena pelan.

"Ya..Vampire sekarang ada diatas rantai makanan dan mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau.."Jawab pria itu sambil memutar bola matanya.

"Umm...Selena Delane..."kata Sally sambil mengulurkan tangannya ragu.

"Oh? Jadi sekarang kau yang mengulurkan tanganmu?" Ejek pria itu.

'Yasudah kalau kau tidak mau!" Ambek Selena.

"Hahaha... Panggil aku Alvin..."Kata Alvin sambil membalas uluran tangan Selena.

"Um...Kau...ini....semacam vampire juga?..."Tanya Selena penasaran sekaligus ragu.

"Bukan,tapi aku sesuatu yang lebih menarik."Jawab Alvin sambil berkedip.

"Jawab Alvin sambil berkedip

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Um...ok?..."Kata Selena bingung.

"Aish...Apa kau tidak akan menanyakan ku tentang mahluk apa aku ini?..."kata Alvin dengan malas.

"Baik, Mahluk apa kau ini?..."Tanya Selena sarkastik

"Banyak yang memanggilku setan atau mungkin iblis,tapi aku lebih suka dipanggil Demon." Jawab Alvin dengan dramatis.

"Baiklah demon,apa yang harus kita lakukan sekarang?..."Tanya Selena dengan sarkastik.

"Maaf? Sejak kapan ada kita?..."balas Alvin dengan tidak kalah sarkastik.

"Terserahlah.."Jawab Sally dengan malas.

"Here's the deal. Kau ku biarkan tinggal bermalam disini dan mungkin ikut denganku? Asalkan kau mau menbantuku.."Kata Alvin dengan nada yang serius.

"Dan bantuan apakah itu?..."tanya Selena.

"Anggap saja aku ingin menyelamatkan seseorang atau sesuatu yang sangat berharga bagiku, dan aku butuh bantuan orang lain." Jawab Alvin.

"Apa keuntungannya bagiku?.."Tanya Selena.

"Ya....Kau kuijinkan ikut dalam perjalananku dan kau akan dapat jaminan perlindunganku."Jawab Jungkook.

"Maksudmu kita akan bepergian ke tempat-tempat yang berbeda? Dan jaminan perlindungan? Bukan bermaksud menyinggung, tapi....Kekuatan apa yang kau miliki?.."Tanya Selena

"1).Ya.Kita akan berpindah-pindah tempat karena tidak ada lagi tempat yang aman di planet sialan ini.
Dan (2). Kau sungguh ingin tau kekuatanku?..." kata Jungkook dengan nada yang sedikit menyeramkan.

Sebelum Selena bisa berkata apa-apa, jungkook berubah menjadi sesuatu yang bisa menghantui Selena untuk seumur hidup.

"Baik,baik! We have a deal! Jadi tolong kembali menjadi normal!..."Teriak Selena ketakutan.

"Hahahah!! Jangan pernah meremehkanku lagi dasar pengecut!"ejek Alvin.

"Y-ya..maaf..."jawab Selena.

"Tadi itu wujud asliku omong-omong..."kata jungkook.

"Kalau saja Lord Kharathost tidak mengasingkan ku ke dunia kumuh ini..."

Lanjut Jungkook pelan.

Mereka hening selama beberapa saat.

"Ya.....hari ini adalah hari yang cukup panjang, selamat tidur!"Kata Alvin sebelum ia memanjat ke atas pohon yang sangat tinggi.

"Tunggu,dimana aku akan tidur?..."tanya Selena bingung.

"Panjatlah pohon!.."teriak Alvin dari atas pohon.

Awalnya Selena agak sedikit ragu karena ia tidak handal dalam hal memanjat, tetapi kepalanya benar-benar pusing untuk memikirkan cara lain untuk tidur dengan hangat dan nyaman.

Setelah beberapa percobaan yang gagal,
Selena akhirnya sampai diatas pohon yang tidak begitu tinggi.

Ia terkejut melihat ada selimut dan bantal yang empuk ada diatas dahannya.

"Itu bagian dari deal kita,oke?..."teriak Alvin.

"Iya.Terimakasih!.."Balas Selena.

Ia pun membalut dirinya dengan selimut dan tertidur di atas dahan pohon dengan perasaaan bingung dicampur takut dan juga sedih disaat yang bersamaan.

Ia takut jika ia akan kehilangan teman-temanya dan keluarganya yang sangat ia cintai.

Ia takut bahwa hari esok, adalah hari terakhirnya di dunia ini.

Ia takut jika hal yang sama yang menimpa warga desa akan menimpanya,...Bahkan lebih buruk.

Ia berharap ini semua adalah mimpi sangatlah lama.

Tapi satu hal yang pasti dan akan selalu diingat oleh Selena.

'Ibu akan selalu bersamamu...'

Itulah hal terakhir yang ia ingat dari almarhum Ibunya.

"Hey, kau belum tidur?" Tanya Alvin.

"Belum.. memang kenapa?" Tanya Selena balik.

"Eumm...tidak apa-apa sih, hanya saja... aku jarang tidur di temani orang lain.." tanya alvin.

"H-hah?" Wajah Selena memerah.

"Aish.. bukan itu maksudku! Aku terbiasa sendiri dan--- ah terserahlah!" Ambek Alvin.

"Hahahha...Aku juga sering sendiri, tidak perlu kau kaktakan keras-keras, kau tahu?" Balas Selena sambil tertawa kecil.

"Hm." Balas Alvin singkat.

Ya.... sepertinya akan begini terus kan?

"Kau..." gumam Alvin.

"Hm?" Sahut Selena.

"Ah.. tidak jadi..."

"Kau ini mau ngomong apasih?" Tanya Selena geram.

"Ih sudah kubilang bukan apa-apa!" Balas Alvin.

"Hhh..."

KEESOKAN HARINYA...









Just kill me | C.TzuyuWhere stories live. Discover now